REVIEW - THE QUIET GIRL

5 komentar

The Quiet Girl bukan cuma bercerita tentang kasih sayang, perwakilan Irlandia di Oscar 2023 ini (berhasil meraih nominasi) juga terlihat, terdengar, dan terasa seperti sebuah ungkapan kasih sayang. Mengadaptasi cerita pendek Foster buatan Claire Keegan, Colm Bairéad selaku sutradara sekaligus penulis naskah telah melahirkan karya spesial yang mampu menerjemahkan perihal abstrak tersebut. 

Cáit (Catherine Clinch) adalah si gadis pendiam yang dimaksud judul filmnya. Sang ayah (Michael Patric) menyebutnya "the wanderer" karena Cáit kerap pergi menyendiri entah ke mana, entah pula melakukan apa. Sebutan yang menunjukkan bagaimana sebagai orang tua, ia gagal mengenali si buah hati.   

Orang tua Cáit memang cenderung menelantarkan anak-anak mereka. Cáit selalu diam karena tak ada upaya menjalin komunikasi. Bahkan di awal film kita melihat saudara-saudara Cáit yang biasanya ribut mendadak diam sewaktu ayah mereka muncul. Bukan karena takut, tapi inilah gambaran keluarga disfungsional yang tak tahu mesti bersikap seperti apa di hadapan satu sama lain. 

Ibu Cáit (Kate Nic Chonaonaigh) tengah mengandung lagi, walau kondisi finansial keluarga sedang terjepit. Apa jalan keluar yang diambil? Menitipkan Cáit ke sepupunya, Eibhlín (Carrie Crowley), dan si suami, Seán (Andrew Bennett), selama musim panas. "Dia akan membebani kalian", ucap ayah Cáit pada pasutri paruh baya yang tidak mempunyai anak tersebut.  

Orang tua membuat anak, membuatnya menghirup udara dunia, menganggapnya beban, lalu membuangnya. Babak pertama The Quiet Girl terasa menyakitkan karena membawa penontonnya menyaksikan si karakter utama melalui semua itu. Rasa sakit tersebut berubah ketika Cáit mulai menetap di kediaman bibinya. 

Eibhlín menaruh perhatian begitu besar pada keponakannya. Bagi Cáit itu adalah pemandangan asing. Bagaimana mungkin saling menyayangi dan tak menyimpan rahasia? Bagaimana mungkin sebuah rumah terasa hangat? Cáit menemukan dunia baru. Sebuah dunia yang tersusun atas kasih sayang.

Rasio 1.37 : 1 membingkai cantik gambar-gambar hasil tangkapan kamera Kate McCullough yang mendefinisikan "memori musim panas". Serupa cahaya matahari terik yang tidak pernah terlalu menyengat karena terhalang pepohonan rimbun, Cáit merasakan kehangatan yang akhirnya memunculkan senyum di bibirnya. Kata-kata dari mulut Eibhlín yang penuh cinta terdengar sama merdunya dengan musik garapan Stephen Rennicks. 

Pengarahan Bairéad merangkum hal-hal di atas. Sang sutradara tidak hanya memaparkan kehidupan protagonisnya. Seolah, ia menjadikan Eibhlín (dan nantinya Seán) sebagai perpanjangan tangan untuknya menyampaikan kasih sayang kepada Cáit. Bairéad memedulikan Cáit, sehingga filmnya sendiri bak sebuah ungkapan kasih sayang. 

Naskahnya tidak kalah solid. Bairéad menjadikan dinamika Cáit dengan kedua "orang tua barunya" sebagai metode eksplorasi yang efektif. Menonton The Quiet Girl ibarat proses menyusun puzzle. Secara perlahan, gambaran utuh mengenai tiap karakternya, baik Cáit maupun Eibhlín dan Seán mulai nampak. Apa saja bentuk penelantaran yang dilakukan orang tua Cáit; mengapa Seán awalnya bersikap dingin sedangkan Eibhlín sebaliknya, sangat protektif; dan lain-lain.

Konklusinya menyentuh. Luar biasa menyentuh. Sewaktu air mata jatuh, itu bukan disebabkan dramatisasi berlebihan, namun karena sudah sewajarnya muncul dampak emosional besar, saat cinta yang selama ini tertahan akhirnya bisa diluapkan. Ada yang mendapatkannya untuk pertama kali, ada pula yang menemukannya kembali. 

(Klik Film)

5 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

film LGBT+ selalu menarik di tampilkan dalam layar dibungkus dengan berbagai macam problematik yang halus tanpa diketahui penonton jika menyimak benar, pasti paham arti laksana memakan sandwich, hot dog dan burger yang isinya tumpah ruah menyenangkan dan sibuk mengelap mulut sambil makan

Anonim mengatakan...

Di Atas gue komen apaan ya? Asal eksis di kolom komen spt biasa nampaknya

Anonim mengatakan...

bagus banget filmnya...karena gue sudah nonton film ini jadi bisa komentar

thanks mas rasyid

Anonim mengatakan...

nice movie, thanks

Anonim mengatakan...

Sad yet beautiful