REVIEW - THE COURIER

3 komentar
Christian Bale menurunkan berat badan hingga 27 kilogram demi peran di The Machinist (2004), sementara bobot 50 Cent berkurang 23 kilogram di All Things Fall Apart (2011). Jumlahnya tidak jauh beda, namun saat kasus pertama menghasilkan kisah legendaris tentang totalitas aktor, kasus kedua cenderung terlupakan. Semua kembali ke filmnya. 

Di The Courier, yang diangkat dari peristiwa nyata mengenai pebisnis yang direkrut menjadi agen rahasia MI6, berat badan Benedict Cumberbatch turun sekitar 10 kilogram. Tapi namanya tak banyak dibicarakan dalam bursa taruhan ajang penghargaan. Bukan kekeliruan sang aktor, sebab film ini, meski masih pantas disebut "well-made", gampang dilupakan, tenggelam di antara judul-judul lain yang lebih superior.

Di tengah krisis Perang Dingin, pihak CIA dan MI6 perlu mengekstrak informasi perihal program nuklir Uni Soviet dari Oleg Penkovsky (Merab Ninidze), anggota GRU (intelijen militer Soviet) yang hendak membelot. Karena mengirim agen dirasa berisiko, maka direkrutlah Greville Wynne (Benedict Cumberbatch), yang memang kerap bepergian ke luar negeri guna menjalankan bisnis. Wynne diminta menjadi kurir informasi, dengan berpura-pura menjalin bisnis dengan Penkovsky. 

Cumberbatch baru tampil dengan kepala botak dan tubuh kurus kering mengenaskan kala cerita memasuki paruh akhir, tapi bukan masalah, karena dia menawarkan lebih dari sekadar transformasi fisik. Berkat kombinasi akting dramatik dan sedikit comic timing, Cumberbatch tampil apik menghidupkan individu yang terjebak di banyak ketidaktahuan serta keterkejutan. Seorang pria yang terlibat dalam misi berbahaya demi keluarga, namun malah berpotensi kehilangan mereka (baik karena ancaman pihak Soviet, maupun dosa masa lalunya). 

Bagi Cumberbatch, thriller spionase berlatar Perang Dingin bukan hal baru. Sebelumnya ia pernah muncul di Tinker Tailor Soldier Spy (2011), yang bisa dibilang sebuah "sajian tingkat lanjut" di genre tersebut. Sebaliknya, The Courier merupakan "tingkat dasar". Dibanding banyak sesamanya, film karya sutradara Dominic Cooke ini lebih bersahabat bagi penonton luas. 

Nuansa yang tak terlalu "dingin", alur yang tidak rumit, pula tempo yang tidak terlalu lambat (bahkan termasuk cepat, misalnya saat Cooke memunculkan ketegangan lewat fast cut, guna menggambarkan jika Uni Soviet punya mata-mata di seluruh penjuru negeri). The Courier adalah spionase Perang Dingin bagi kalangan awam. 

Berjalan di garis batas aman adalah tujuan film ini. Tampak dari pesan yang coba disampaikan, tentang bagaimana seorang rakyat biasa mampu mengubah arah sejarah. Naskah buatan Tom O'Connor (The Hitman's Bodyguard) mengetengahkan heroisme, seolah mengacuhkan gambaran lebih besar, soal pemerintah (negara mana pun) yang kurang peduli pada keselamatan pihak-pihak yang berjasa bagi mereka. Sedikit disinggung, tapi tidak secara tajam, dan terkesan malu-malu.

Walau tak sekali pun menyentuh titik intensitas tertinggi, karena tidak ada momen di mana sang protagonis benar-benar di ujung tanduk (kecuali titik balik di paruh akhir tentu saja), The Courier takkan membosankan, karena pengemasannya yang tergolong ringan. Tapi setelah beberapa hari (atau malah jam), anda mungkin sudah melupakan detail-detailnya.



Available on PRIME VIDEO (US)

3 komentar :

Comment Page:
Maul mengatakan...

bang review G.I Joe Snake Eyes Origins dong

Rasyidharry mengatakan...

Nggak rela keluar duit 280K buat ngerental tuh felem

Anonim mengatakan...

Download gratisan aja bang, biar menunjukkan betapa worthnya tuh film buat hanya didonlot(bukan untuk dibeli) #OoooPs