GONJIAM: HAUNTED ASYLUM (2018)
Rasyidharry
Mei 31, 2018
Bagus
,
horror
,
Jung Bum-shik
,
Korean Movie
,
Moon Ye-won
,
Oh A-yeon
,
Park Ji-hyun
,
Park Sang-min
,
Wi Ha-joon
23 komentar
Saya sudah merasa cukup dengan horor found footage yang menggembar-gemborkan “less is more”. Didasari gagasan bahwa manusia lebih takut pada hal
yang tak nampak, penonton dibiarkan berlama-lama menyaksikan ketiadaan, sebelum
penantian itu berusaha ditebus oleh klimaks singkat. Dari situ, judul-judul
macam The Blair Witch Project (1999) sampai
Paranormal Activity (2007) tercipta,
yang mana merupakan bentuk filmmaking
kreatif, tapi bukan horor menyeramkan, setidaknya bagi penakut seperti saya.
Tapi dalam Gonjiam: Haunted Asylum
yang berlokasi di salah satu dari “7 tempat terangker” versi CNN, kekosongan
terasa mencekam, sementara keheningan memancarkan ketidakamanan. Di satu sisi
ini tentang rasa takut akan sesuatu tak terlihat, namun di sisi lain, juga soal
rasa takut terhadap hal aneh yang dapat kita lihat.
Gonjiam: Haunted Asylum
diisi pemuda-pemudi
yang terobsesi meraup jutaan penonton di YouTube, memperoleh uang, juga gemar menguji
nyali. Saya benci golongan yang disebut terakhir, karena saya tahu, segala
sikap sok jago serta keberanian yang membuncah bakal seketika terhempas begitu
para hantu mulai menampakkan diri. Menyenangkan kala filmnya menyajikan hal
serupa, menghukum deretan karakternya yang nekat melakukan siaran langsung dari
Rumah Sakit Jiwa Gonjiam demi menangkap peristiwa mistis sekaligus mengungkap
misteri di dalamnya. Konon, seluruh pasien di sana tewas serentak, sementara
sang direktur rumah sakit menghilang. Beragam konspirasi merebak, dari
pembunuhan massal oleh sang direktur, sampai eksperimen rahasia pemerintah
kepada manusia.
Skenario garapan Jung Bum-shik (juga sutradara) dan Park
Sang-min urung memberi banyak porsi untuk eksplorasi misteri Gonjiam,
membiarkan segalanya tersimpan di kegelapan. Alurnya sederhana, memakai formula
standar found footage yang makan
waktu sebelum mengungkap atraksi utama. Tapi momen sebelum karakternya
melangkahkan kaki ke rumah sangkit angker itu tidak berjalan membosankan. Jajaran
pemain tak memberi akting mendalam (dan memang tidak dituntut demikian), namun
mereka tampak meyakinkan dalam bersenang-senang, menularkan perasaan serupa
pada penonton, sebagaimana rasa takut berhasil ditularkan juga berkat akting
tepat. Nihil penokohan mendalam, sebagai gantinya kita diberi tokoh-tokoh
menarik, khususnya para wanita: A-yeon (Oh A-yeon) yang polos, Charlotte (Moon
Ye-won) yang ceria nan glamor, Ji-hyun (Park Ji-hyun) yang antusias.
Begitu karakternya memasuki lokasi, siaran langsung dimulai. Filmnya dikemas dengan format serupa, sehingga di banyak kesempatan, kita berada di posisi penonton kanal YouTube Horror Times milik Ha-joon (Wi Ha-joon). Pun format tersebut turut
memberi jalan Gonjiam: Haunted Asylum mengulur
waktu menggunakan tayangan ulang yang beberapa kali mengiringi siaran langsung. Dengan demikian durasi dapat dihabiskan dan kekosongan alur bisa
ditambal tanpa kesan dipaksakan. Untungnya Gonjiam:
Haunted Asylum enggan semata bergantung pada trik tersebut. Senjata
utama yang mampu dimaksimalkan Jung Bum-shik adalah atmosfer mencekam Rumah
Sakit Gonjiam. Gelap, berantakan, memiliki begitu banyak sudut bagi para hantu
untuk bersembunyi, tersebar begitu banyak benda untuk mereka “permainkan” guna
menebar teror.
Keheningannya menyesakkan, alih-alih melelahkan,
seperti dicontohkan tatkala kamera CCTV menyorot satu per satu ruangan rumah
sakit. Sepi, kosong, tanpa satu pun penampakan makhluk halus. Biar demikian,
kecemasan luar biasa mampu dihadirkan. Kecemasan yang didasari prasangka
penonton yang “menanti” para hantu menampakkan wujud mereka. Sekalinya penampakan
itu terjadi, Bum-shik mampu mengemasnya dengan efektif, cenderung mengerikan
ketimbang mengejutkan. Sang sutradara paham betul, bagian mana dari hantu yang
perlu diperlihatkan, dari sudut sebelah mana dan gerakan kamera seperti apa. Kemampuan
yang akan menggiring kita menuju parade teror kelas wahid dalam 30 menit
terakhir.
Pemandangan paling mengerikan dalam Gonjiam: Haunted Asylum, bahkan di film horor mana pun sepanjang
tahun ini hadir pada setengah jam terakhir. Pemandangan yang bagai gabungan The Blair Witch Project (mengkreasi
ulang momen paling ikonik di situ) dan Keramat
(2009). Kalau anda sudah menonton found
footage karya Monty Tiwa itu, tentu akan ingat sosok misterius yang
bergerak lewat cara yang aneh. Charlotte dan Ji-hyun jadi karakter yang
terlibat dalam teror yang alih-alih terasa selaku hasil rekayasa teknologi
film, justru mencuatkan kesan mistis dan tidak beres yang natural. Singkatnya,
mengerikan. Begitu mengerikan sampai semua yang hadir setelahnya, meski digarap
solid, tak pernah mencapai tingkatan setara. Sajian menyeramkan dengan konklusi tragis yang tak hanya sulit dilupakan, pula memberi tamparan telak bagi kultur populer masa kini.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
23 komentar :
Comment Page:Ditunggu review Lima nya bos
30menit terakhirnya memang menyeramkan tapi tdk menghilangkan kebosanan di 1 jam pertama nya.
Adegan A-yeon kesurupan begitu creepy, apalagi pas liat sorot matanya, lebih menakutkan daripada melihat mantan pamer pacar baru, hihi.
@Aliando Sejam pertama Gonjiam ini jauh lebih bagus daripada kebanyakan found footage horor sih, at least atmosfernya kuat banget dan interaksi karakternya asyik.
@Ungki Oh itu bangsat. Terus disusul bapak-bapak topless, makin bangsat.
bagus reviewnya
Spoiler
Bagian paling sakit pas penonton ngira smuanya itu cuman rekayasa *sad*. Hahhaha.
Oya bang,apakah yg di film itu bener2 syuting di tempat aslinya atau hanya rekayasa doank ya tempatnya?
Tapi kok bagi saya bosanin ya pas 1 jam pertamanya apalagi sosok menyeramkan nya gak menampakan diri.
@danu Thanks :)
@Badminton Yes, mana views ternyata cuma 500-an.
Nggak dong, nggak boleh. Lagian mana berani, ntar filmnya kejadian beneran haha. Itu di Natonal Maritime High School yang di-set ulang biar mirip Gonjiam.
@Aliando Beda treatment, kalo keluar dari awal jadinya horor fun, let's say macam Conjuring. Buat saya, kecuali adegan Charlotte & Ji-Hyun, Gonjiam ini malah lebih serem pas hantu nggak nongol. Begitu nongol ya seru, tapi nggak serem.
Mas Rasyid gk nge-review film Steven soderbergh terbaru "Unsane" ?
@Unknown Nope, sekarang kan udah nggak review film yang nggak tayang di bioskop. Tapi udah nonton. Lumayan oke. Macam film Hitchcock tapi kemasan b-movie murah.
Satu jam pertama emang masih aman, tp setengah jam terakhir jarak 2 meter dari laptop :v
Apalagi pas matanya jadi item terus "kwzqjzxz....jywijszzz...sswssws" wkwkwkwkwk
Itu di ending pnontonnya emg cuman 500 ato dari banyak udah turun gara"pada ngira rekayasa, gagal paham sama endingnya
@Gary Dari awal cuma 500an, nggak pernah sampai sejuta.
Menurut saya bisa sampe 1jt itu yg mainin ghostnya sih (soalnya scene yg fliker trus didukung pas ending gambar ghostnya bisa hidup trus hilang).sengaja ngerjain orang2 yg lagi hunting...itu menurut saya ya.ga tau bener ga
@Badminton Nah betul, like I sais, ending-nya tragis. Gimana nggak? Mati konyol cuma buat ditonton 500an orang 😁
Awalnya ngeliat sinopsis agak skeptis juga sama jalan ceritanya soalnya punya benang merah seperti film teen horror pada umumnya, tapi abis ngeliat review ini wajib masukkin film gonjiam ke waiting list movie 2018.
Kalau boleh gue bilang mas rasyid untuk horror korea sebenarnya punya potensi bagus ya kalau digarap di tangan yang tepat.
@Lusiana Jelas. Horor asia potensi buat serem jauh lebih gede dari Hollywood. Ada faktor kultur juga, lebih nggak skeptis sama hal mistis, lebih dekat ke kehidupan sehari-hari.
Kesel sama kelakuan 7 anak muda ini, haha hihi ketentengan di awal film, menyebalkan hahaha terus paruh kedua film udah mulai seru, kesurupannya bikin bergidik, serem.
Saya Masih bingung sama viewer yang cuma 500an, kok pas dilihat hampir 1 juta,itu apa dipikiran mereka atau gimana? terus bagian akhir sumpah serem gila, mana nonton malam Idul Fitri, hahaha 30 menit jauhin jarak dari laptop, karena nonton unduhan hihihi
@Puja ya itu jebakan hantunya,manipulasi jumlah viewers.
Hantu jaman now melek gadget ternyata, film model gini mengingatkan sama The Blair Witch Project, sekumpulan anak muda melakukan penelusuran tempat angker terus ujung-ujungnya tewas.
Akting pemerannya lumayan berhasil juga, saya kesal setengah mati, terus pas mereka diteror penghuni rumkit lega rasanya, hahaha
Itu yang endingnya, yg salah satu di kursi..trus ada yg di sekali dalam ruangan, apa itu temen"nya ?
Baru kelar liat dari IndoXX1. Maap2 aja bukannya gabisa ke bioskop...cuman desa saya perbatasan ga ada bioskop. Jauh euy...kudu ke Kabupaten seberang. Untung bisa liat dari Wifi tetangga (skip bagian ini)
"Anget-anget tai ayam" kesan nya. Kayak mau nonton, kayak kagak. Bentar berani bentar keder >_< Okay saya penakut. Cuman memang walau takut nggak rela ninggalin monitor :D
Bagian paling merinding memang endingnya. Sampai pas selesai nonton ada tamu & bukain pintu masih terbawa takut :D :D :D
Sampai sekarang masih panas wajahku. Tau deh,.,.berani buat nglembur bikin tugas ga malem ini XP
Posting Komentar