REVIEW - SLEEP CALL

34 komentar

Apakah Sri Rama dalam epos Ramayana adalah raja sekaligus suami baik hati nan penyayang, atau justru pria egois yang menyalahgunakan kuasa? Berbagai diskursus era modern telah menyinggung pertanyaan di atas. Melalui novel Kitab Omong Kosong (2004), Seno Gumira Ajidarma pernah mengangkat perspektif serupa. Menonton Sleep Call mengembalikan memori akan karya tersebut. 

Dina (Laura Basuki) ibarat Sinta. Apabila Sinta diculik lalu dibawa ke Alengka, maka Dina terjebak di "negeri" yang tak kalah mematikan, yakni Jakarta. Dina bukan terpenjara di suatu kerajaan, melainkan kantor pinjol tempat ia dipaksa bekerja demi melunasi utang pada perusahaan yang sama. Bukan monster bernama Rahwana yang mengurungnya, meski di mata Dina, Tommy (Bront Palarae) si pemilik pinjol mungkin nampak bak raksasa mengerikan. 

Seperti Alengka yang berlapis emas, Jakarta juga menawarkan kemewahan. Kemewahan itu sayangnya menelan habis kemanusiaan. Nurani individu membeku, nyawa menjadi tidak berharga, doa pun hanya kalimat yang terucap sambil lalu tanpa makna. Di satu titik, saat salah satu korban pinjol bunuh diri akibat gagal melunasi utang, seorang karakter merespon, "Udah ngutang malah mati!". Di balik gemerlapan kotanya, orang miskin selalu salah. Mati pun mereka disalahkan.

Naskah buatan Husein M. Atmodjo dan sang sutradara, Fajar Nugros, melempar satir menggelitik. Beberapa humor mengambil wujud kekonyolan ringan, yang meski efektif memancing tawa, seperti berasal dari tontonan yang berbeda, alias menimbulkan inkonsistensi tone. Komedi gelapnya (walau tak seberapa gelap) memberi sentuhan yang lebih tepat. Sewaktu Tommy mengadakan pesta, jajaran "tamu penting" menertawakan para karyawan kantor pinjol yang basah kuyup akibat alat penyiram air. Saya tertawa, kemudian tertegun. "Apakah saya telah ikut menertawakan jurang kelas?". 

Dina jengah dengan kondisi tersebut, kemudian mencari pelipur lara lewat aplikasi kencan. Di situlah ia bertemu Rama (Bio One), yang tiap malam menemaninya via sleep call. Dina menganggap Rama adalah penyelamat, layaknya Dewi Sinta menanti pertolongan sang suami. 

Tapi sebagaimana diskursus modern perihal Ramayana, pula novel Kitab Omong Kosong, film ini mencuatkan pertanyaan, "Apakah Rama memang kesatria panutan?", yang kemudian oleh para penulis naskah diarahkan menuju pernyataan bernada empowerment: Jika Rama merupakan perwujudan dari "bantuan", mungkin saja Sinta (juga Dina) bisa menjadi "Rama-nya sendiri". Koneksi itu membuat Sleep Call terasa segar, spesial, bukan hanya karena ia mengusung genre thriller yang masih jarang dijamah sineas Indonesia. 

Dibantu sinematografi arahan Wendy Aga, Fajar Nugros menyusun Sleep Call bak dongeng kelam. Kulit luarnya cantik, namun di balik keindahan itu tersimpan ketidaknyamanan dari sebuah dunia di mana para pria menyelewengkan kuasa, dan memandang wanita sebagai objek yang harus dikuasai. Penolakan bakal berujung antagonisasi, seperti respon Bayu (Kristo Immanuel) yang menuduh Dina mempermainkan hatinya. 

Fajar pun mampu menjaga sensitivitas agar Sleep Call tak terasa eksploitatif, biarpun dihiasi kekerasan serta sensualitas. Satu-satunya yang ia "eksploitasi" adalah kualitas akting Laura Basuki. Di tangan sang aktris, Dina menjadi Sinta masa kini, yang bisa terluka, bisa berbuat salah, mempunyai kerapuhan, namun tak pernah benar-benar kalah. Jajaran pemain lain pun memamerkan kualitas, walau muncul distraksi berupa dialog yang acap kali tidak terdengar jelas. 

Beberapa orang bakal mengeluhkan bagaimana seiring berjalannya durasi, film ini terkesan mengesampingkan fenomena yang digunakan selaku judul. Tidak keliru. Filmnya memang luput menyelisik sleep call secara mendalam, namun bukan berarti aktivitas itu bukan bagian penting. 

Panggilan telepon Dina dan Rama ibarat jembatan penghubung antara bangun dan tidur. Alam realita dan alam mimpi. Dunia nyata (hubungan tatap muka dengan orang di sekitar) dan dunia maya (panggilan suara dengan orang asing). Sleep Call membaurkan batasan tersebut. Pilihan departemen penyuntingan untuk melompat-lompat, membuat alurnya bergerak non-linear mungkin bakal memancing rasa frustrasi beberapa penonton, tapi itu bukan pilihan tanpa arti.

Pada akhirnya ambiguitas di ending tidaklah seberapa penting untuk dipecahkan. Sleep Call memang membicarakan kerancuan, layaknya kisah Ramayana yang hingga kini masih memperdebatkan "mana kebenaran mana kepalsuan" terkait figur Sri Rama. Di dunia yang abu-abu ini, ada kalanya kita cuma bisa mempertanyakan tanpa mendapat jawaban.  

34 komentar :

Comment Page:
agoesinema mengatakan...

Kupikir akan diberi bintang 4.
Btw. Ada rencana review Jawan ?

Fradita Wanda Sari mengatakan...

Salah satu review terbaik di Movfreak! Bener2 ingin nonton filmnya dan ga peduli nanti hasilnya gimana pokoknya mau nonton dulu.

Sella Annnisa Anatasiya mengatakan...

Kata-katanya bagus banget buar review film, jadi pengen nonton 😆

Tulisan, cerita, semua tertumpahkan mengatakan...

Cakep banget bang kata-katanya, infokan bagaimana caranya bisa nulis review secakep ini

Hendra triwijaya mengatakan...

Sayang rilisnya barengan sama The Nun 2 jadi layarnya kebagian dikit

Anonim mengatakan...

Laura Basuki said "anjing!"

Anonim mengatakan...

jika nonton harap di dampingi saudara/rekan di bioskop, trigger banget ini film

laura basuki memerankan pengidap kepribadian ganda dan pasien ODGJ, akting 95% di layar, keren, salah satu aktris calon peraih piala CITRA 2023

Anonim mengatakan...

laura basuki jadi pasien rumah sakit jiwa sejak kecil akibat trauma masa kecil

film yang di tampilkan adalah fantasy laura basuki sebagai dian dan sinta, itu aja, bukan di dunia nyata

yang merawat dan membiayai laura basuki sebagai dian adalah ibunya, pontang panting cari kerja untuk anak nya

di sini ibu nya adalah salah satu orang yang normal

ibu nya berkata : "di minum dulu obatnya"

film keren

Anonim mengatakan...

berasa nonton ODGJ berakting, keren film nya

Anonim mengatakan...

Laura Basuki dan Bio One Beradegan Dewasa biasa aja, nggak ada yang WOW

Anonim mengatakan...

Husein M. Atmodjo dan Fajar Nugros : CERDAS

Anonim mengatakan...

ending akhirnya penting banget untuk dipecahkan, Laura Basuki [Dian/Sinta] adalah Pasien Rumah Sakit Jiwa

Anonim mengatakan...

judul yang cocok banget, Sleep Call, dina/sinta dalam halunisasi kegilaan

kasihan ibu nya dina/sinta, harus merawat dina/sinta sejak kecil di rumah sakit jiwa

Anonim mengatakan...

Tommy (Bront Palarae) hot daddy sugar daddy

Anonim mengatakan...

Saya Kesepian, kata Tommy (Bront Palarae), mirip Dina/Sinta yang kesepian di rumah sakit jiwa sejak kecil hanya di temani ibu nya

Anonim mengatakan...

Buluk, Bront Palarae, Hornyman

Anonim mengatakan...

Slowburn laksana PARASITE

Anonim mengatakan...

Skor film : 9.5/10

Anonim mengatakan...

film terasu sepanjang tahun 2023

Anonim mengatakan...

jahat ga sih klo gw berharap ini film terakhir Rachel? Asli ga rela aja gw kalau film2 bioskop yang bagus ditempati selebgram2 kontroversial (peduli amat aktingnya bagus atau nggak). Cukup Anya Geraldine aja dah.

Jauh lebih oke kalau dibanyakin aktris sejenis Maudy Effrosina sama Shenina yang bener2 merangkak dari FTV-FTV sampai akhirnya kehebatan akting mereka diakui di film.

Anonim mengatakan...

Kak.ras...gak review film air mata di ujung sajadah

Anonim mengatakan...

Anjing!!! Keren banget ni film. Aktingnya Laura Basuki gila.

Anonim mengatakan...

Laura Laura Laura Basuki : anjing !!!

Anonim mengatakan...

sadis ini gila keren

Anonim mengatakan...

The Best Film Ever

Bang Hafidz mengatakan...

Mantap mas rasyid film ini dan btw mau full hd cuss disini ambil ya
Mantap Loh
Review movie sleep call full hd

Anonim mengatakan...

film terlebay

Anonim mengatakan...

omg

Anonim mengatakan...

BGST INI FILM

Anonim mengatakan...

prolog & plot twist ending scenes

Muhammad Wahyu Santoso mengatakan...

Film nya gokill !!!! Saya habis baca Artikel dari Vidio.com tentang Sinopsis Turn On 2
Yuk simak artikel ini https://about.vidio.com/artikel/sinopsis-turn-on-2/

Anonim mengatakan...

film jelek

Anonim mengatakan...

ora mudeng

Anonim mengatakan...

bagus