REVIEW - CONCRETE UTOPIA

31 komentar

Jangan tertipu dengan tampilan luarnya. Concrete Utopia bukan film bencana generik di mana pameran CGI menelan habis sisi kemanusiaan ceritanya. Mengadaptasi bagian kedua dari webtoon Pleasant Bullying karya Kim Soongnyung, ia adalah spesies unik yang menggabungkan satir menusuk drama humanis khas blockbuster Negeri Ginseng. 

Para penonton hiburan Korea, terutama drakor, pasti sadar sesering apa kata "apateu" terucap dari mulut karakternya. Seolah menunjukkan betapa apartemen dipandang sebagai penanda kesuksesan di kalangan masyarakat kelas menengah. Memilikinya bak lambang keberhasilan dalam hidup, meski tak jarang bersifat semu (lilitan utang, kesulitan melunasi sewa, dll.). 

Concrete Utopia adalah versi ekstrim dari situasi tatkala hadir sekat antara penghuni apartemen dengan mereka yang tidak memilikinya. Sebuah gempa bumi dahsyat meratakan Seoul. Seluruh bangunan runtuh, kecuali Apartemen Hwanggoong. Orang-orang berharap dapat mencari suaka di sana, sampai di satu titik, para penghuni merasa perlu mengambil sikap. 

Pasca aksi heroik memadamkan kebakaran, Young-tak (Lee Byun-hun) ditunjuk selaku pemimpin sementara. Tugasnya adalah melindungi warga. "Melindungi" di sini punya makna luas, dari mengelola ransum, mencari makanan untuk bertahan hidup, hingga mengusir sekelompok penyusup, alias non-penghuni yang berharap diberi tempat bernaung. 

Naskah buatan Um Tae-hwa (juga duduk di kursi sutradara) dan Lee Sin-ji ibarat soal ujian bagi penonton. Hanya ada satu pertanyaan: Apa yang bakal kalian lakukan bila berada di posisi serupa? 

Mari menilik konflik pasangan suami istri, Min-sung (Park Seo-joon) dan Myeong-hwa (Park Bo-young). Myeong-hwa bersikeras menolong para "penyusup" karena baginya itulah tindakan yang benar. Sebaliknya, Min-sung ingin menaati aturan yang telah disepakati. Ketaatan Min-sung mendorongnya berbuat hal yang berlawanan dengan kebaikan, namun di sisi lain, ia melakukannya semata demi melindungi keluarga, agar keduanya tak diusir, menerima jatah pangan memadai, dan seterusnya.

Concrete Utopia enggan menggampangkan situasi, walau mengambil sikap tegas dengan berpihak pada kemanusiaan. Naskahnya melempar sindiran tajam melalui deretan momen satir menggelitik, di mana Um Tae-hwa paham betul metode yang efektif guna mengajak penonton menertawakan keserakahan manusia. 

Caranya beragam. Ada kalanya lewat kekonyolan yang hadir secara terang-terangan, tapi ada kalanya Tae-hwa "mempercantik" humor agar kekonyolan itu tampil lebih subtil. Misal sewaktu di sebuah montase, kamera menangkap ekspresi penuh kebanggaan di wajah Young-tak yang menikmati keberhasilannya mengemban tugas sebagai pemimpin, sementara orkestra megah turut mengiringi. Tae-hwa mengejek rasa bangga karakternya yang teramat sangat itu.

Karakter Young-tak jadi pondasi satir filmnya. Di sepanjang karirnya, Lee Byung-hun punya dua wajah. Seringkali ia memerankan pria karismatik, tapi tak jarang sang aktor menghidupkan individu "kelas bawah". Penampilannya di sini merupakan puncak dari wajah yang kedua. Seiring waktu sorot matanya bertransformasi, dari kekosongan penuh keraguan menjadi tatapan tegas yang berapi-api. 

Biarpun berlangsung agak terlalu panjang (129 menit), Concrete Utopia tak pernah kehilangan magisnya. Ketika melucu ia ampuh memancing tawa, begitu bergerak ke ranah lebih kelam jelang akhir, tragedi menusuk pun sanggup dimunculkan. Dibarengi dekorasi set mumpuni berbalut CGI kelas satu sebagai visualisasi dunia post-apocalyptic, Concrete Utopia memberi sentilan tajam atas lingkaran setan budaya konsumerisme. Budaya yang membentuk impian memiliki properti, sampai membuat manusia tak lagi memiliki hal yang lebih esensial: kemanusiaan. 

31 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

ala korea drama adalah plot twist yang membagongkan, keren

Anonim mengatakan...

WTF, sungguh tragis getir ini film, dark slowburn

Anonim mengatakan...

blockbuster movie of the year

Anonim mengatakan...

drama korea adalah tontonan yang menarik, seru

Anonim mengatakan...

Gercep banget kalo film kumpulan muka-muka plastik langsung reviewnya keluar, sebusuk apapun juga pasti dibilang bagus

Anonim mengatakan...

hongkong, jepang, china & india menguasai layar bioskop pada masanya, korea lanjut pada masa saat ini

drama korea selalu ada twist, horror tidak

Anonim mengatakan...

film absurd sexual pelangi yang keren jaman kiamat, menarik

Yang komen anonim disini goblok mengatakan...

Yang komen2 anonim gak jelas ni pada caper kah?, saking gabutnya nyampah terus di setiap postingan blog ini

Abdi Khaliq mengatakan...

Bang Rasyid, itu gak bisa kah komentar2 sampah anonim dihapus atau kalo nggak, dimatiin aja opsi komentarnya sekalian. Kangen banget isi komentar blog ini yang jadi ajang diskusi film, bukannya anonim

Anonim mengatakan...

film terjelek korea, cgi nya sampah

Anonim mengatakan...

skor untuk film bagus ini adalah 5.5/10

Anonim Disini Pada Butuh Perhatian mengatakan...

Filmnya baru tayang hari ini, kok udah tahu aja kalau film ini jelek, gini amat butuh perhatian

Anonim mengatakan...

film sinetron korea terbaik

Anonim mengatakan...

film drama berat calon peraih OSCAR, mirip film PARASITE

dari webtoon "tetangga yang ceria" chapter II

prolog awal nggak basa basi langsung bencana

drama kelas sosial pun terjadi

Anonim mengatakan...

penokohan abu~abu, tidak ada yang baik, tidak ada yang jahat ala korea, semua berakhir tragis

jangan nonton, jika pengennya bencana dasyat dipertontonkan layaknya hollywood...bukan, ini film drama mengenai anak manusia : berdamai dengan masa lalu

Anonim mengatakan...

saya rekomendasikan nonton film full drama ini, bagus

Icha Hairunnisa mengatakan...

gitu amat mau nyari perhatiannya Mas Rasyid sampe komen2 sok keras gitu~ kasihan banget deh sama anonim2 ini kurang kerjaan sama haus perhatian awowkwkw. tiap Mas Rasyid posting review nongol mulu kalian para anonim sampah yeee

Anonim mengatakan...

review mas rasyid terimakasih

Anonim mengatakan...

komentar keren & apa adanya bagi yang sudah menonton film di bioskop, terimakasih sebagai acuan data bagi yang belum nonton atau mau nonton

terimakasih

Anonim mengatakan...

Lah emg bagus kok, perwakilan korea di oscar boss

Anonim mengatakan...

Pada caper aja mereka mah, udh kepalang benci sama hal2 berbau korea

Tyf mengatakan...

Oke gaes, salam kenal. M a newbie d blognya bang rasyid n thanks for reviewing this film bang. Gw baru nonton film ini kemaren krna penasaran ini film korea satu2 nya yg lgi ada d bioskop n i feel like seru kyanya nonton hal yg baru. Buat para anonim, sebenernya sah2 aja klo kalian ga suka. Film.... ya trgantung selera kalian. Tpi klo menurut gw filmnya bagus kok 4/5 lah bisa. But yes, if u find such kind of disaster movie yg nampilin proses bencana nya, yg banyak tampilin CGI nya ya udah pasti film ini bukan pilihan. Kan d awal pun udah d jelasin klo ini itu film satir, thriller pasca disaster n lebih fokus humanity masing2 karakter. Klo menurut ge sih pesannya nyampe n relate jdi no issues. Tpi mungkin buat para anonim film ini trlalh berat jdi ya gpp.... selera. Thankyou

Oiya bang review an lo bagus2. Wkwkwk

Anonim mengatakan...

jelek full, terlalu berat untuk ke toilet

Anonim mengatakan...

Myeong-hwa (Park Bo-young), parasit sesungguhnya, harusnya mati aja dari awal, bikin greget

Anonim mengatakan...

Young-tak (Lee Byun-hun) sabar banget punya istri yang crazy, nyawa jadi taruhannya, plus penduduk lainnya

Margaretha mengatakan...

Udah lama suka baca review sini. Kok lama lama banyak orang gila yg muncul di kolom koment dengan nama anonim. Caper kasihan banget. Nampak sangat mereka adalah orang orang bodoh

Anonim mengatakan...

thanks mas rasyid

Anonim mengatakan...

review yang luar biasa dari mas rasyid

Anonim mengatakan...

gue sudah nonton, komentar dong yang udah nonton : bagus film nya

Anonim mengatakan...

film absurd bikin gemes hati

Dara mengatakan...

Filmnya bagusss