REVIEW - MARUI VIDEO

8 komentar

Premis Marui Video mengangkat tentang penyelidikan atas sebuah video barang bukti kasus pembunuhan yang konon menyimpan misteri beraroma mistis. Filmnya berada di titik terbaik tiap memposisikan elemen mistis sebagai hal untuk diselidiki, alih-alih suatu bentuk ancaman sebagaimana kebanyakan horor found footage. Karena saat itulah ia sungguh-sungguh bercerita.

Penyelidikan itu dilakukan oleh seorang reporter bernama Kim (Seo Hyun-woo), yang mempunyai akses ke kantor kejaksaan tempat video itu disimpan. Kabarnya konten video tadi amat brutal sehingga eksistensinya dirahasiakan dari publik. Benarkah sebrutal itu? Sayangnya tidak. Isinya sebatas pasangan kekasih yang menginap di kamar losmen, sebelum si pria menusuk si wanita sampai mati. Berdarah, namun tak seekstrim yang dihebohkan sejak awal durasi. 

Walau memang betul jika video tersebut menyimpan misteri. Si pelaku seperti kerasukan, dan di pantulan cermin nampak sesosok hantu pemuda. Kim pun melakukan investigasi dengan tujuan memproduksi dokumenter. Investigasi itu membawanya mengungkap tragedi kelam penuh kejutan yang menimpa sebuah keluarga. 

Yoon Joon-hyeong selaku sutradara sekaligus penulis naskah murni mengemas separuh pertama filmnya sebagai investigasi. Hal mistis masih bersifat pertanyaan yang mesti dipecahkan, ketimbang ancaman bagi keselamatan karakternya. Penonton diarahkan untuk memahami bahwa figur hantu atau arwah gentayangan bukan entitas jahat, melainkan kebengisan manusia selaku makhluk jahat yang sebenarnya.

Temponya cepat. Pertanyaan dilempar, jawaban sarat kejutan didapat, pertanyaan baru mencuat. Butuh atensi tinggi dalam menonton agar tak melewatkan informasi penting, dan itu mudah dilakukan, sebab Marui Video cukup terampil mengikat perhatian dengan memancing rasa penasaran. Penonton yang mencari barisan penampakan pun, asal mau berpikiran terbuka dan memberi filmnya kesempatan, takkan mengeluh walau Marui Video sangat jarang melempar jump scare. 

Sayang, seperti mulai kehabisan amunisi, paruh kedua Marui Video membawanya beralih ke tontonan horor found footage generik minim kengerian. Diawali upacara pengusiran setan yang berlangsung terlalu lama, sekaligus jadi cara yang terlampau gampang untuk mengungkap tabir misteri (berlawanan dengan teknik investigasi yang dipakai sepanjang durasi). 

Begitulah sisi negatif elemen mistis di naskah film horor, yang kerap dipakai sebagai jalan keluar mudah saat si penulis kehabisan ide. Dari situ filmnya runtuh. Penuturan soal "kekejaman yang menyebar layaknya kutukan" berjalan lebih rumit dari seharusnya, sedangkan klimaksnya menggabungkan shaky cam dengan penyuntingan luar biasa kacau yang membuat filmnya makin memusingkan. Setidaknya di paruh awal Marui Video sempat tampil menjanjikan, bak versi Korea Selatan dari Noroi: The Curse

8 komentar :

Comment Page:
Satriya Widayanto mengatakan...

Review 65 gak Bang?

Anonim mengatakan...

65 blm tayang di indo gasi?

steve haeckal mengatakan...

Tayang besok di XXI

Anonim mengatakan...

gue udah nonton ini film MARUI VIDEO keren banget anjritttt

film korea plot twist nya bagus di drama thriller dibandingkan dengan di horror

skor 7/10

Anonim mengatakan...

tepok jidat : film rating bagus nggak di tonton cuma di komentari, film jelek di caci maki doang tapi laris manis

Anonim mengatakan...

marui video film lumayan bagus

Bayu Habibis mengatakan...

di xxi bjm kagak tayang apa ya, dah ngecek dari kemaren-kemaren padahal, penasaran biasanya korea horrornya ok

Anonim mengatakan...

Bukannya biasanya di cinepolis or cgv ya Korea