SEBELUM IBLIS MENJEMPUT AYAT 2 (2020)

15 komentar
Sesuatu yang begitu saya suka dari gaya Timo Tjahjanto—walau kerap jadi sasaran kritik banyak pihak—adalah keengganan menghemat amunisi dan menginjak pedal rem. Tengok saja Sebelum Iblis Menjemput (2018), yang selama 110 menit nyaris tidak membiarkan penonton menghela napas. Belum lagi kalau membicarakan kegilaan bernama The Night Comes for Us (2018). Sehingga, saya masih tidak percaya akan menulis kalimat berikut ini: Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 adalah horor yang cenderung monoton, kurang menegangkan, meski tetap patut disaksikan.

Timo ingin mencoba pendekatan berbeda. Kadar kekerasan diturunkan (untuk standarnya, karena darah tetap tumpah di sana-sini). Teror pun tak disajikan secara membabi buta. Antara satu momen dengan momen lain diberikan jeda, yang sejatinya bisa berdampak positif andai dibarengi alur mumpuni, tapi sebagaimana kita tahu, penulisan cerita tidak pernah jadi kekuatan terbesar Timo.

Kisah dibuka dengan memperkenalkan karakter baru bernama Gadis (Widika Sidmore), yang bercerita pada sahabatnya, Dewi (Aurelie Moeremans), soal gangguan mistis yang sampai memberinya luka fisik. Lalu kita kembali bertemu Alfie (Chelsea Islan) dan adiknya, Nara (Hadijah Shahab), yang berusaha menata ulang hidup mereka. Pasca peristiwa film pertama, Alfie masih belum menemukan kedamaian. Sesekali, hantu-hantu masih menampakkan wujud di sekitarnya. Lalu Alfie dikejutkan oleh kemunculan beberapa orang bertopeng yang memasuki apartemennya, kemudian menculik dia dan Nara.

Rupanya sekelompok orang itu adalah Gadis beserta teman-temannya: Budi (Baskara Mahendra), Jenar (Shareefa Daanish), Kristi (Lutesha), Leo (Arya Vasco), dan Martha (Karina Salim). Pun mereka datang bukan untuk merampok, melainkan meminta bantuan guna mengakhiri sebuah kutukan, didorong keyakinan bahwa setelah pengalamannya mengalahkan iblis, Alfie merupakan sosok yang tepat untuk dimintai pertolongan. Tapi kenapa harus memakai topeng jika kerahasiaan identitas bukan perkara penting?

Serupa film pertama, rentetan teror terjadi, satu demi satu muda-mudi tewas mengenaskan, tapi kali ini dalam kadar ketegangan tidak seberapa. Keputusan Timo memberi jeda justru jadi bumerang kala tak dibarengi kisah menggigit, meski terdapat latar belakang lebih kelam dibanding pendahulunya. Timo pernah menyatakan kalau di Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2, elemen horor supernatural lebih dikedepankan ketimbang gore, dan ternyata, realisasi dari pernyataan tersebut adalah penampakan lewat jump scare yang lebih dominan.

Dibanding mayoritas horor lokal, tentu jump scare film ini superior, apalagi dengan perpaduan efek spesial plus tata rias mumpuni sehingga jajaran “hantu” tampil mengerikan alih-alih tampak bak peserta cosplay bermodal rendah. Tapi ini karya Timo Tjahjanto. “Lebih baik dari kebanyakan horor lokal” saja tidak cukup. Beberapa momen tersaji kreatif, misalnya keheningan mencekam saat Timo memanfaatkan kemunculan (semacam) pocong dengan metode yang berbeda dibanding sineas lain.

Tapi sisanya repetitif. Hantu akan muncul, berpose, sebelum menerjang karakter kita dengan efek patah-patah klise, yang setelah dieksploitasi oleh entah berapa ratus ribu judul, kehilangan keseramannya. Salah satu elemen penolong (yang bagi beberapa penonton mungkin malah merupakan distraksi) hadir ketika Timo sesekali masih memamerkan keusilannya, bersenang-senang melalui humor-humor tak terduga, yang bahkan jauh lebih berani ketimbang aksi saling bunuhnya.

Di jajaran pemain, ketiadaan Karina Suwandi cukup berhasil ditambal oleh Lutesha dan Widika Sidmore yang kebagian jatah menggila. Khususnya Widika, yang memasuki paruh akhir, menampilkan akting over-the-top yang terkontrol. Menghibur tanpa harus terasa menggelikan. Sesuatu yang mestinya dipelajari oleh Chelsea Islan. Ketika film pertama memfasilitasi gaya aktingnya, di sini Chelsea berusaha terlalu keras terlihat tangguh, membabat semua line dengan intensitas berlipat-lipat. Saya pun teringat pada Nicolas Cage di fase terburuk karirnya.

15 komentar :

Comment Page:
Mahendrata Iragan Kusumawijaya mengatakan...

Mas Rasyid Lebih tim Rumah Dara 2 apa lanjutin Universe Night Comes for Us?

Lusiana mengatakan...

Katanya nanti bakal ada SIM 3 ya mas? karena ini kan direncanakan Trilogi sama Bang Timo. Btw saya tuh masih kangen sama duetnya Timo dan Kimo, karena menurut saya Mo Brothers itu justru kekuatannya bisa saling melengkapi, pas mereka standing alone buat film ada aja pasti kelemahannya. Dan sampai saat ini saya masih mengharapkan adanya Spin Off The Operator sama Bobby Bule, soalnya nonton di channel CineCrib pas Bang Arya sama Bang Razak undang Bang Timo sempet ada rencana untuk buat ceritanya Bobby Bule sama Fatih pas jayanya mereka.

Anonim mengatakan...

Kok ga Ada sosok religius gitu, kayak ustad buat ruqyah si alfi, biar iblisnya gak menjemput doi

Soleha Rahma Junia mengatakan...

Ya nanti judulnya "sebelum iblis menjemput silaturahmi ke pak ustad dulu" dong 😅

Fajar mengatakan...

Kalo ada ustadnya, kasihan si iblis dong. Udah pake kekuatan ghoibnya buat manusia, giliran ditagih ongkosnya, malah diusir pake ustadz.
Manusia memang serakah.

Anonim mengatakan...

Kok film Gore gini lulus sensor ya? Zzzz enek gw liatin adegan sadis semua astaga

Hendra triwijaya mengatakan...

kalo gak mau liat adegan gore nonton ftv2 azab indosiar aja.. dijamin masih dapet horornya plus dapet hidayah juga

Anonim mengatakan...

btw itu teaser di awal itu film apa ya? ada yg tau? klo ga salah judulnya Perempuan Bergaun Merah (sama ada dua huruf kanji kecil di tengah"nya) pas googling ga dapet apa".

Lusiana mengatakan...

kalau perempuan bergaun merah projectnya bang Timo yang baru katanya, tapi sebagai produser. Di IG sih bisa search #reddressproject ada di akun IGnya bang Timo.

Anonim mengatakan...

ok sip. thanks infonya

oktabor mengatakan...

Setuju banget soal akting Chelsea. Melelahkan banget liat dia di sini. Terutama momen momen emosi yang terengah2 gitu...cringe.

Syareefa cepet amat matinya huhu...syareefa + horor + darah adalah kesatuan sakral

Senjata pamungkas Alfi ini mengingatkan saya akan komik Nube ; Guru Ahli Roh

SIM ketiga kudunya dibikin prekuel soal sosok masa lalu si ibu duta iblis sih.

vyfs mengatakan...

SPOILER ALERT !!!







Bang Rasyid, nanya donk soal dalangnya ni kan si Gadis. Tp knp dia mau ngidupin lg pak ayub kan dia ikutan bunuh ayub. Kenapa dia mau bunuh temen2nya? Apa maksudnya foto masa lalu dia dipanggu ayub dan stockholm syndrome?

Lalu marta tu jg kaki tangan Gadis ya? Knp marta mau bantuin Gadis?

Trakhir nanya soal Pak Ayub yg kluar dr tubuh Gadis n masuk ke alfie. Tu lalu kmna si Ayub? Apa ikut mati ketika alfie bunuh diri dan kog tiba2 dia ada dlm kegelapan abadi dlm tangan molok?

mohon pencerahan bang

Lusiana mengatakan...

Ngerasa kalau SIM ayat 2 ini menutup plot hole di SIM 1 tapi menimbulkan lebih banyak plot hole ke sesudahnya. Berharap SIM ayat 3 jadi digarap ya.

SPOILER ALERT!!!!

Motif Gadis untuk menghidupkan ayub kembali apa supaya bisa bersama ya? dan dia bunuh teman2nya karena dendam mungkin mereka sudah ngebuhunuh ayub.

Nah kalau soal Martha juga masih penasaran, btw yang nyalain api waktu mereka masih anak-anak itu Dewi atau Kristi ya?

Soal Mollock brarti dia memang mengincar Alfie dari dulu dong? tapi kalau dia bisa mempengaruhi orang dengan mudah kenapa ga langsung masuk ke badan Alfie aja? musti susah2 gitu sampe nyeret banyak orang bikin si Alfie jadi makin menderita musti fighting disana sini.

Rasyidharry mengatakan...

1. Ya itu jawabannya. Stockholm Syndrome

2. Karena dijanjiin kondisi yang lebih baik

3. Itu Alfie ada di purgatory

Unknown mengatakan...

Judulnya ganti "Iblis gagal menjemput gegara Pak Ustad"
Segera di ind*siar