REVIEW - A BUSINESS PROPOSAL
Sungguh disayangkan saat adaptasi dari webtoon The Office Blind Date karya HaeHwa ini, yang juga sempat diangkat menjadi drakor populer berjudul Business Proposal pada 2022 lalu, akan lebih diingat karena kontroversi di balik layarnya. Padahal A Business Proposal termasuk salah satu adaptasi yang bisa mengulangi pengalaman menyenangkan saat menikmati materi asalnya. Singkatnya, sebuah komedi romantis yang manis.
Garis besar ceritanya masih sama. Sari (Ariel Tatum), seorang karyawan perusahaan makanan, mendatangi kencan buta dengan berpura-pura menjadi sahabatnya, Yasmin (Caitlin Halderman), yang malah membawanya bertemu dengan bos barunya, Utama (Abidzar Al Ghifari). Yasmin sendiri justru terpikat pada Satrio (Ardhito Pramono), adik Utama.
Naskah buatan Adhitya Mulya memang terlihat ingin sebisa mungkin mempertahankan seluruh aspek penceritaan drakornya. Tentu ada harga yang mesti dibayar dari upaya memadatkan drama 12 jam menjadi film 117 menit. Di beberapa titik termasuk konklusinya, A Business Proposal bergerak buru-buru, dan sebatas "menampilkan" tanpa mampu "mendalami" barisan masalah yang ada.
Setidaknya para penggemar takkan merasa tontonan favorit mereka dipermak habis-habisan. Mungkin perlu waktu bagi filmnya untuk menemukan pijakan, tapi selepas melewati babak pertama, romansa yang sempat serba kaku mulai terasa manis, pun humor yang tadinya hambar akibat lemahnya timing pengadeganan perlahan menemukan efektivitas dalam memancing tawa. Seperti dua sejoli yang awalnya canggung tatkala baru berkenalan, sebelum akhirnya menemukan keserasian selepas beberapa waktu memadu kasih.
Membicarakan humor tak bisa lepas dari penampilan Caitlin Halderman yang menggila, di mana sang aktris sanggup mengubah materi sesederhana apa pun menjadi kekonyolan luar biasa. Caitlin mendefinisikan istilah "scene stealer" berkat kemampuannya mengolah segala jenis amunisi (verbal, gestur, ekspresi), yang bahkan membuat meet cute antara Yasmin dan Satrio terasa lebih memikat dibanding pertemuan dua tokoh utamanya.
Bukan berarti Ariel Tatum dan Abidzar tampil buruk. Chemistry keduanya terjalin apik, pun sebagai individu, mereka membawa kekuatan yang serupa. Baik Ariel maupun Abidzar sama-sama mengedepankan pendekatan natural. Ariel tidak dibuat-buat dalam menghidupkan sosok gadis canggung, Abidzar pun enggan bertingkah sok ganteng (sesuatu yang kerap menjebak banyak aktor medioker kala memerankan figur eksekutif muda).
Menarik pula melihat karakter Utama digambarkan tidak sekejam Kang Tae-moo di versi drakor. Sebuah pilihan bijak dari naskahnya, mengingat berbeda dengan 12 episode drakor, keterbatasan durasi film bakal menyulitkan tersajinya transformasi natural dari si karakter. Meski di lain pihak, naskahnya juga lalai menjustifikasi hal-hal "menyeramkan" yang sempat Utama lakukan terhadap para karyawan kantor (yang ternyata begitu ia pedulikan) di awal kemunculannya.
Eksekusi dramanya, biarpun diganggu oleh penuturan yang tergesa-gesa, masih memunculkan kehangatan di beberapa kesempatan (Sari yang berusaha menguatkan Utama di tengah guyuran hujan yang mendatangkan trauma, flashback masa lalu Utama dan Satrio, kedekatan Sari dengan keluarganya). A Business Proposal memang menyisakan beberapa kelemahan, tapi ia jelas layak mendapat reputasi yang lebih baik.
1 komentar :
Comment Page:Wah ratingnya ternyata tidak buruk dari mas rasyit, tapi udah kadung diboikot gara gara sang aktor. cocok jadi pembelajaran untuk para produser dalam memilih aktor aktrisnya.
Posting Komentar