JAFF 2018 - IF THIS IS MY STORY (2018)
Rasyidharry
Desember 02, 2018
Cornelio Sunny
,
Cukup
,
Djenar Maesa Ayu
,
Drama
,
Indonesian Film
,
Kan Lume
,
REVIEW
,
Reza Rahadian
,
Sha Ine Febriyanti
7 komentar
Mungkin terdengar berlebihan, tapi
karya kedua duo sutradara sekaligus suami-istri Djenar Maesa Ayu dan Kan Lumé
pasca hUSh dua tahun lalu ini, secara
gaya, mungkin film Indonesia yang paling mengingatkan saya akan judul-judul
buatan auteur asal Korea Selatan,
Hong Sang-soo (Claire’s Camera, On the
Beach at Night Alone, Nobody’s Daughter Haewon). If This is My Story disusun atas rangkaian pembicaraan, dibungkus oleh
take panjang statis yang menempatkan
penampilan jajaran pemain di garis depan.
Alurnya memiliki tiga babak (empat
kalau menghitung epilog): This is His
Story, This is Her Story, dan This is
Our Story. Apabila Hong gemar menerapkan realita alternatif tiap babak
buatan Djenar dan Kan bertempat di satu realita yang dipakai mengutarakan
beberapa perspektif mengenai konflik rumah tangga.
Kay (Cornelio Sunny) adalah pembuat
film yang karirnya jalan di tempat, dan merasa bahwa sang istri, Dee (Sha Ine
Febriyanti) tak menghargai segala usahanya. Sebaliknya, Dee menganggap Kay
memanfaatkan warisan harta orang tuanya untuk bermalas-malasan mencari uang.
Perspektif dari segmen His adalah,
bahwa Dee jadi pihak bermasalah yang senantiasa menyinggung sang suami, walau
harus diakui, beberapa problematika memang diakibatkan ketidakmampuan Kay
mengatur emosi.
Secara insting, saya lebih terikat
pada This is His Story selaku
penggambaran tepat sasaran tentang konflik hubungan romantika dari sudut
pandang pria. Begitu tepat, babak pertamanya tampil believable pula sesekali mengundang tawa (sebab beberapa penonton
mungkin pernah mengalami hal serupa) termasuk kala ekspresi frustrasi eksplosif
Sunny bertemu pembawaan tenang cenderung dingin dari Ine, menghasilkan situasi
kontras menarik yang bagai refleksi visual hitam-putih film ini.
Satu-satunya elemen mengganggu di
paruh awal adalah ketika Kay meluapkan frustrasinya, yang alih-alih mengguncang
hati atau memunculkan sindiran menggelitik tentang machismo yang terluka,
justru memproduksi kelucuan tak disengaja akibat teriakan cringey nihil getaran rasa milik Sunny.
Babak keduanya (This is Her Story) menampilkan sisi
berlawanan, saat kesalahan ada di pundak Kay yang kini banyak diam, sedangkan
Dee lebih histerikal. Saya tidak bisa membahas lebih jauh agar menghindari spoiler, juga babak ketiganya yang
bertindak sebagai pengungkapan kebenaran (dalam beberapa definisi). Paruh akhirnya
diawali dengan menarik berkat selipan twist,
juga masuknya Reza Rahadian. Seperti biasa, Reza jadi penampil terbaik, mampu membuat
segala macam kalimat terdengar dinamis.
Third act-nya merupakan media presentasi mengenai sudut pandang
soal hubungan ideal serta kritik bagi beberapa gagasan menurut para tokoh utama
(dan kedua pembuat film). Sayang, sebaik apa pun performa Reza, kesan
berlarut-larut gagal dihindarkan ketika If
This is My Story mulai keluar jalur. Djenar dan Kan urung mengontrol ambisi
mencurahkan seluruh isi hati, menumpahkan materi yang sebenarnya cukup untuk
membuat satu film panjang lain. Kekuatan emosi milik konklusi kala monotonitas
hitam-putih berganti pemandangan berwarna (pemberian orang lain) pun terlucuti.
Bicara soal kegagalan memaksimalkan
emosi, pemakaian kamera statis turut berkontribusi. Kecuali pertengkaran besar
jelang akhir babak kedua, kameranya menolak bergerak, bahkan sekedar untuk
menerapkan zoom in sekalipun
(sebagaimana dilakukan Hong Sang-soo) selaku penekanan intensitas. Alhasil,
akting para aktor, khususnya Ine, tidak berhasil ditangkap seutuhnya. Di balik
berbagai kekurangan, termasuk aspek teknis seadanya tatkala pada beberapa kesempatan
kita bisa melihat noise atau usaha menghapusnya
yang justru menciptakan efek aneh dan tidak natural bagi visualnya, If This is My Story tetaplah karya
Djenar terbaik bagi saya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
7 komentar :
Comment Page:Kok aku gag paham ya mas maksud filmnya tuh gimana
Sederhana kok, ini sudut pandang suami-istri tentang masalah yang mereka alami. (SPOILER)
Dan 2 babak pertama itu film yang dibikin Kay, realitanya baru di babak 3.
Bang, film "One Cut Of The Dead" bakal masuk review sini juga kah? Mumpung ada juga di JAFF
Yap, tapi baru nonton Senin, bukan di JAFF.
review namamu kata pertamaku dong . bingung nih mau nonton apa enggak
Berarti mirip serial the affair .
kapan bang review film jelek lagi???😂😂😂
Posting Komentar