US (2019)
Rasyidharry
Maret 21, 2019
Bagus
,
Evan Alex
,
horror
,
Jordan Peele
,
Lupita Nyong'o
,
Michael Abels
,
REVIEW
,
Shahadi Wright Joseph
,
Winston Duke
42 komentar
Setelah menyentak lewat isu rasisme
melalui debutnya yang sukses baik secara komersial maupun critical, kali ini Jordan Peele mengajak untuk mempertanyakan siapa
diri kita (Us) sembari mengkritisi
kondisi sosial Amerika Serikat (United
States, US), dalam film yang memantapkan statusnya sebagai salah satu
sutradara film genre paling berbakat
masa kini, meski selaku pencerita, beberapa pekerjaan rumah masih harus ia
tangani.
Dalam Us, Peele ingin menampilkan karakter kulit hitam yang bukanlah
korban ketidakadilan sosial atau alat menuturkan kisah bertema rasisme,
melainkan sebuah keluarga biasa yang hidup bahagia, bertamasya ke pantai saat
liburan, lalu bersenang-senang dengan membeli kapal. Keluarga ini terdiri atas
empat anggota: pasangan suami-istri Gabe Wilson (Winston Duke) dan Adelaide
Wilson (Lupita Nyong’o), beserta dua buah hati, Zora (Shahadi Wright Joseph)
dan Jason (Evan Alex).
Mereka adalah apa yang kita sebut
keluarga harmonis. Tertawa bersama, saling goda, dan saling ejek merupakan
makanan sehari-hari. Tapi tanpa sepengetahuan siapa pun, Adelaide menyimpan
rapat-rapat suatu kejadian traumatis dari masa kecilnya. Hal itu terjadi tahun
1986, kala Adelaide kecil, yang tengah mengunjungi taman bermain sebuah pantai
bersama orang tuanya, tersesat kemudian bertemu kembarannya (disebut “The Tethered”). Peristiwa itu amat
mengguncangnya, Adelaide membisu selama beberapa waktu.
Sekarang, bersama keluarganya
sendiri, Adelaide mesti mengunjungi lokasi yang sama. Ketakutannya jadi kenyataan
ketika suatu malam, muncul empat Tethered
dengan wujud menyerupai ia dan keluarganya. Bedanya, alih-alih cuma berdiri
diam, para Tethered berusaha membunuh
Adelaide sekeluarga.
Siapa The Tethered dan apa motivasi mereka adalah beberapa contoh
pertanyaan yang akan menggelayuti pikiran kita sepanjang durasi. Tapi berbeda
dengan Get Out, meski Us menyimpan beragam subteks (yang akan
saya bahas nanti), Peele tak seberapa banyak meluangkan fokus pada alur,
khususnya di babak kedua. Sebelum klimaks, praktis Us tak lebih dari sajian “kucing-kucingan” berdarah. Sebuah langkah
berisiko, namun Peele nampak percaya diri akan kapasitas penyutradaraannya
untuk memaksimalkan formula home invasion
menjadi intensitas tanpa henti.
Sebagai genre afficionado, Peele paham betul cara menciptakan atmosfer dan
gambar mengerikan lewat beraneka metode, dari pemanfaatan siluet, permainan
fokus kamera di mana ancaman diam-diam mengintip di belakang karakternya,
hingga membuat jajaran pemainnya bertingkah laku ganjil. Khusus elemen
terakhir, Lupita Nyong’o paling menonjol. Memerankan wanita yang terluka psikis
dan villain keji dengan senyum
mengerikan ditambah tatapan hampa, performa sang aktris bakal diingat sebagai
salah satu yang terbaik di antara deretan horor modern.
Bahkan soal trik klise seperti jump scare, Peele senantiasa memamerkan
efektivitas dan kreativitas. Peele telah menguasai perihal timing, sedangkan sumber teror kerap dimunculkan dari sudut tak
terduga, yang ditangkap oleh gerak kamera dinamis. Kreativitas Peele turut
menyentuh ranah pemakaian musik. Siapa sangka lagu Fuck Tha Police milik N.W.A. bakal menambah keseruan dalam sekuen “petak
umpet”?
Jordan Peele kentara sedang
bersenang-senang tanpa mengkhawatirkan risiko, termasuk dalam menyelipkan
komedi, yang diinjeksikan tepat waktu tanpa perlu mendistraksi bangunan
ketegangan. Apabila anda kerap menyaksikan sketsa Key & Peele garapannya bersama Keegan-Michael Key, perpaduan
mulus dua kutub berlawanan (horor-komedi) itu takkan terasa mengejutkan.
Terkait cerita, seperti sempat saya
singgung, terdapat banyak subteks. Paling jelas tentunya terkait identitas
diri. “Bagaimana jika kita sendirilah iblis itu?”. Peele memposisikan The Tethered selaku perwakilan hasrat
terpendam atau wajah lain karakternya yang urung mereka sadari. Pada lingkup
lebih luas, Peele menyinggung kondisi Amerika, negara makmur yang ironisnya
masih kelabakan mengurusi masalah kelaparan maupun hoomelessness. Itulah mengapa Peele memilih mengawali kisahnya di
tahun 1986, tepat saat even Hand Across
America—di mana 6,5 juta orang bergandengan tangan selama 15 menit sebagai
kegiatan amal untuk membantu tunawisma dan penderita kasus kelaparan—dilangsungkan.
Us sejatinya nyaris tanpa cela sampai mendekati akhir. Klimaks
berupa pertarungan brutal yang dieksekusi bagai nomor tarian penuh darah dan
kekacauan sambil diiringi musik mencekam garapan Michael Abels (Get Out, Detroit) pun tampil solid.
Sayang, Peele cukup kewalahan merangkum penjelasan tentang misteri seputar The Tethered, kemudian memaksa
merangkumnya ke dalam eksposisi berbelit melalui tuturan verbal. Namun
titik yang nyaris merobohkan pondasi Us
adalah kejutan penutupnya. Andai
paruh sebelumnya tak sedemikian kuat, film ini bisa saja luluh lantah. Guna
menyampaikan metafora mengenai “identitas”, Peele mengorbankan logika, meski
harus diakui ada aroma kengerian tragis tercium dari twist besarnya.
UPDATE: Setelah melewati beberapa pemikiran ulang (thanks to some questions on comment section below), saya sadar telah mempersepsi twist penutupnya secara keliru. Jordan Peele tidak luput dalam berlogika. Saya kurang jeli memproses dan mengaitkan informasi yang filmnya sampaikan, meski tetap merasa keputusan Peele bereksposisi lewat monolog bukan pilihan jitu. Karena itu saya mengubah rating-nya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
42 komentar :
Comment Page:mas tolong review the net (2016) karya kim ki duk
Makasih atas reviewnya, performa Nyong'o katanya sebagus Toni Collette di Hereditary ya? Banyak kritikus yang bilang begitu
Masuk bioskop tanpa cari tau sinopsis/gambaran apapun dan pasang ekspektasi setara get out..
Awalnya sdh enak.. tengah ke belakang sdh ngap2an.. plus ada adegan bodoh gk perlu dan 0as di akhir dalam hati ngomong mudah2an twistnya jgn sampe sperti itu.. dan kejadian..
Untung ini seorang jordan peele tau banget caranya bangun tensi/atmosfer dipadukan dgn musik mencekam memang berada di atas director horor lainnya (with ari aster)
plus akting nyong'o yg menurut sy jauh lebih baik dr collette
Kalo diitung2 sih gak jadi kecewa masi worth it lah😁
Baru nonton dan ya emang ketinggian sih ekspektasi ku, lupita is great , tp karna ada yg banding bandingin sm toni collete , saya rasa saya masih di pihak toni di hereditary. Banyak dark jokes yg akurat di sekuen film. Mantap di awal cmn melemah di akhir ,tp masih layak untuk ditonton kok.
Bedanya cuma Collette dapet materi yang lebih lengkap. Tapi Lupita kalau disuruh gitu pasti bisa
Oo jelas sama sekali nggak kecewa. Kalau beberapa menit terakhirnya ilang, atau dikasih reasoning yang lebih lengkap, bakal bagus banget ini
Kalau cocok sama dark humornya bisalah dicoba sketsa 'Key & Peele'. Beberapa episodenya jadi proses belajar Peele paduin horor & komedi
Saya sebenernya suka ama twist film ini, tapi kurang suka ama bagaimana Peele nyampaiinnya. Kalo ga dijelasin terlalu gamblang menurut saya bakal lebih bagus, cukup dengan senyuman ganjil Nyong'o diakhir tanpa flashback (soalnya udah dikasih banyak petunjuk soal karakternya) kayaknya bakal lebih keren, misterius, dan kebayang terus. Pendapat saya ↑
SOP ILER....
1. Ini memang doppelganger kah ato bayangan sj??
2. Apa maksud dari banyaknya kelinci??
3. Apa maksud dari narasi awal yg mengatakan ribuan kilometer jalan bawah tanah di amerika dll??
Termasuk di penjelasan sebelumnya soal identitas The Tethered, Peele emang kurang rapi di eksposisi. Tapi buat twist akhir bisa dipahami, lha gamblang aja masih banyak yang gagal nangkep. Main aman dia.
JAWABAN SPOILER
1.Memang kembaran. Di-tease kalau bagian eksperimen pihak tertentu (mungkin pemerintah)
2.Kelinci jadi makanan para Tethered
3.Jalan bawah tanah itu jadi tempat tinggal Tethered dan lokasi eksperimen ke mereka.
Gimana kalo pendapat ini mas rasyid
Basically the doppelgängers move in the same way that the people on the surface do i.e. surface dad moves his arm, doppelgänger one does.I think the government wanted to hit a point where they could reverse this and the doppelgänger could move and control the surface people, so basically it was a form of the government trying to control people without their knowing if that makes sense?
Kalo gak salah anaknya ngomong kalo pemerintah menggunakan flouride utk mengontrol pikiran org
Plot twist di ending nya emang terasa dipaksakan, kalo bener seperti twist itu kenapa sosok ibu nya bisa sebegitu takut tuk pergi kepantai.
Mungkin takut ketahuan
#ngawur😂
@Chan Ya itu, bener. Eksperimennya adalah ngebalik kondisinya, jadi kita (orang permukaan) tanpa sadar dikontrol yang di bawah. Bentuk kritik sosialnya Peele itu.
@Redo Nah itu yang bikin nggak suka sama twist akhirnya. Tapi setelah dipikir lagi, bisa jadi pengaruh efek eksperimennya. Karena orang-orang di permukaan dikontrol sama yang di bawah. Akhirnya jadi reverse condition.
Nah itu jd pertanyaan selanjutnya.. apakh semua org/jutaan org emang udah dikodratkan ada doppelgangernya ato mereka kembarannya yg sengaja di "clone" sm pemerintah??
Nah trus knapa cuma anak paling kecilnya aja yg bisa ngikutin gerakannya??
Sorry mas Jadi bnyk nanya hehe
Semua itu bikinan pemerintah. Nah soal si Jason, ada pertanyaan, "apa jangan-jangan dia juga ketuker?"
Gak kyknya.. satunya kan mukanya kebakar
Kalo menurut saya sih. Ini film itu soal metafora aja sih. Narasi di awal film itu sebenarnya menjelaskan banyak hal . Tentang “ Us “ sendiri yang bisa di artikan bermacam macam. Termasuk “ United States” . Hidup di bawah tanah ini menjelaskan masih banyak nya diskriminasi di Amerika sana. Soalnya nangkep kalo kembaran nya sempet ngomong “ Gue orang Amerika” pas di perapian. Iya gak sih?
Betul, tuh udah disinggung soal US as United States di review. Makanya Peele pakai event Hand Across American
Kalau diperhatiin, Pluto (kloningan Jason) sikapnya lebih manusiawi. Gimana kalau mulut kebakar itu buat hide the fact dari penonton kalau dia bisa ngomong? Makanya Jason bisa ngontrol Pluto, karena dia sendiri juga sebenernya tethered. Penjelasan lain ya berarti Peele mau bilang kalau "mau orang atas (punya privillege) atau bawah (yang tertindas), sebenernya sama. Satu. We're one as human being. Nggak ada sekat pembeda.
Mungkin kelinci adalah bentuk simbol dari kelinci percobaan. Metafora dari masyarakat tertindas yang ga punya power dan bisa dipakai sesuka hati untuk dijadikan eksperimen. Mungkinn ya...
Setelah liat twist endingnya. (Spoiler)
Baru kepikir kenapa cuman si ibu baju merah yang bisa berbicara (walaupun terbata2) dan yang lain cuman bisa ngomong pake bahasa ga jelas. Dan kenapa di ending dia bisa tahu jalan rahasia menuju kebawah...ternyataaaa hahaha.
Cuman ini saya masih bingung abu2 antara murni science fiction / ada unsur klenik horrornya. Sptnya harus ntn 2x baru bener2 ngerti jalan crita dan jalan pikir tokoh utamanya setelah tau jati diri aslinya
Gaya Peele kan selalu gitu. Di Get Out juga sama. Bukan menekankan di "bagaimana". Bukan scientific tapi juga bukan mistis. Macam Twilight Zone lah.
Film patut dapet nominasi oscar di kategori musik, cinematography, editing, penyutradaraan, ama aktris, walau nyongo ga sekeren akting toni di hereditary
Oh ya, saya ingin nanya nuh mas Rasyid, maksud dari Jeremiah 11:11 itu apa ya? Saya ga ngerti walau udah tau isi ayatnya
Apakah ada hubungan dengan jam 11:11 ketika Jason akan tidur?
Hemm.. menarik banget ceritanya, klo saya pribadi seneng sih film twist mikir gini, jd tetep enjoy nontonnya..
Spoiler
Itu apa bener ya jason udah ketuker, soalnya di awal bilang dia mau nunjukin trik api yg setaun lalu dia simpan (artinya taun lalu dia bisa mainin triknya kan?) tp pas giliran dia mau show off ke kluarganya malah engga bsa nyala :p Trus mungkin jason yg asli (yg bisa mainin trik) justru berlebihan mainin apinya makanya mulutnya kebakar.. jason palsu malah aman sentosa krn dia bahkan engga bsa nyalain apinya. Masuk akal engga? Hhehe
Intinya soal kehadiran iblis/bencana yang nggak bisa dibendung. Sama kayak nasib karakternya
Nah itu salah satu alasan kenapa mikir Jason juga ketuker. Buat apa Peele repot-repot masukin bagian "Jason lupa trik sulap"? Bisa jadi, pas Jason palsu nyalain korek terus-terusan (yang gagal nyala), Jason asli yang ngikutin gerakan itu kebakar mulutnya karena korek yang dia pegang nyala.
Yess, emang yang selama di film banyak beranggapan ibunya adalah yang asli ternyata emang ibu kloningan.
Saat kloningan anaknya yang cewek mati kesangkut di pohon karena ditabrak mobil, kan tiba-tiba aja ibunya keluar dari mobil.
Aneh kan, ngapain ibunya bela-belain keluar mobil cuma ngecek dan ngelihat kloningan anaknya yang jelas-jelas mau ngebunuh anaknya (yang cewek).
Makin janggal, sebelumnya tega banget ngebunuhin, pas deketin kloningan anak ceweknya yang kesangkut pohon, wajah ibunya kayak gak tega gitu lihat kloningan anaknya yang cewek mati kesangkut di pohon.
Ini memperjelas kalau ibunya yang selama di film kita anggap yang asli, ternyata ibu kloningan.
Soal Jason, emang dia kloningan juga, bukan yang asli. Pas di pantai kan kakaknya yang cewek bilang kalau Jason punya masalah kesulitan fokus.
Pengen banget nonton, tapi kira2 ada adegan berdarah yang kena gunting sensor gak bang? Jujur aku paling jengkel sama film horror yang kena sensor (kalo yang disensor adegan vulgar sih aku nggak masalah.)
Kalo memang ada, kayaknya aku harus bersabar nunggu versi bluray torrentnya aja deh... heheheheh
Oh nggak kok. Tips aja, misal risih sama sensor, cek dulu di web LSF. Cek status lulus sensornya, ada tulisan "REV" apa nggak di kode lulus sensornya. Kalau nggak ada, berarti aman.
"REV" artinya "Revisi", bisa potong, bisa blur, dsb. Kode yang saya maksud itu sama kayak yang kita lihat di bumper LSF sebelum felem mulai
Kira2 masuk nominasi oscar gak yah?
Di tulisan lo ini berlatar tahun 1986 ? Kok ada easter egg home alone ?
Oohhh nvm . Gua baru ngerti plot nya 🤣 dia ke pantai pas kecil tahun 1986.
I don't think so. Beda sama 'Get Out' yang ada modal isu sosial, ini statusnya 'Hereditary'. "Cuma" horor yang keren. Susah diterima Oscar.
Justru menurut saya sosial issue-nya US lebih universal ketimbang Get Out yg hanya seputar isu rasial. Kalau soal Nyong'o Vs Colette–guys Nyong'o Merangin dua karakter yang sangat bertolak belakang, dan dia bisa mendeliver itu dengan Gila!
Soal ending, Peele sengaja membuat semuanya Clear diakhir supaya saat selesai menonton kita akan lebih membahas mengenai pesan filmnya dan bukannya tebak2an apakah si ini asli atau palsu. Film ingin menunjukkan kalau darimanapun seseorang berasal dia juga memiliki potensi yang sama dengan orang lain asalkan dia diberi kesempatan yang sama. Kita lihat diakhir ternyata Adelaide yang bersama kita ternyata merupakan thetered–tapi lihat, dia juga bisa mencinta, bisa menjadi seorang ibu dan istri yang baik. Begitupula sebaliknya; seseorang yang jahat bisa berasal dari kalangan atau golongan mana saja (film ini rilis ditengah pemberitaan teror di Christchurch, di mana di dunia barat khususnya Amerika tidak terlalu menghighlight berita ini, karena ternyata teroris juga bisa berasal dari golongan mereka (ras kulit putih)). Sedangkan bangunan yang dibuat untuk menampung para tethered juga simbol kalau manusia pula lah yang menciptakan tingkatan2 dan batasan2 golongan itu.
Saya suka konsep filmnya, unik. Tetapi ketika ending kok si anak cowoknya terlihat mencurigakan seperti Adelaide yah? Jangan-jangan....
Maaf mau nanya trus apa gunanya para Tethered baris berbaris bergandengan tangan?
Pantesan pas di pantai si Jason malah buat terowongan 🤔
Referensi buat gerakan "Hands Accross America"
Posting Komentar