CITIZENFOUR (2014)

4 komentar
Satu hal paling mengejutkan dari dokumenter garapan Laura Poitras ini adalah fakta bahwa segala hal mengenai "The government is watching you all the time" memang benar adanya. Bahkan sebelum kemunculan Edward Snowden ke publik, sudah banyak isu bermunculan bahwa pemerintah Amerika melalui National Security Agency (NSA) lewat aktivitas kita di internet. Akun facebook, e-mail, pencarian di Google dan YouTube, semuanya terpantau lengkap. Alasan kenapa banyak orang termasuk saya tidak terlalu percaya karena daripada kenyataan semua itu lebih terdengar seperti plot dalam film espionage atau political thriller. Apa kita benar-benar hidup layaknya Jim Carrey dalam The Truman Show? Kecurigaan itu yang mengarahkan Laura Poitras untuk membuat dokumenter tentang domestic surveillance sejak 2012. Tapi jawaban mengejutkan baru ia terima saat Januari 2013 Laura menerima e-mail enkripsi dari seorang asing bernama "Citizen Four" yang menawarkan diri untuk membuka segala rahasia tentang tindakan ilegal NSA.

Filmnya bergerak cepat, tapi pada paruh awal terasa lambat. Kesan "cerewet" karena banyaknya perdebatan yang mayoritas hadir di persidangan tidak memberikan apapun kecuali elakan pihak NSA akan berbagai tuduhan. Suatu hal yang sudah bisa diduga. Tapi itu hanyalah extended opening, sampai sosok "Citizen Four" menampakkan wajah aslinya: Edward Snowden (saat itu 29 tahun) seorang analis dan system administrator yang pernah bekerja bagi banyak lembaga inteligen seperti CIA dan tentunya NSA. Saat itulah filmnya mulai benar-benar bergerak. Mayoritas hanya memperlihatkan percakapan antara Edward Snowden dengan jurnalis investigasi Glenn Greenwald serta wartawan dari "The Guardian" Ewen MacAskill dalam sebuah kamar hotel di Hong Kong selama kurang lebih delapan hari. Namun disitulah semua kejutan serta ketegangan terjadi. Segala rasa yang tidak terduga bakal muncul dari sebuah dokumenter, bukannya film thriller Jason Bourne.
Citizenfour akan menamparmu lalu menyadaranmu bahwa faktanya sesuatu yang unbelievable sesungguhnya memang terjadi. Hanya saja para penguasa melakukan brainwashing lewat media termasuk film itu sendiri. Mengejutkan, sekaligus mengerikan saat mengetahui semua konspirasi teori yang sekilas tidak lebih dari kisah fiksi ternyata berupa kenyataan. Tapi disaat sebuah film seperti ini yang punya premis menghadirkan rahasia besar pada tingkatan tertinggi sukses mengejutkan penontonnya, itu sudah bisa diperkirakan. Memang amat mengejutkan, tapi bukankah itu ekspektasi dasar yang kita miliki sebelum menonton? Apa yang membuat film ini berada di atas ekspektasi adalah keberhasilannya membangun ketegangan pada intensitas tinggi. 

Ketegangan, kecemasan, dan kesan paranoid terasa begitu kuat disini. Filmnya bisa saja bernuansa courtroom drama, tapi Laura Poitras memilih kesederhanaan bertutur. Lebih banyak berfokus pada obrolan di kamar hotel, Citizenfour terasa begitu intim mengiringi pengungkapan satu per satu fakta dari mulut Edward Snowden. Kita semua pasti pernah terlibat obrolan dengan beberapa teman, dimana salah seorang diantara mereka mulai membicarakan sebuah rahasia serius, yang tidak boleh didengar oleh orang lain. Pastinya ada rasa tegang bercampur aduk dengan penasaran dan rasa antusias untuk mendengar jauh lebih banyak. Ketegangan yang hadir karena kekhawatiran kalau saja ada orang lain yang tidak diinginkan mencuri dengar cerita tersebut. Perasaan itu bakal memberikan rasa takut pada kita, kesan paranoid yang kental meski hanya mendengar suara benda terjatuh atau langkah kaki mendekat. Perasaan tidak nyaman penuh ketidak pastian itulah yang hadir dalam film ini. 
Setiap orang memasang raut wajah tegang, bicara dengan hati-hati, bahkan sampai menulis obrolan di secarik kertas untuk meminimalisir resiko ketahuan. Pada akhirnya hal-hal insidenta seperti alarm kebakaran yang berbunyi tidak pada waktunya pun menimbulkan kecurigaan. Citizenfour memang berfokus pada cerita, tapi juga melakukan observasi mendalam pada sosok Snowden. Dia begitu yakin bercerita dan memahami segala resiko yang akan ia tanggung. Tapi disaat semua kekhawatiran menjadi nyata, Laura Poitras sanggup menangkap kerapuhan dan ketakutan yang menyelimuti Snowden. Setelah itu filmnya berlanjut dengan berbagai obrolan sembunyi-sembunyi lewat chat, bahkan ditutup dengan sebuah twist yang memberikan tease akan sebuah konspirasi yang jauh lebih besar. Meninggalkan kesan cliffhanger yang seolah memberikan tease untuk sekuel. Segala kesan yang umumnya muncul pada film-film thriller dramatik daripada dokumenter. 

Verdict: Citizenfour is a real modern-life horror story, disaat kemajuan teknologi serta internet begitu merajalela hingga sampai pada tingkatan yang sulit untuk dipercaya. Mengajak penontonnnya untuk sadar dan membuka mata dengan segala kenyataan yang ada bahwa segala teori konspirasi memang benar adanya. Memberi tahu bahwa (US) Government doesn't give any single fuck about you.

4 komentar :

Comment Page:
Unknown mengatakan...

biasanya nonton dmana mas?yg beserta indonesia subtitle..trims :)

Rasyidharry mengatakan...

Donlot di ganool & torrent. Subtitle bisa cari di subscene

Unknown mengatakan...

gak pengen review leviathan mas?hehe

Rasyidharry mengatakan...

Nanti, ada waktunya
:D