RUQYAH: THE EXORCISM (2017)
Rasyidharry
Oktober 06, 2017
Baskoro Adi Wuryanto
,
Celine Evangelista
,
Evan Sanders
,
horror
,
Indonesian Film
,
Jelek
,
Jose Purnomo
,
REVIEW
16 komentar
Pengabdi Setan telah mengeset standar baru bagi horor tanah air sebagaimana The Raid dan sekuelnya pada genre aksi beberapa tahun lalu. Namun Ruqyah: The Exorcism akan tetap buruk bahkan apabila eksis dalam dunia di mana Pengabdi Setan tidak pernah dibuat sekalipun. Benar bahwa tingkat efektivitas horor untuk tiap penonton berlainan, tapi sewaktu seisi bioskop kompak tertawa sepanjang durasi, bisa dipastikan ada yang salah pada filmnya. Setidaknya itu pengalaman saya, ketika bersama puluhan penonton lain, selalu geli mendapati ekspresi Evan Sanders atau kemasan clumsy saat Celine Evangelista kesurupan lalu memanjat tembok layaknya peserta lomba panjang pinang.
Merupakan film kedua dari total tiga horor karya Jose Purnomo tahun ini (Jailangkung dan Gasing Tengkorak), Ruqyah: The Exorcism konon diangkat dari peristiwa nyata tahun 2012. Namun alangkah sulit mempercayai kebenaran pernyataan tersebut. Bukan terkait unsur gaib, melainkan karakter. Perkenalkan Mahisa (Evan Sanders), wartawan entah dari media mana, yang mendadak merangsek ke tengah hutan melacak suara-suara misterius. Pastinya pekerjaan itu menguntungkan melihat rumah mewah bertingkat dan mobil miliknya. Sampai suatu malam Mahisa bertemu Asha (Celine Evangelista), aktris ternama yang mengeluhkan gangguan makhluk halus, lalu bersedia bercerita ke Mahisa yang baru dikenal hanya karena si wartawan bersedia mengembalikan dompet dan handphone-nya.
Penelusuran Mahisa mendapat kesimpulan bahwa Asha ditanami jin supaya karir juga kekayaannya melesat. Saya sendiri curiga ada ilmu lain yang Asha kuasai, yakni make-up permanen. Bagaimana tidak? Seiring berjalannya waktu, daya tahan riasan wajahnya meningkat. Diawali bulu mata lentik dan bedak tebal yang setia terpasang sewaktu tidur, hingga puncaknya, basuhan air wudu pun tak mampu menghapus semua itu. Sulit mencari perbedaan tata rias Ruqyah: The Exorcism selaku film layar lebar dengan sinetron penghias layar televisi.
Saya yang dulu bakal menyebut naskah buatan Jose Purnomo dan Baskoro Adi Wuryanto (Jailangkung, Sawadikap, Ghost Diary) sebagai bentuk kebodohan. Namun sepertinya "bodoh" terlampau kejam, jadi mari memakai istilah "ajaib". Rentetan kalimat dari mulut tokoh-tokohnya ajaib, tindakan mereka pun ajaib, seperti keputusan Mahisa membawa Asha yang kesurupan ke rumah kosong bak seorang penculik ketimbang langsung ke pondok milik kiai. Patut disyukuri, sebabnya, kita berkesempatan melihat Evan Sanders meruqyah, membaca surat Al Qur'an seperti remaja tengah merengek. Tidak kalah ajaib ekspresi ketakutan Evan yang sukses memecah gelak tawa penonton.
Keajaiban lain terletak di cara menangani unsur religi. Ruqyah: The Exorcism memang tak menggurui, tapi lebih dipicu sisi agama yang sebatas tempelan, terlampau disederhanakan. Fungsinya sederhana. Sebagai jalan resolusi mudah di mana ruqyah berujung menyelesaikan masalah, sekaligus memberi Evan Sanders bantuan saat mati gaya. Alhasil dia tidak perlu repot-repot, cukup memasang ekspresi takut seadanya sembari membaca istighfar. Bicara soal keajaiban, toh tidak ada yang menandingi penyertaan tanggal tanpa maksud yang sama sekali tak membantu orientasi waktu, pula baris kalimat penyejuk kalbu nan penuh makna selaku penutup.
Urusan menakut-nakuti, Jose Purnomo jelas bukan sutradara kemarin sore. Mayoritas teror memang terjebak dalam keklisean jump scare berbumbu dentuman efek suara berlebihan, pun diperparah oleh adegan kesurupan yang cenderung canggung daripada creepy, tapi tersimpan secercah potensi. Ada sedikit kengerian ketika Jose bermain-main dengan flashy moment bernuansa sureal di klimaks. Sayang, potensi tersebut tenggelam dalam sederet keajaiban yang sanggup menyulap Ruqyah: The Exorcism dari horor menjadi salah satu tontonan terlucu tahun ini.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
16 komentar :
Comment Page:Waduh kirain bakal lumayan di tonton apalagi melihat trailer nya yg mengingatkan saya akan film Munafik ...tapi ternyata di nilai oleh movfreak jelek jadi batal ajah lah nonton nya..
Nonton marathon kemaren Bang ? Hari ini Blade Runner 2049 ya ?
Diliat dari trailer-nya aja udah "ajaib" itu Bang, Celine yang ngerayap ke dinding itu, hahaha.
Ya semoga Devil's Whisper bikin track record MD buat film horror jadi membaik. Itu kerjasama pertama MD sma PH luar ya Bang ?
@Anonim Trailer & posternya menjanjikan, tapi yah begitulah :)
@Pramudya Jayawiguna Yak, Blade Runner, sama kalau sempat Merah Putih Memanggil. Kerjasama distribusi sama Vega, Baby!
Kebetulan Saya belum nonton, tapi udah bisa membayangkan seperti apa adegan-adegan yang Bang Rasyid gambarkan :-D
Sebenarnya yang menjadi masalahnya itu apa ya Bang sehingga mereka (Sutradara, produser, penulis skenario, dst) gak bisa bikin adegan film yang lebih realistis.
Please jangan bilang alesannya karena low budget Bang :-D
ah sudah kelihatan bakal jelek, dari trailer dan poster udah tercium aroma kebusukan
Terimakasih Mas Rasyid, padahal saya kira bulan Oktober banyak film bagus (ini salahsatunya,) yang bikin overbudget beli tiket. Ternyata ini nggak termasuk haha
Hehehe, selamat nonton marathon, Bang !
Saya mah nanti nunggu Devil's Whisper aja sama Geostorm.
@Dana Saidana Khusus untuk horor, setuju sama ucapan Joko. Kuncinya tentang ekspektasi penonton, jadi sineas perlu mikir seperti apa respon penonton ke adegan, lalu "bermain-main" dengan ekspektasi itu.
@Dimas Catur Sama-sama. Memang banyak yang bagus kok, tapi ini bukan salah satunya haha
Mas Rasyid, review BLADE RUNNER 2049 kapan keluar nya.
BLADE RUNNER 2049 dapat nilai 90% di rottentomatoes.
Jadi penasaran gue.
Baru selesai nonton, nanti malam baru ditulis :)
mirip sama film malaysia munafik gasih?
Berkhayal grave torture-nya joko anwar jadi film panjang. Gak perlu panjang deh cukup 60 menit aja hahaha. Pingin liat imajinasi jokan tentang neraka versi film
@cindy Intinya ikut pola film-film exorcism :)
@jefry punya cerita Lebih gila kalau dibikin kayak Buried. Satu film cuma set dalam kuburan haha
Klo nonton film horor, penontonnya malah ketawa.. wah udah pertanda ghaib untuk menolaknya masuk dlm daftar nton film..
Buried.. oh no, ternyata masih ada yg inget. Ini film paling g pengin saya inget lagi.. rasa nya pengin lg mbanting BB
Hahahaha. Serius. ini film ampun-ampunan nonsense nya. adegan testimony ruqyah yg pake caption itu lho. epik banget.
Posting Komentar