REVIEW - THE BOX

2 komentar

Di penghujung durasi, The Box memperlihatkan Park Chanyeol, bukan sebagai Ji-hoon (karakter yang ia perankan) melainkan dirinya sendiri, membawakan sebuah lagu di studio. Rekaman penampilan biasa. Bukan bagian cerita, tidak pula dikemas dengan sentuhan artistik "macam-macam". Tapi mayoritas penonton berteriak histeris. Di situ saya sadar, bahwa film ini (yang dirilis tak sampai seminggu sebelum sang aktor memulai wajib militer) memang dibuat khusus bagi EXO-L (penggemar EXO), atau lebih spesifik lagi, untuk Yeolmaes (Park Chanyeol's stan). 

Sebaliknya, penonton kasual takkan merasakan "sengatan perasaan", sebagaimana saat para penggemar terbuai tiap kamera menyorot wajah Chanyeol dari dekat. Padahal, karya Yang Jung-woong selaku sutradara sekaligus penulis naskah ini, mengusung premis menarik, bahkan berpotensi melahirkan tuturan emosional mengenai "getting out of your box". 

Ji-hoon adalah musisi berbakat. Suaranya merdu, permainan gitarnya pun mumpuni. Tapi ada satu masalah: dia tidak mampu bermusik di depan orang. Sedemikian akut demam panggungnya, Ji-hoon bisa sampai pingsan di atas panggung. Kondisi itu disebabkan trauma masa kecil, di mana sang ayah acap kali melakukan tindak kekerasan pada sang ibu, pula menentang kesukaannya bermusik.....atau semacamnya. 

Entahlah. Sebagai film seputar trauma berkepanjangan, The Box cenderung "pelit" berbagi kisah. Penggalian minim dilakukan, di mana momen flashback cuma muncul beberapa kali secara sekilas, yang jika ditotal, takkan menyentuh tiga menit. Benar bahwa kita tahu garis besar penyebabnya. Tapi "tahu" belum tentu "paham", apalagi "ikut merasakan". Serupa karakternya, tiap ketakutan menyergap, film harus bisa membawa pikiran penonton terlempar menuju peristiwa pemantik kondisi mental tersebut, sehingga tumbuh simpati, atau malah empati. Proses itu tidak terjadi.

Naskahnya terlampau buru-buru nyaris di semua hal. Selain dinamika psikis protagonis, hubungannya dengan Min-soo (Jo Dal-hwan), mantan produser berbakat yang kini terlilit utang, juga sama lemahnya. Mendadak kita sampai pada titik di mana secara tidak sengaja, Min-soo mendengar Ji-hoon bernyanyi. Mendadak pula, keduanya sudah muncul dengan ide, bahwa untuk mengatasi demam panggung Ji-hoon, ia harus bernyanyi dalam kardus kulkas. Semua serba mendadak, tanpa proses memadai. Tempo bertutur Jung-woong cukup lambat, namun progres cerita naskahnya bergerak (terlalu) cepat. Tidak sinkron.

Tentu saja kelemahan naskah di film musikal dapat termaafkan apabila memiliki sekuen musik berkualitas. Selain deretan original soundtrack, filmnya diisi nomor-nomor populer, sebutlah Bad Guy, A Sky Full of Stars, Happy, What a Wonderful World, dan lain-lain, yang cukup memudahkan proses penonton kasual menikmati musikalnya. Sayang, urusan kreativitas, pengadeganan sang sutradara jauh dari konsisten. Bad Guy tersaji cukup imajinatif, pula klimaksnya yang menampilkan puluhan drumer. Favorit saya adalah What a Wonderful World, tatkala Ji-hoon berduet dengan penyanyi buta bernama Nana (Kim Ji-hyun). Di situ Jung-woong memamerkan sensitivitasnya, ketika harmonisasi dua musisi mampu membuat mereka melihat dunia yang lebih berwarna, yang tak mampu dihalangi oleh "kotak" apa pun. 

Sisanya hanya barisan musikal medioker, tanpa dihiasi estetika menawan, yang bahkan kalah menghibur dibanding menyaksikan performa para grup idola di acara-acara musik televisi. Adegan musikal yang baik bukan sebatas kompilasi lagu, melainkan bagian alur yang membawa karakternya berproses. The Box tak (selalu) melakukan itu, sehingga walau Chanyeol sudah menghantarkan akting semaksimal mungkin, dampak emosi gagal tersampaikan sebagaimana mestinya.

Tapi kembali lagi, The Box memang berjalan sesuai tujuan dasarnya, yakni memuaskan penggemar Park Chanyeol. Jika tidak timbul perasaan iri ketika Nana meraba-raba wajah Ji-hoon guna mencari tahu seberapa tampan dia, artinya anda (dan saya) memang bukan target pasar film ini. 

2 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

buat aku yang exo l tapi ga terlalu exo l recomended ga? wkwk

Rasyidharry mengatakan...

Masih watchable, apalagi kalo Chanyeol stan 😁