EARLY MAN (2018)
Rasyidharry
Maret 10, 2018
Animated
,
Cukup
,
Eddie Redmayne
,
Maisie Williams
,
Nick Park
,
REVIEW
,
Tom Hiddleston
9 komentar
Sepak bola bukan berasal dari Inggris, melainkan Cina. Bentuk
awalnya bernama cuju (bola sepak),
yang mulai dimainkan sejak 2-3 abad SM. Namun karena organisasi resmi pertama,
yaitu FA (Football Association)
terbentuk di sana tahun 1863, begitu pula Guy’s Hospital selaku klub tertua
yang berdiri pada 1843, Inggris berjasa mempopulerkan olah raga ini. Kebanggaan
masyarakatnya akan status “negara sepak bola” kerap memicu miskonsepsi di atas.
Early Man tidak berniat dan memang
tidak perlu peduli akan fakta tersebut. Menurut filmnya, selain memusnahkan
populasi dinosaurus, asteroid berperan melahirkan sepak bola.
Pecahan asteroid itu berbentuk bulat dengan tekstur layaknya
bola. Diawali ketidaksengajaan, para manusia purba pun menemukan sepak bola.
Peristiwa ini terjadi di tempat yang merupakan cikal bakal Manchester. Ditambah
sebuah humor wordplay yang menyebut momen
persatuan para protagonisnya di lapangan sebagai “Early Man United”, mudah menebak klub mana yang didukung kedua penulis
naskahnya, Mark Burton dan James Higgins. Ceritanya sederhana. Manusia gua
bernama Dug (Eddie Redmayne) dari suku primitif zaman batu berusaha mendorong
teman-temannya untuk merebut kembali lembah hijau mereka yang digusur pasukan modern
zaman perunggu.
Sang pimpinan, Lord Nooth (Tom Hiddleston) bersedia
mengembalikan lembah itu, asal Dug beserta sukunya berhasil mengalahkan tim
zaman perunggu dalam sebuah permainan sakral: sepak bola. Tidak terlalu
melebih-lebihkan, sebab bagi banyak rakyat Inggris, sepak bola memang sakral.
Setidaknya jadi unsur terpenting hidup mereka. Burton dan Higgins pun bagai mendapat
taman bermain untuk menuangkan setumpuk referensi, seperti memberi nama Ratu
zaman perunggu Queen Oofeefa (dari FIFA). Tim lawan bernama Real Bronzio, yang
terdiri atas gabungan pemain-pemain top dengan bayaran (terlalu) mahal namun
sulit menyatu. Saya terkejut tak ada pemain bernama Cristiano di sana.
Tidak semua penonton paham referensi-referensi itu, terlebih
anak-anak. Itu sebabnya, ketimbang mengedepankan komedi absurd seperti animasi stop-motion rilisan Aardman sebelumnya (Chicken Run, Wallace & Gromit: The Curse
of the Were-Rabbit), deretan slapstick
generik dipasang. Hognob si babi hutan melanjutkan tongkat estafet Grommit
sebagai hewan peliharaan yang lebih cerdas ketimbang pemiliknya, sementara
visual tanah liatnya memperlihatkan detail memikat serta tekstur unik di
mana penonton seolah dapat melihat sidik jari sang seniman. Tapi tanpa
kreativitas lebih pada departemen komedi, Early
Man urung menandingi pesona para pendahulunya.
Pesan supaya tetap berjuang tanpa peduli asal maupun masa
lalu bisa dijadikan pelajaran berharga bagi penonton anak. Sedangkan dari
karakter Goona (Maisie Williams), seorang gadis penjual panci yang menyimpan
impian beraksi di lapangan sepak bola, tuturan women empowerment dapat diserap. Pun perjuangan suku zaman batu melawan
kerjaan zaman perunggu yang gemar memeras rakyat sekaligus menggusur tempat
tinggal mereka adalah teriakan penolakan untuk pemerintahan tiran yang rasanya
bakal senantiasa relevan. Tapi bagi penggemar sepak bola, Early Man punya subteks lain di dalamnya.
Tim Dug bermain mengenakan kostum merah-putih, serupa dengan
yang dikenakan Bobby Moore dan kawan-kawan kala memenangkan Piala Dunia 1966 di
negeri sendiri. Pemain andalan Real Bronzio adalah Jurgen, yang tak diragukan
lagi berasal dari Jerman, yang mana merupakan lawan Inggris di final Piala
Dunia 1966 (waktu itu masih Jerman Barat). Hasil akhir kedua pertandingan pun
mirip, hanya saja film ini mengubah selisih skor menjadi 1 angka demi menjaga
nuansa dramatis. Nuansa yang gagal direalisasikan secara maksimal akibat eksekusi
Nick Park terhadap klimaksnya tidak cukup imajinatif, seru, maupun menegangkan.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
9 komentar :
Comment Page:Maaf mas.. out of the box.. mas rasyid liverpudlian kah?? Hehe
Wets, bukan lah. MoSalahdlian iya :D
Wkwk
#GGMU :D
Mas di jakarta ya
Yap, domisili Jakarta sekarang.
Siapa tau ketemu di TIM
Colek aja kalo ngelihat :)
isle of dogs keluar di indo ga ya bang
@Febrian Keluar kok, mungkin akhir Maret atau awal April.
Posting Komentar