REVIEW - M3GAN

11 komentar

Jika kelak M3GAN (Model 3 Generative Android) eksis, saya akan membeli boneka ini untuk anak. Dia bisa bicara, belajar, bernyanyi, menari, bahkan punya cukup sensitivitas untuk menghibur manusia yang tengah berduka. Dia juga memenuhi satu syarat penting yang tidak dipunyai mayoritas boneka berhantu/pembunuh: M3GAN berparas cantik.

Nama-nama seperti Annabelle hingga Chucky mengharuskan penonton memasang suspension of disbelief kala melihat bocah-bocah menyukai wajah seram mereka. Apakah para bocah itu calon psikopat? M3GAN berbeda. Saya bisa membayangkannya terjual laris di dunia nyata. 

Satu poin mengejutkan film ini adalah saat naskah buatan Akela Cooper (Malignant) yang merupakan pengembangan cerita miliknya dan James Wan, cukup bersabar menebar teror. Butuh waktu hingga babak pertama (yang berjalan nyaris setengah jam) usai sebelum M3GAN muncul dalam bentuk finalnya. Pun di situ ia belum menjadi boneka pembunuh.

Kematian pertama film ini bukan disebabkan oleh M3GAn, melainkan kecelakaan tragis yang membuat Cady (Violet McGraw) kegilangan orang tuanya. Kemudian Cady diasuh oleh tantenya, Gemma (Allison Williams), seorang roboticist perusahaan mainan, yang berambisi melahirkan boneka super canggih bernama M3GAN. Sayang, ambisi itu ditolak oleh sang atasan, David (Ronny Chieng), yang hanya menginginkan mainan murah demi mendatangkan untung. 

Gemma sempat menyerah, tapi begitu menyadari Cady menginginkan mainan yang dapat menyembuhkan lukanya, proyek M3GAN pun dia lanjutkan. Awalnya semua berjalan lancar. Kecanggihan M3GAN menarik perhatian David, sementara Cady menemukan figur teman selaku penyembuh luka. 

Diadakanlah demonstrasi bagi investor guna membuktikan kehebatan M3GAN. Di situ Cady menangis. Duka akibat kehilangan orang tua belum sirna. M3GAN menghiburnya, mendengar curahan hati Cady, memberi kata-kata yang menghangatkan hati si bocah, bahkan bernyanyi untuknya. Para investor menangis. Saya juga. Siapa sangka film macam ini punya dampak emosi sebegitu kuat?

Tapi tersimpan masalah. Bukankah segala tindakan M3GAN tadi sejatinya tugas orang tua? Inilah poin yang hendak disentil naskahnya. Bagaimana manusia terlampau bergantung pada teknologi. Terdengar klise memang, sebab itulah formula penceritaan techno-horror/thriller bertema "mesin berbalik melawan manusia". 

Apa yang menjadikan M3GAN relevan (walau tetap tidak terasa benar-benar baru) adalah karena ketergantungan tokohnya praktis menghapus esensi kemanusiaan. Manusia merupakan makhluk sosial yang melakoni beraneka peran dalam hidup. Orang tua, teman, dll. Gemma melempar tugas parental-nya kepada M3GAN. Dia pun terlibat cekcok dengan tetangga akibat sesuatu yang semestinya bisa diselesaikan melalui komunikasi sederhana. Di era modern, manusia mulai melupakan cara hidup berdampingan bersama manusia lain, melupakan cara berinteraksi, pun bukan mustahil, bila ketergantungan meningkat, melupakan cara menjadi manusia. 

Di saat bersamaan, M3GAN belajar dari manusia, tepatnya dari data-data yang ia kumpulkan secara daring. Ketika akhirnya ia lepas kontrol dan keliru menginterpretasikan "melindungi Cady", situasi tersebut bukan karena kesadaran M3GAN tumbuh. Dia tetap bukan makhluk hidup. Dia sebatas meniru manusia yang mulai melupakan kemanusiaannya. 

Aksi pembantaian M3GAN tidak tersaji brutal, sebab filmnya sendiri tidak berusaha mendorong batasan rating PG-13. Kematian terjadi secara off-screen, atau on-screen namun dengan darah minimalis. Potensi daya hiburnya berujung kurang dimaksimalkan, tapi bukannya tanpa taring. Di kursi sutradara, Gerard Johnstone tampil dengan pengarahan dinamis, sekaligus cerdik memanfaatkan fakta bahwa M3GAN diperankan oleh aktris cilik sungguhan (Amie Donald). M3GAN bukan boneka kaku. Dia bisa melakukan berbagai gerakan gila, dan sangat berpeluang menjadi ikon horor baru.

11 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

film drama terbaik khas james wan

Anonim mengatakan...

M3GAN sebagai proyek james wan adalah suseksor film film yang laris, ya bukan hanya laris, juga ikonik dan jadi trend setter budaya pop film ala kekhasan james wan seperti layaknya film malignant yang juga slowburn dan mengejutkan di akhir

Anonim mengatakan...

boneka robot ini tidak mendadak bisa joget, jogetnya di ajari oleh user utama yakni sang tokoh utama cilik yang chemestry dengan boneka robot

joget ikonik

Anonim mengatakan...

sesi pertama ngantuk saya nontonnya, sesi final mata saya bangun dari tidur dan mencoba menyaksikan kebrutalan ringan minimalis

Anonim mengatakan...

Kirain james wan yg ngedirect

Red mengatakan...

Mulai dah akun2 'anonim' bermunculan. entah sengaja spam atau emang kurang kerjaan nih akun2 'anonim' gak jelas. bikin kotor kolom komentar aja. hahahah

Anonim mengatakan...

Maling teriak maling, lah elu sendiri ga pake nama asli, kocak lu, penonton KKN di desa penari nih pasti

Anonim mengatakan...

Bocil EpEp jangan banyak bacot, sono minta duit ke emak ama bapak lu buat beli kuota, ngatain orang anonim lu sendiri ga pake akun asli

Komentar mereka masih sesuai konteks, masih ngebahas filmnya, gak kayak elu yg kayak sengaja nyenggol buat nyari keributan

Anonim mengatakan...

Koq orang lain bisa komentar pake akun anonim sih? Gw udah dari 5 tahun lalu nyobain komentar anonim disini tapi gak pernah muncul setelah dipublish

Anonim mengatakan...

Eh, bisa ternyata setelah ganti gadget😅

Anonim mengatakan...

anaknya megatron x mega****