REVIEW - THOSE WHO WISH ME DEAD

3 komentar

Berbeda dengan dwilogi Sicario, Hell or High Water, maupun Wind River selaku debut penyutradaraannya (Vile adalah "anak yang tak dianggap"), film ini bukan studi karakter mumpuni bersampul aksi/thriller yang jadi ciri khas Tyalor Sheridan. Mengadaptasi novel berjudul sama karya Michael Koryta (juga menulis naskahnya bersama Charles Leavitt dan Sheridan), Those Who Wish Me Dead ibarat throwback bagi judul-judul rilisan 90-an, yang mengetengahkan kejar-kejaran sederhana, dengan latar tak kalah berbahaya yang sesekali turut memberi ancaman.

Tapi ada hal menarik di balik struktur kisahnya. Protagonisnya bernama Hannah (Angelina Jolie), seorang smokejumper yang sulit melepaskan rasa bersalah, menunjukkan tanda-tanda suicidal, akibat kematian tiga anak muda dalam sebuah kebakaran hutan. Tapi kata "me" di judulnya merujuk pada Connor (Finn Little), yang nyawanya terancam, diburu oleh dua pembunuh yang mengincar rahasia milik ayahnya. Kedua pembunuh tersebut adalah Jack (Aidan Gillen) dan Patrick (Nicholas Hoult), yang memperoleh screen time terbanyak, khususnya di paruh pertama.

Jika mayoritas action thriller 90an berstatus star vehicle bagi si bintang utama, maka Sheridan ingin membuat ensemble, yang membagi rata sorotannya. Kisah bocah yang dipaksa bertahan hidup meski baru kehilangan ayahnya, kisah penebusan dosa sesosok wanita, serta kisah dua pembunuh menjalankan misi. Meski Jack dan Patrick jelas penjahat kejam, terdapat dinamika yang menjauhkan penokohannya dari kesan one-dimensional. Mereka bukan robot patuh berdarah dingin. Bagi Jack, semuanya bisnis. Sedangkan Patrick sesekali menyiratkan bahwa menghabisi nyawa bukanlah pekerjaan ringan.

Tapi tidak bisa dipungkiri, kelas Those Who Wish Me Dead berada di bawah karya-karya Sheridan sebelumnya. Bukan kali pertama ia menampilkan protagonis dengan psikis terguncang, namun baru di sini presentasinya generik. Latar belakang Hannah berakhir sebatas tempelan, pun prosesnya menangani trauma melalui penebusan dosa dipenuhi keklisean, yang juga serba menggampangkan dinamika psikis manusia. 

Setidaknya Jolie tampil believable sebagai pemadam kebakaran yang menolak ketidakberdayaan, meski sudah jatuh dari menara pengamatan, terserempet sambaran petir, dipukuli habis-habisan, hingga terjebak kobaran api ganas. Tapi wanita pencuri perhatian bukan Jolie saja. Walau memiliki Jon Bernthal alias Punisher sebagai Ethan si polisi, filmnya mengesampingkan machismo dan memberi ruang bagi sang istri, Allison (Medina Senghore) yang tengah hamil untuk angkat senjata.

Perihal eksekusi aksi, dibantu CGI yang lumayan meyakinkan menghidupkan kebakaran hutan selaku panggung klimaks (Jack dan Patrick menyalakan api guna menciptakan distraksi), Sheridan nyatanya tetap piawai membangun intensitas, meski skalanya meningkat dibanding debutnya. Tapi poin terbaik dalam aksi Those Who Whis Me Dead adalah saat di beberapa titik, karakternya yang berprofesi sebagai pemadam kebakaran hingga pengajar survival school, memamerkan beberapa metode bertahan hidup untuk beragam situasi (pemakaian distress word, sampai menghindari sambaran petir dan kobaran api).


Available on HBO MAX & CINEMAS

3 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

Posternya kayak film horor jadi takut nnton �� tapi yang main tante ang-jol... Jadi ambil dynasty warrior ��

Bang review dynasty warrior dong, ini film kayaknya udah sering dibikin dari jama 80-90an yang terakhir 200an juga ada deh kalo gak salah. Tapi di dynasty warrior yang ini bener2 basicnya ikutin yang di game ps. Jadi penasaran apakah bakalan dibikin sequelnya dan bakalan seseru gameny?����

Achyar Nur Sohid mengatakan...

Peran antagonis nya killer banget dah.. walaupun Nicholas Hoult tidak terlalu cocok jadi mercenary.. lebih cocok si Jon Bernthal :D

Anonim mengatakan...

Abis nonton. Bingung kenapa si killer itu rela mati2an ngejar ayah dan anak. Emg rahasianya apa? Sampe segenting itu. Dan bukankah itu (pembunuhan) suruhan pemerintah? Tp akir malah ada rombongan FBI dateng. Jd inti rahasia yg bapaknya minta kasih ke media tuh apa? Kaya ga dapet aja feel sebegitu ngejarnya tp kita gatau apa dikejar.