REVIEW - #OOTD: OUTFIT OF THE DESIGNER

25 komentar

Menilik judulnya, mudah menebak kalau #OOTD: Outfit of the Designer bakal membicarakan seluk-beluk fashion, dan selama sekitar 30 menit pertamanya, begitulah debut penyutradaraan Dimas Anggara ini bergulir. Setengah jam yang menjanjikan banyak hal. Kapan lagi film kita membahas dunia mode? 

Mengambil latar Birmingham, terjadilah pertemuan dua mahasiswa Indonesia: Nare (Jihane Almira) yang bercita-cita menjadi desainer, dan Bagas (Rangga Nattra) si fotografer. Sewaktu baju-baju karya Nare hendak dipasarkan, Bagas bersedia memfoto secara cuma-cuma. Tentu keduanya bakal terlibat asmara bukan? Ya, namun tak sesederhana itu.

Mereka berasal dari kelas ekonomi berbeda. Di adegan pembuka, kita melihat Nare yang berasal dari keluarga kaya menerima uang saku bulanan dari sang ayah, sedangkan Bagas si penerima beasiswa mengirim uang ke orang tuanya yang kurang mampu. Bagas pun selalu menolak tawaran Nare untuk mampir ke apartemennya dengan alasan sibuk mengerjakan tugas. 

Setengah jam pertamanya tampil menarik, sebab alih-alih sebatas menghadirkan tarik ulur percintaan Nare dan Bagas (yang interaksinya senantiasa menarik berkat penampilan natural kedua pemain), alurnya tidak lupa menyoroti kehidupan Nare sebagai perancang busana, dari prosesnya menyelesaikan tugas akhir, hingga keputusan mengadakan peragaan busana di jalanan bersama tiga temannya sesama orang Indonesia: Luni (Asmara Abigail), Dantie (Jolene Marie), dan Mala (Givina Lukita). 

Naskah buatan Indra Bayu, Tassia Mariska, dan Delly Malik Muharyoso belum terlalu dalam kala mengeksplor tetek bengek fashion, pun ada kalanya terlalu bergantung pada tuturan verbal sehingga terkesan cerewet, namun di tengah keseragaman tema perfilman Indonesia, apa yang Outfit of the Designer tampilkan di paruh awalnya sudah cukup menyegarkan. 

Bagaimana dengan penyutradaraan perdana Dimas Anggara? Dibantu tata kamera garapan Faozan Rizal, Dimas menyusun gambar-gambar cantik yang menangkap nuansa khas Eropa, dengan gaya arsitektur yang selalu nampak "elegan" di mata masyarakat Indonesia. Pengarahan Dimas di departemen visual tidak mengecewakan, tapi lain cerita jika membicarakan tata audio. 

Pemakaian lagu C.H.R.I.S.Y.E. demikian menonjol di sini, yang harus diakui memang pas mengiringi keseharian karakternya. Tapi rasanya tidak perlu diperdengarkan hingga tiga kali. Begitu lagu akhirnya berubah, pilihan malah jatuh ke Separuh Aku milik Noah yang kecocokannya patut dipertanyakan. Bukankah lebih baik memaksimalkan isian musik Andi Rianto?

Memasuki sejam terakhir, fokus bergeser sepenuhnya ke romansa, yang membuat Outfit of the Designer kehilangan kesegaran. Lalu ketika Aksa (Derby Romero) datang sebagai pesaing cinta Bagas, alurnya terjerumus ke pola penceritaan ala sinetron, di mana sang protagonis mendadak mengalami penderitaan demi penderitaan tanpa akhir, yang makin lama makin dipaksakan, dan tentunya, secara bertahap melucuti kualitas filmnya.

Penurunan kualitas Outfit of the Designer di satu jam terakhir adalah sesuatu yang harus dilihat dengan mata kepala sendiri untuk bisa dipercaya. Entah apa yang ada di kepala para penulis sampai meruntuhkan pondasi solid yang telah dibangun. Apakah mereka terlalu banyak menonton telenovela dengan segala nasib buruk si tokoh utama wanita?

Begitu 107 menit durasinya berakhir, saya pun bertanya-tanya, "Apa yang sebenarnya mau film ini sampaikan?". Apakah soal gambaran kehidupan mahasiswa fashion di Birmingham? Pesan empowerment mengenai keharusan wanita untuk segera keluar dari hubungan toxic? Kritik seputar kerusakan lingkungan (yang malah terasa sebaliknya karena Bagas akhirnya menerima identitas orang tua Nare)? Saya kebingungan, dan mungkin saja para penulisnya pun demikian.

25 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

kita tidak di buat bingung jika Lele Laila terlibat bersama Indra Bayu, Tassia Mariska, dan Delly Malik Muharyoso dalam naskah pasti film nya kontroversial

Anonim mengatakan...

seluk beluk LGBTQ+

Anonim mengatakan...

derby romero hot issues sugar daddy macho man

Anonim mengatakan...

asmara abigail keren

Anonim mengatakan...

plot twist yang tepok jidat

Anonim mengatakan...

film ctarrr membahana

Anonim mengatakan...

kurang laku di pasaran, drop layar bioskop

Anonim mengatakan...

wait netflix aja

Anonim mengatakan...

cie cie hedon segala sesuatu bisa di bayar, cuih...

film terbaik awal 2024

Anonim mengatakan...

jelek banget ini film junkfood

Anonim mengatakan...

nggak tahan lihat derby romero,,,,pengen....

Anonim mengatakan...

skor film jelek banget, gue beri skor : 9/10

Anonim mengatakan...

ancur banget iki movie

Anonim mengatakan...

maaf, nggak minat nonton

Anonim mengatakan...

kasihan turun layar

Anonim mengatakan...

kalau OODT film kolor pasti laku keras karena seram

Anonim mengatakan...

OOTD HORROR BANGET

Anonim mengatakan...

film apaan cih

Anonim mengatakan...

penasaran film ini film apa, nonton tadi malam, emang sekeren itu filmnya...cuma buang duit aja

Anonim mengatakan...

apapun film nya aku cinta produk indonesia

Anonim mengatakan...

film lontong dan lemper

Zhee TheInnocentBoy mengatakan...

Gak nyangka aktingnya Jihane bagus juga pas sad scene ikut terharu

Anonim mengatakan...

film khayalan kelas atas, nggak laku...turun layar di biiskop

Anonim mengatakan...

nggak ada di bioskop film nya

Anonim mengatakan...

mau nonton ke bioskop...eh, nggak ada film nya...prank