GUNS AKIMBO (2020)

4 komentar
Sutradara sekaligus penulis naskah Jason Lei Howden (Deathgasm) mungkin meyakini dirinya telah membuat produk gila-gilaan melalui suguhan aksi-komedi yang lebih “terasa video game dari adaptasi layar lebar video game sungguhan. Tapi, meski sikap “semau gue” yang diusungnya menyenangkan, Guns Akimbo tidak segila yang dibayangkan (dan diharapkan) Howden.

Deretan soundtrack-nya membuatmu menghentakkan kaki, ada darah di sana-sini, jajaran pemain pun tampil apik tanpa menganggap semuanya terlampau serius. Tapi pada masa di mana pendekatan ala video game pernah dilakukan secara lebih ekstrim (tonton Hardcore Henry), sedangkan koreografi plus tata kamera dinamis mulai jadi tren di film aksi “serius” arus utama, sebatas menggerakkan kamera seliar mungkin tidak lagi terasa spesial.

Daniel Radcliffe memerankan Miles, programer komputer yang hidup sebagai pecundang. Sang bos selalu menjadikannya bulan-bulanan; kekasihnya, Nova (Natasha Liu Bordizzo) meninggalkannya; hari-harinya cuma diisi bermain video game dan memancing amarah para trolls di internet. Sampai ketika Miles membuat keributan di forum Skizm, sebuah kelab bawah tanah yang menyelenggarakan sekaligus menyiarkan langsung pertarungan sampai mati antara kriminal-kriminal sinting.

Akibatnya, Miles disatroni pihak Skizm. Sepasang pistol ditancapkan di kedua tangannya, dan ia dipaksa terlibat pertarungan hidup-mati melawan Nix (Samara Weaving), si pembunuh gila yang juga jawara Skizm. Walau sudah menjadi aturan tak tertulis di film aksi bahwa tidak semudah itu bagi seorang jagoan untuk terkena peluru, rasanya tetap mengganggu, saat Nix, yang mampu mengenai sasaran dalam mobil yang melaju kencang pula membantai sekelompok kriminal berbahaya seorang diri, kesulitan menembak Miles walau entah sudah berapa ratus peluru ia lepaskan.

Tidak ada alur padat, hanya kejar-kejaran dan tembak-tembakan ala film aksi kelas b dicampur permainan shoot ‘em up, yang mengandalkan pengarahan penuh gaya sang sutradara. Howden, dibantu sinematografi garapan Stefan Ciupek, seolah menganggap kamera diam sebagai hal tabu. Tidak usah sampai membahas keliaran gerak kamera dan penyuntingan dalam membungkus baku tembak yang turut diisi warna-warna berkontras tinggi, di luar adegan aksi pun, Guns Akimbo menolak diam. Kamera berputar, melakukan gerak spiral yang menghasilkan dua dampak berlawanan: kadang terkesan dinamis, tapi lebih sering membuat perut mual atau minimal sakit kepala.

Tapi saya merupakan pembohong kalau menyebut filmnya sepenuhya gagal memberi hiburan. Setidaknya, tempo cepat yang diterapkan Howden tidak memberi kesempatan pada rasa kantuk untuk menyerang. Seperti seseorang dengan tenaga berlebih yang bisa memberi semangat di hari-harimu, walau terkadang terasa mengesalkan. Tapi tidak ada yang mengesalkan dari performa dua pemeran utama, khususnya Samara Weaving.

Radcliffe sebagai pria pengecut yang konyol mampu memancing tawa lewat totalitasnya dalam mempermalukan diri sendiri, tapi Weaving, dengan umpatan-umpatan, teriakan manik, ejekan menusuk, dan hirupan-hirupan kokain yang memacu adrenalinnya kala menghabisi musuh, adalah bintang utama. Mayhem (2017), The Babysitter (2017), Ready or Not (2019), Guns Akimbo, dan nantinya Snake Eyes di akhir 2020, aktris kelahiran Australia telah memantapkan image sebagai wanita tangguh yang tak ragu menumpahkan darah.

Guns Akimbo mencapai titik terbaik tiap kali Radcliffe dan Weaving berbagi layar, saling bertukar kelakar. Itulah kenapa babak ketiganya begitu memikat. Sayang, kuantitas kebersamaan mereka tidak sebanyak itu, dan karenanya, kualitas Guns Akimbo pun tidak sebagus itu.

4 komentar :

Comment Page:
Meuthia Nabila Pratiwi mengatakan...

Om, ngerasa ga sih daniel radcliffe kalo main film ga pernah bersinar? Plus kok kayaknya film2 dia gaada yg bagus gitu selain harry potter. Apa karena dia sebenernya bukan aktor yg bagus2 amat? Atau hanya krn filmnya ga mendukung?

Anonim mengatakan...

Nonton di bioskop atau web-hd nih

adnanman mengatakan...

Sebenarnya daniel radcliffe jg bisa main bagus di the woman in black sm swiss army man. Tp emang harry potter itu ke bantu promosinya yg gencer sehingga lebih terfokus sm harry potter

Rasyidharry mengatakan...

Radcliffe lebih sering main bagus daripada jelek. Pilihan filmnya aja yang kurang cermat. Karena fokus dia "pilih peran yang nggak Harry Potter banget"