PINTU MERAH (2019)
Rasyidharry
Juli 20, 2019
Aura Kasih
,
Cornelio Sunny
,
horror
,
Indonesian Film
,
Kurang
,
Miller Khan
,
Noviandra Santosa
,
REVIEW
13 komentar
REVIEW INI MENGANDUNG SPOILER!
Pintu Merah bukan tipikal horor yang langsung angkat tangan perihal
eksplorasi ide lalu membiarkan ketiadaan plot plus jump scare murahan mengambil alih. Memiliki lima penulis naskah
(termasuk sang sutradara, Noviandra Santosa), film ini jelas mencurahkan daya
upaya dalam usahanya membangun misteri, walau akhirnya kelemahan eksekusi di banyak
departemen berujung menghasilkan produk akhir yang belum sesuai harapan.
Protagonisnya bernama Aya (Aura
Kasih), wartawan yang atas perintah atasan, harus menulis artikel mengenai
penemuan mayat di hutan. Awalnya Aya terpaksa, sampai ia menyadari bahwa: 1)
Kasus serupa telah berulang kali terjadi selama bertahun-tahun; dan 2) Ini
merupakan pembunuhan berantai. Berambisi membuktikan diri, Aya nekat menginvestigasi
kasus itu sendirian meski mendapat tentangan dari rekannya, Leo (Cornelio
Sunny).
Penyelidikan Aya membawanya ke
rumah sakit tua yang diyakini punya peranan penting dalam rangkaian pembantaian
tersebut. Rumah sakit ini sudah ditelantarkan selama 10 tahun, tidak terawat,
namun saat Aya memasuki sebuah pintu merah, ia menemukan pemandangan
mencengangkan. Bangunan terbengkalai itu kini kembali baru. Kemudian, Aya pun bertemu
Alex (Miller Khan), mantan karyawan rumah sakit yang tak bisa mengingat kenapa
ia berada di situ.
Ada kejanggalan. Konon, Aya adalah
jurnalis kritis jago analisis. Dia berteori bahwa si pelaku pembunuhan berantai
sedang bersembunyi di rumah sakit. Jadi, kenapa Aya mau semudah itu mempercayai
pria tak dikenal yang melontarkan banyak pengakuan ambigu? Saya rasa keengganan
sang bos menaruh kepercayaan pada Aya merupakan keputusan tepat.
Berusaha mencari jalan keluar, Aya
dan Alex justru terkejut kala menyadari keduanya terjebak di sebuah loop. Tidak peduli berapa kali menuruni
anak tangga, mereka selalu kembali di lantai yang sama. Penceritaannya—walau kerap
terasa jumpy dan mengalir tak semulus
sebuah long take apik selaku
penggambaran loop yang karakternya
lalui—melahirkan misteri berdosis memadai guna menyulut keingintahuan.
Menyenangkan pula melihat bagaimana
di debutnya, Noviandra Santosa berani menekan pemakaian jump scare, menyelipkannya hanya di momen yang benar-benar perlu
(mayoritas dialokasikan bagi klimaks). Di luar sesosok bayangan hasil kreasi
CGI, desain hantu Pintu Merah pun
cukup solid, dari wajah-wajah menyeramkan di dinding, hingga figur bertopeng di
paruh akhir. Sayang, bukan cuma jump
scare klise saja yang dikesampingkan Noviandra bersama tim penulisnya,
melainkan teror secara keseluruhan.
Proses penyelidikan Aya berlangsung
datar akibat minimnya urgensi, sewaktu kedua protagonis kita amat jarang
menemukan ancaman berarti. Keduanya sekadar berputar-putar, menemui
keanehan-keanehan yang tak sampai mengancam keselamatan, menyulitkan timbulnya
kekhawatiran akan nasib mereka. Diperparah lagi dengan akting buruk Miller Khan
dan Aura Kasih, yang bicara layaknya dua orang baru melakukan meditasi. Kalem,
tenang, dingin, datar. Tidak ada tanda-tanda kalau nyawa mereka dalam bahaya.
Menjelang akhir, Pintu Merah mulai menderita penyakit
khas horor kita (atau horor medioker di seluruh dunia), yakni klimaks miskin
intensitas yang ditutup terlalu cepat, dan menempuh jalur malas guna menjawab
misterinya. “Semua ini peristiwa mistis” seolah jadi mantera ampuh sewaktu
penulis naskah horor kehabisan ide tentang cara “membungkus” alur. Andai saja
Noviandra bersedia menambah kadar penerangan, Pintu Merah mungkin bakal mempunyai beberapa adegan disturbing di babak ketiganya. Namun
serupa elemen lain, potensi itu terkubur oleh lemahnya eksekusi.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
13 komentar :
Comment Page:Kirain bagus bang ... Soalnya come crib review-nya lumayanπ
Ga review suwung bang?
Mas Rasyid, maaf spolier gak ya kalau nanya,disegi apa bedanya Evengers end game extented dengan versi sebelumnya ? Worth it? Matur Nuwun.
Emang nggak sampah kok. Kalau mereka udah terlanjur suudzon dulu sih. Terkejut jadinya pas tahu filmnya nggak busuk π
Nggak ah, nanti ikut suwung beneran
Bukan extended sebenernya. Cuma ada tambahan fitur (sambutan sutradara, tribute stan lee, deleted scene yang belum kelar). Nggak terlalu kecuali die hard fans
Trauma ya Mas nuntun film model beginian..
Sumpah gw trauma, soalnya dari posternya aja model² Wahana Rumah Hantu, ahahahhaha..
Jiaaaah, Wahana Rumah Hantu lagi aje.. πππ
Oke Mas Rasyid. Makasih bocorannya
Bang, review Koboy Kampus gak?
Ini nonton dmn mas kok di bioskop XXI g ada
Kan tayang 20 Juli kemaren. Paling lama juga seminggu di bioskop karena sepi
Waduh sayang banget
Mau download dimana?
Posting Komentar