THE NUN (2018)

38 komentar
The Nun adalah korban benturan kepentingan artistik dengan potensi finansial. Para pembuatnya, yang digawangi sutradara Corin Hardy (The Hallow) serta James Wan sebagai produser, sadar bahwa seri The Conjuring butuh napas baru. Tapi sepenuhnya berpindah jalur dapat “mengkhianati” ekspektasi penonton yang—pasca kesuksesan 4 filmnya meraup lebih dari $1,2 miliar berkat segala cirinya—sudah mantap ingin disuguhi tontonan seperti apa: straight up haunted house ride.

Naskah karya Gary Dauberman (Annabelle: Creation, It) menyenggol area petualangan berbumbu fantasi ala The Mummy (1999) milik Stephen Sommers, tapi tak mempunyai cukup nyali untuk total beralih ke sana (detailnya bakal dibahas nanti). Lokasinya sendiri, yang kali ini berlatar waktu tahun 1952 atau 25 tahun sebelum The Conjuring 2 (2016), beralih dari rumah tua ke biara tua, yang sejatinya tak mengandung banyak pembeda terkait pemanfaatannya sebagai panggung teror mistis.

Masih dalam ruang remang-remang, perbedan terbesar justru berupa hal negatif, di mana ketiadaan “keluarga harmonis dalam ancaman hantu” turut meniadakan keintiman kaya rasa yang jadi nilai tambah deretan installment The Conjuring. Kini karakter utamanya adalah Irene (Taissa Farmiga), seorang novice yang diutus oleh Vatikan membantu penyelidikan Pendeta bernama Burke (Demián Bichir) terhadap peristiwa bunuh diri seorang suster di suatu biara di Rumania. Tragedi tersebut bertindak selaku momen pembuka The Nun, yang menyiratkan misteri di balik sosok Valak, namun malah meninggalkan lubang alur menganga terkait modus operandi sang hantu ternama, yang membutuhkan tubuh guna memasuki dunia manusia.

Dibantu pria setempat, Frenchie (Jonas Bloquet), keduanya berusaha mencari kebenaran menyibak tabir rahasia, yang sebagaimana tagline-nya, merupakan “Babak tergelap dalam dunia The Conjuring”. Benar bahwa biara yang alih-alih suci justru jadi sarang iblis adalah gagasan kelam, tapi tak terpapar kuat akibat urung dibarengi story arc mendukung soal para protagonisnya.  Keduanya tidak mempertanyakan iman masing-masing, bahkan keduanya nyaris tidak melewati proses internal sepanjang durasi. Patut disayangkan mengingat Bichir, sang peraih nominasi Oscar, pasti sanggup menangani peran kompleks semacam itu.

Walau sama-sama terdiri dari pria dan wanita yang akrab dengan hal-hal magis, dinamika Burke-Irene dan Ed-Lorraine ibarat langit dan bumi. Tanpa chemistry, tanpa lapisan karakterisasi. Irene diceritakan menyimpan “bakat” serupa Lorraine, namun kurang digali untuk menghasilkan konflik batin mumpuni. Setelah di awal kesulitan memahami kemampuan itu, tiba-tiba ia sanggup mengendalikan tanpa menempuh proses apa pun, sebab naskahnya memerlukan cara mengakhiri konflik. Jangan kaget apabila pada sekuelnya nanti, Lorraine dan Irene diceritakan punya hubungan darah sebagaimana kedua aktris pemerannya di dunia nyata.

Teror di sekitar karakter, yang merupakan alasan utama penonton berbondong-bondong meramaikan bioskop, gagal menjadi wahana pemacu jantung. Seperti sedikit disinggung sebelumnya, penyebabnya tak lain peleburan parade jump scare dengan petualangan sarat aksi. Keduanya berbeda. Saya mengibaratkan jump scare layaknya tabrak lari. Fasenya kurang lebih berjalan begini: penonton menunggu–hantu muncul secara mengejutkan–hantu menghilang. Trik ini bertujuan melonjakkan intensitas, lalu memberi penonton kesempatan bernapas sembari menunggu hentakan berikutnya. Sementara petualangan/aksi, walau bisa mengagetkan, menekankan pada momen “pasca”. Karakter dituntut berjibaku melawan makhluk yang muncul, membangun intensitas kontinyu daripada sekali waktu.

Hardy acap kali kelabakan menyatukan dua elemen tadi, khususnya sepanjang second act. Pembangunan tensi yang perlahan jelas mengikuti pola horor James Wan, tetapi kemunculan Valak dan kompatriotnya sesama makhluk gaib ditangani bak serbuan monster yang sekedar muncul di layar, minim elemen kejut, lalu menantang sang jagoan beradu fisik. Namun sebelum adu fisik mencapai puncak ketegangan sebagaimana mestinya film aksi/petualangan berkualitas, makhluk tersebut lenyap. Hardy berusaha menggabungkan dua pola yang terbukti tidak berjodoh.

Penelusuran misteri sempat menarik di paruh awal. Sederet tanya terkait asal muasal Valak, juga misteri di balik sikap aneh para biarawati, menyuntikkan cukup daya tatkala jump scare kehilangan taring sementara potensi humor segar tersia-siakan dikarenakan Hardy kurang piawai memainkan comic timing. Namun begitu serangkaian tanya menemukan titik terang, yang dijabarkan lewat eksposisi plus flashback pendek, daya cengkeram alurnya ikut memudar. Jangan harap memperoleh latar belakang rumit tentang Valak. Selalu cuma ada satu jawaban bagi pertanyaan “Dari mana iblis berasal?”.

Klimaks adalah momen sewaktu The Nun akhirnya berani melangkah lebih jauh ke lingkup petualangan. Mengetengahkan pencarian benda pusaka sambil diselingi pertarungan kontak fisik yang tidak lagi hadir malu-malu (bahkan melibatkan senjata), terciptalah hiburan yang datang terlambat. Ambisi melahirkan spin-off bernuansa lain layak diberi nilai tambah, tapi bila Wan dan rekan-rekan berharap terus memperpanjang sekaligus memperlebar cakupan dunia The Conjuring, formula supaya warna baru dan signature lamanya mampu disatukan perlu segera ditemukan.

38 komentar :

Comment Page:
Unknown mengatakan...

Oh jadi ini yang nulis IT? Pantesan gue berasa nonton Valak kayak nonton Badut Pennywise. Udah gitu setannya kayak Zombie, bisa dilemahkan pake senjata. Kayaknya Valak kalau cuman berdiri di lorong, dengan mata yang menyala-nyala gitu jauh lebih serem daripada saat menyerang deh.

*spoiler*

Tadinya gue ngira filmnya bakal ceritain tentang biarawati yang entah habis diperkosa atau apa, terus dia bunuh diri dan jadi Valak untuk balas dendam. Kayaknya lebih seru dan kelam daripada tentang iblis Valak.

Sebenarnya film ini kayak The Conjuring 2, ya. Tapi dulu gue nonton The Conjuring 2 berasa seru-seru aja. Apa gara-gara tahun ini ada Hereditary yang bangsat banget, jadi The Nun ini berasa kentang banget ya? Hahaha.

Btw, ada post credit scene nggak sih? Nggak sempet nonton sampai akhir gara-gara gak enak diliatin mbak/mas bioskopnya karena nggak cabut-cabut. Haha.

Anonim mengatakan...

INI FILM PARAH BANGET JELEKNYA MENURUT SAYA BANG RASYID. MODAL JUMPSCARE DOANG, MANA GAMPANG BANGET DITEBAK JUMPSCARENYA. OH YA, JUMPSCARE PALING MENGAGETKAN MENURUT SAYA JUSTRU SUDAH DITAMPILKAN DI TRAILER. SAYA MENGGEBU2 PENGEN KELUAR BIOSKOP DARI TENGAH FILM, NAMUN BERUSAHA MEMBERI KESEMPATAN HINGGA AKHIR SAMPAI PADA AKHIRNYA ENDINGNYA TAK KALAH TAINYA. JIJIK AKU MAS JIJIK. UDAH LARI2AN, HUJAN2AN, NGEBUT2AN, EH TERNYATA GINI FILMNYA. HM.

Drive mengatakan...

Hilih padahal gue udah nunggu ni film dari awal tahun, gue pikir bakal bagus kayak Annabelle:creation. Ternyata eh ternyata...����

Jackman mengatakan...

Baru bisa nonton nanti malem
Jadi belum bisa komentar sejelek apa sih film nya
Tapi ada yang komentar di twitter, malah bagusan Sebelum Iblis Menjemput

Panca mengatakan...

Lebih seru nunggu film ini beberapa tahun lalu ketimbang nunggu pintu bioskop dibuka. Karena pas di bioskop udah banyak orang yg duluan nonton ngomong gini : "ah filmnya gitu doang" , "lebih seru conjuring" , "terlalu ngikutin exorcist" dll.

Gamau komentar bilang jelek lagi.. oiya Muka Irene sekilas mirip Lorraine dan kayaknya bakal akan diungkap di judul lainnya dari Conjuring Universe nantinya.

The Nun udah tayang berarti tinggal tunggu Asih dari Danur Universe..ppffftt..

Badminton Battlezone mengatakan...

Bang mo nanya: tu bagian opening kan suster yang tua ngomong mo lepasin sesuatu dibalik pintu.
Maksudnya itu mo lepasin si valaknya? Lalu kl memang valak sudah disegel,ngapain perlu diunleashed? Thx bang

jefry punya cerita mengatakan...

Mau nanya nih hehehe barangkali bang rasyid bisa jawab.

1. Frencie pas di exorcis sama lorraine itu apa si jonas bloquet? Kok pas conjuring 1 kayaknya bapak" gendut deh. Bukan si francie. Kalo emang beneran si francie/jonas, berarti ini udah disetting dari awal ya conjuring universe.

2. Rada masih gak faham sama datangnya suster" fatamorgana plus kepala susternya.

3. Si biarawati bunuh diri agar si valak gak bisa merasuki tubuh manusia, tapi pas si francie datang dan liat jasadnya biarawati lalu masuk ke dalam castil untuk menaruh jasadnya biarawati kenapa valak gak langsung merasuki si francie?

4. Masih bingung sama keputusan vatican ngirim irene, berasa eropa seluas jakarta.

Kalo menurut saya, kelemahan terbesar film ini adalah hilangnya penjelasan asal muasal valak. Bener banget kalo ada yg bilang sebelum iblis menjemput lebih keren, karena ada scene penjelasan apa dan kenapa (saat alfie berasa melihat secara halusinasi ketika lesmana melakukan pembunuhan terhadap dukun). Harusnya the nun kayak film" novel dan brown yg cukup satu hari satu malam kisahnya, berasa aneh si valak munculnya tiba".

Alvan Muqorrobin Assegaf mengatakan...

Sebenarnya film ini memang terasa lebih mengandalkan jumpscarenya kala sutradara menyadari atmosfirnya kurang dieksekusi dg baik. Jumpscare awal2 masih efektif mengagetkan, tapi jumpscare serupa diulang2 jdi B ja. Salah satu kebodohan film ini selain lubang ceritanya ialah tokoh2nya. Udah tahu klo yg datang/manggil pasti teror dri setannya,masih aja didekatin. Pdahal udah diteror bolak2 tpi msih ja didatengin ja si hantux, ntar klo udah dipegang2 malah jerit2 sendiri. Kan bego bgt penokohannya. Apa lagi si biarawati, hbis ngalamin teror besokx udah kyak gk da apa-apa. Trus Cerita Valak sendiri kurang terexplor mendalam, sehingga nih film kyak fan made, bukan spin off. Klo mnurut mas gmn?

Rasyidharry mengatakan...

@Heru Ya kayak udah dibilang di atas, treatment-nya jadi adventure macam "The Mummy", makanya bisa berantem pakai senjata. Nggak masalah, tapi eksekusinya nggak oke. Nggak ada mid/post credits scene kok.

@Jackman Jangankan SIM, sama Sabrina aja kalah kok.

@Panca Ya iyalahh mirip, orang kakak-adek yang main haha

@Badminton Itu kalimatnya tricky emang. Maksudnya mau ambil relic darah Kristus buat ngalahin Valak. But again, I'm not sure. Filmnya terlalu ribet nanganin plot yang simpel.

@jefry
1. Beda orang itu, bisa dicek di yutub. Semua plan Conjuring Universe baru ada setelah film pertama sukses.

2.Itu "penglihatan" yang Irene dapet aja. Kalau suster kepala ya anggeplah hantu yang iseng kasih petuah :D

3. Pertanyaan sebenernya, "Kenapa Valak nggak merasuki biarawati tua yang di opening?"

4. Karena salah satu Uskupnya pernah nangani Irene pas dia kecil dan tahu punya kelebihan.

@Alvan Ya kalau menurut saya gimana, ya udah dijelaskan semua di review atas :D

aryo mengatakan...

Sama. Gw ngarepnya Valak tu dari manusia yg berubah jd iblis. Karna di conjuring pernah diliatin ada foto para biarawati yg ada Valaknya.


"Kayaknya Valak kalau cuman berdiri di lorong, dengan mata yang menyala-nyala gitu jauh lebih serem daripada saat menyerang deh."

So True

Unknown mengatakan...

Memang

Suprianto Effendy mengatakan...

WAN ini semacam kebiasaan ya, SAW, INSIDIOUS, CONJURING, awalnya bagus... Kesininya entah lah.. mungkin kalau ga punya ide utk ngedirect, bisa di amanah kan ke yg tepat kali ya.

Reza mengatakan...

IMO, ini kayak semacam kutukan deh buat film stand alone Conjuring universe. Annabelle dulu juga begitu, tapi pas masuk sequel jadi lumayan optimis buat lanjutin universenya. Sekarang kambuh lagi keknya yaa bang?

Rasyidharry mengatakan...

@Suprianto Ini kan yang direct bukan Wan. Dia cuma garap main series, spin-off kasih yang lain. Insidious juga cuma 2 fim pertama, Saw malah cuma 1.

@Reza Sama-sama nggak oke, tapi ini mending. Annabelle jelek karena formula klise yang digarap ngawur. The Nun at least kurang berhasil karena masih adaptasi di eksperimen. Mau coba gaya baru tapi gagal.

Maksum Solikhin mengatakan...

Bring back James Wan to the director please!!
cc:Warner Bros

Albert mengatakan...

Bang, mau tanya. Suster Oana, yang ngobrol sama Irene dan suster Ruth yang lagi berdoa pas tengah film : apakah sama dengan 2 suster yang mati di awal cerita? Sekilas mukanya suster Oana mirip sama yang bunuh diri, tapi ga yakin soalnya pakai kerudung semua hehehe.

Rini Setiawan mengatakan...

Berharap valak adalah suster yang misal mengabdikan diri dengan iblis, demi misal ke-immortalan, lalu dia mengambil tumbal-tumbal suster-suster di biara itu sampai habis,, dan tersisa suster yang bunuh diri itu, daripada dijadiin tumbal so dia bunuh diri aja, lah malah zonk banget, ya udah tau kalo iblis asalnya ya from hell lah,, kenapa kita susah-susah mau cari tau asal muasal valak ini,, keknya mending gue aja yang jadi sutradaranya lah wkwkwkwk

Badminton Battlezone mengatakan...

Seperti banyak yg berekspetasi seperti itu sama seperti saya. Saya kira Valak bakal digambarin seperti film "MAMA",dimana setan itu sebelumnya adalah manusia yang lalu mati penasaran karena anaknya diambil di rs sakit jiwa. Tp ternyata valak ya valak,he is the demon (titik). Kl mo ditarik lagi asal muasalnya ya he is the fallen angel

Rasyidharry mengatakan...

@Maksum James Wan cuma direct main series aja, "The Conjuring". Spin-off mah selalu kasih ke orang lain.

@Albert Beda, suster muda di awal namanya Victoria, yang tua nggak tahu.

@Badminton Ya dan lagi-lagi mentok, fallen angel ya dari surga yang jatuh ke neraka. Kelar. Nggak ada latar menarik lain :)

chrisview mengatakan...

Suster yg di anabelle creation itu yg jd cameo pas lg berdoa kan yak. Diceritanya semua suster pada mati. Kenpa suster di anabelle kgk. Dan kenapa mereka malah pilih bunuh diri bukannya lari aja dr biara kya suster yg di anabelle. Msh bingung dsini soalnya.

Unknown mengatakan...

Mungkin bakal ada The Nun 2: Creation, 20 tahun sebelum kejadian di The Nun. 😂

Nas mengatakan...

Wiro Sableng ngajarin gue untuk tidak terlalu berekspektasi tinggi.

Entah efek nonton pas malem jumat, tapi bagi gue, film ini seru, seram, sadis. Cukuplah bikin gue teriak-teriak manjahh dan lompat-lompat indah. 😂😂😂

8/10.

Rasyidharry mengatakan...

@Christopher Suster Charlotte nggak nongol kok di sini.

@Heru The Nun 2 tinggal tunggu waktu. Wan udah konfirmasi ceritanya bakal nyambung langsung ke Conjuring 1&2

@nasrullah Baguslah kalau terhibur. Memang nggak busuk kok 😁

Unknown mengatakan...

Oh ya Bang 1 lagi yg gak ngerti. Itu luka gambar bintang yg di punggung Irene mksdnya apa ya?

Muhammad Faisal Aulia mengatakan...

Spesialis spin off horor mending kasih ke David F Sandberg aja, lbh suka gaya directing doi

jefry punya cerita mengatakan...

Yakin bang the nun 2 bakal nyambung ke conjuring 1&2? Moga bagus ya. Sayang banget film yg punya potensi bagus jadi kayak gitu

mawareu mengatakan...

Kemaren gue nonton ini. Ekspektasi gua buyar. Udah 2 tahun nunggu dan udah degdegan aja kalo bayangin The Nun bakal lebih bagus, secara Si Valak udah serem dan ikonic. Tapi malah banyak yang terlalu dibikin2. Dan pola horor yang sama kayak film horor lain. Dan anehnya ini ceritanya tentang valak tapi valaknya dikit nongolnya. Hehe gitu aja deh dulu.

mawareu mengatakan...

Itu simbol iblis kayaknya brow. Bantu jawab hehe

Rasyidharry mengatakan...

@Heru Itu Pentagram, sering dipake jadi simbol okultism

@Muhammad Paling suatu hari Sandberg balik lagi kalau kelar urusan di DC.

@Jefry Udah dikonfirmasi Wan, ending The Nun kan juga awal Conjuring.

Wahyu Detriantoro mengatakan...

Saya termasuk pengamat film horror dan sangat mengapresiasi akan pesan yang disampaikan dalam film The Nun, berbeda dan mampu memberikan pencerahan dibandingkan film The Conjuring, The Conjuring 2, Anabelle yang pernah saya tonton. Untuk itu saya memberikan nilai film ini 9/10. Mengapa?
Ini alasan saya:
1. Film ini berhasil mengagetkan saya selama menontonnya dari awal sampai akhir.
2. Efek visual dan music yang berhasil membuat suasana menonton film menegangkan.
3. Jalan cerita yang ringan dan jelas
4. Para pemain dan aktornya yang tampil dengan baik serta pemilihan tempat yang memadai.
5. Pesan yang disampaikan dalam film ini memang tersirat dan setelah dipahami pesan yang disampaikan sangat dalam. Untuk memahami pesan ini harus setidaknya paham tentang: a. Adanya aliran Kristen Katolik sesat (pemuja iblis);b. Kemampuan iblis yang dapat meniru siapa pun termasuk menjadi biarawati yang terkenal dengan sosok Valak, membuat ilusi supaya manusia takut; c. Manusia yang mati/meninggal sudah beda alam dan ketika ada orang yang kesurupan ketika ditanya mengaku sebagai roh halus/orang yang mati itu tidaklah benar; d. Iblis tidak akan menyerah untuk menyesatkan manusia termasuk orang yang beriman, semakin tinggi ilmu agama semakin banyak godaannya.

Film horror yang bagus menurut saya adalah ketika konsep tersebut menyatu menjadi kesatuan kompleks sehingga ketika disajikan akan menjadi tontonan yang bermutu.

Selepas itu semua, ada satu hal yang menurut saya penyelesaiannya/resolusi dan Koda dalam film ini yang terasa aneh yaitu membakar iblis dengan darah Yesus Kristus. Secara logika tidak masuk akal.

Wahyu Detriantoro mengatakan...

Menurut Anda definisi bagus dan potensi bagus dalam film itu apa?
Melihat langsung sosok hantu ya memang begitu adanya dan saya pribadi dulu sering merasakan diteror hantu baik pocong, kuntilanak, dll. Menurut saya film ini sudah bagus.

jefry punya cerita mengatakan...

Definisi bagus : disini kan yg jadi aktor utamanya valak ya kan? Disemua film horor manapun pasti ada asal usul. Dan ini yg gak begitu dijelaskan disini.

Potensi bagus : sosok valak itu ikonic. Orang yg datang buat nonton the nun ya karena sosok valak

Fajar mengatakan...

Kan judulnya The Nun bukan The Valak.

Wahyu Detriantoro mengatakan...

Menurut Anda, Valak itu apa ya? Dalam mitologi Valak itu makhluk kecil kayak bocah yang bersayap. Dalam film ini menceritakan sosok iblis. Kalau penjelasan iblis kembali lagi ke agama masing2. Yang jelas iblis ya makhluk yang menjadi kafir dan durhaka karena keangkuhannya tidak mau mengakui nabi Adam.
Tetapi ini persepsi yang saya tangkap dari film ini. Kita kan penonton dan pengamat, coba tanyakan langsung ke penulis skenario filmnya. Tapi saya rasa si tidak begitu jauh dari argumentasi saya. So, jadilah penonton yang bijak. Mari budayakan membaca. Salam dari guru Bahasa Indonesia :-)

Wahyu Detriantoro mengatakan...

Mas Tri Fajar, Anda harus belajar banyak mengenai cerita fiksi. Mengenai skenario film dan drama. Dengan banyak belajar dan membaca nanti Anda akan pintar.

Anonim mengatakan...

Tadi jam 4 sore saya hbs nonton the nun. Kesimpulannya banyak adegan yang memang menurut saya sendiri kemunculan hantu lain selain valak.klo di ibaratkan mirip dengan hantu it ya betul secara dalam sekuelnya ada alur dimana suster irene berada di sumur ini mirip bgt dengan it lalu serangan hantu suster tergantung berubah menjadi zombie menakutkan di kuburan menyerang francie. Nah pas adengan endingnya saya tergelitik hantu valak beradu dengan suster irene yang secara langsung melayang diudara di tengah kolam dasar itu gerakan valak menurut saya ga banget sampai mencekik si suster irene kayak gimana gitu. Saya kira untuk kemunculan di dalam kolam cukup menyeramkan tapi dengan adegan dia melayang dan menyerang s.irene seperti gerakan yang kurang gregettt.sorry spoiler ya untuk endingnya.jadi klo untuk awal-2 sampai pertengahan menurut saya bagus masih ada atmosfer seremnya. Tp untuk endingnya kurang pas..dan yang freak lagi di atas kursi saya penontonnya banyak yg cekikikan yang secara langsg msh ada adegan yg menantang dikacaukan dengan suara2 spt itu jadi kurang fokus dalam tontonan horornya.thx.

jefry punya cerita mengatakan...

Hahaha malah jadi muter muter. Kalau menurut anda bagus its ok. Saya disini gak memaksa sebuah pendapat ya. Selow.

abrori mengatakan...

mau nonton jari ragu.. wkwk 😅