MARGIN CALL (2011)

4 komentar
Ada kalanya sebuah film berisikan tema dan pokok bahasan yang berbobot dan berpotensi membuat orang yang awam dalam pokok bahasan tersebut tidak menyukai film itu. Tapi cara pembawaan yang menarik bisa membuat penonton awam menikmati film tersebut bahkan juga bisa belajar mengenai pokok bahasan yang awalnya dia tidak mengerti itu. Contoh film yang berhasil melakukan itu adalah Contagion dan Wall Street dimana kedua film tersebut tidak hanya bisa membuat saya yang awam dengan pokok bahasan yang dituturkan menjadi tertarik tapi juga bisa memberikan beberapa pengetahuan kepada saya. Margin Call sama seperti Wall Street dalam urusan tema yakni mengangkat seputar perekonomian. Lebih tepanya krisis yang menimpa sebuah perusahaan dimana hal itu terjadi tepat sebelum krisis ekonomi 2008 terjadi.

Pengurangan karyawan besar-besaran sedang terjadi di sebuah perusahaan. Eric Dale (Stanley Tucci) adalah salah satu karyawan yang dipecat. Sebelum meninggalkan kantor, Eric menyerahkan sebuah flashdisk berisi pekerjaan yang dia selesaikan kepada bawahannya, Peter Sullivan (Zachary Quinto) sambil menyuruh Peter untuk berhati-hati. Penasran akan kata-kata yang diucapkan Eric, Peter membuka isi flashdisk tersebut dan coba melanjutkan pekerjaan yang tengah diekrjakan mantan bosnya tersebut. Peter kemudian berhasil menemukan fakta dari perhitungan yang dilakukan Eric. Berdasarkan perhitungan yang Peter lakukan, perusahaan tersebut sedang terancam mengalami kerugian. Peter lalu melaporkan hal itu pada seniornya, Will (Paul Bettany) yang kemudian melaporkan itu pada atasan mereka Sam Rogers (Kevin Spacey). Sampai akhirnya dimulailah rapat dengan Jared Cohen (Simon Baker) sang pimpinan yang masih muda. Tidak menghasilkan keputusan yang tepat, akhirnya CEO perusahaan, John Tuld (Jeremy Irons) turun tangan langsung. Keadaan makin sulit saat Eric tidak bisa lagi dihubungi.
Maafkan saya kalau sinopsis yang saya tuliskan terdapat beberapa kekeliruan. Setidaknya hal itulah yang saya tangkap sebagai jalan cerita film ini. Sungguh Margin Call terkesan sangat tidak bersahabat dengan penonton awam seperti saya. Pada dasarnya naskah film ini sudah berat untuk saya ikuti. Hal itu masih ditambah dengan tidak adanya usaha dari film ini untuk membuat saya mengerti atau setidaknya memberikan waktu bagi saya untuk mempelajari dan menelaah apa yang sedang saya saksikan. Secara bertubi-tubi film ini menjejalkan fakta baru. Memang itu adalah ramuan yang tepat untuk film thriller yaitu bergerak cepat dengan berbagai fakta baru yang mengejutkan. Tapi dalam Margin Call harusnya tidak seperti itu. Setidaknya berikanlah waktu bagi penonton awam seperti saya untuk bisa memahami garis besar ceritanya. Dialog yang disajikan juga tidak membantu saya dalam memahami kisahnya. 

Film ini sebenarnya punya ensemble cast yang luar biasa. Selain nama-nama yang sudah saya sebutkan dalam sinopsi diatas Penn Badgley dan Demi Moore. Saya sendiri mengakui meskipun tidak begitu memahami keseluruhan kisahnya tapi harus diakui ensemble cast tersebut mampu berakting dengan baik semuanya. Saya tidak tahu apakah mereka benar-benar bisa meresapi dialog yang mereka ucapkan atau karena saking bagusnya akting mereka sampai seolah-olah mereka mengerti yang mereka ucapkan padahal tidak. Saya sendiri tidak tahu pastinya. Mengambil kata-kata Rex Reed dari "New York Observer", saya sendiri masih tidak tahu bagaimana cara aktor-aktor dalam film ini mengucapkan baris dialog mereka tanpa memakai cue cards.

Margin Call sebenarnya harus diakui adalah film yang dibuat dengan baik dan akting para pemainnya juga baik. Tapi ada kalanya kau tidak akan mengatakan menyukai sebuah film walaupun kau tahu film itu adalah film berkualitas. Saya sendiri merasakan hal itu setelah menonton film ini. Jika saya dibuat bingung oleh film macam Inception itu wajar karena memang itu film yang memeras otak dan saya senang dibuat bingung. Tapi kebingungan dalam film ini adalah karena saya tidak tahu tentang materi yang dibawakan dan pembuat filmnya sendiri tidak berusaha menjelaskannya dan menganggap semua penontonnya adalah orang yang mengerti bidang ekonomi. Apa itu artinya saya harus belajar dulu tiap kali akan menonton film macam ini? Saya harap tidak.

RATING:

4 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

Benar. Film ini sangat membingungkan. Banyak istilah tanpa pernah membreakdown what is going onmasalah yang sebenarnya. film yang bagus tapi tak bisa dimengerti.

Anonim mengatakan...

Inti dari film ini ya gan , sebuah perusahaan sekuritas finansial yang berhasil menganalisa lebih awal akan terjadinya sebuah krisis finansial global , dan dalam cerita ini para top management di hadapkan pada kondisi yang sangat sulit dalam mengambil keputusan 1, menyelamatkan semua aset mereka dengan cara me likuidasi semua saham klien mereka kepada perusahaan lain untuk meminimalisasi kerugian dan menjadi biang keladi awal terjadinya krisis ekonomi di negara mereka .. 2,mempertahankan aset mereka walau sudah ter indikasi 75% bakal membuat perusahaan mereka gulung tikar ...

oh ya gan cerita ini berdasarkan kisah nyata loo ...

and menurut saya ,... ini baruu film jempolan ^_^

Unknown mengatakan...

Buat anonim_Kalau ini berdasarkan kisah nyata, yang diangkat ke cerita itu perusahaan mana ya?

emigoreng mengatakan...

Ceritanya keren.. Dulu sempat ngeliat di TV, habis itu nyari deh buat dijadikan koleksi, sangat bagus buat dijadiin referensi untuk para bisnis analis..