ADA APA DENGAN CINTA? (2002)

4 komentar
Jika kita perhatikan sekarang, ada dua tema yang begitu populer dan jamak dipakai dalam film-film Indonesia, yaitu horror dan romansa. Jika mau lebih masuk ke detail, horor yang sering muncul adalah horor remaja yang intinya menceritakan para remaja yang pergi ke suatu tempat angker lalu mendapat teror dari penunggu tempat tersebut. Sedangkan untuk kisah romansa yang sering diangkat juga adalah tentang kisah percintaan remaja yang dibuat mengharu biru. Jika dirunut ke belakang, maka dua tema besar tersebut sebenarnya sangat dipengaruhi oleh kemunculan dua film yang dianggap sebagai tonggak kebangkitan film Indonesia pada awal millenium lalu. Dua film tersebut adalah Jelangkung dan Ada Apa Dengan Cinta? Namun untuk kali ini saya akan lebih membahas AADC? dibandingkan Jelangkung. AADC? jelas sebuah fenomena di masanya dan masih melegenda hingga sekarang. Saat filmnya rilis dulu saya yang baru 10 tahun dan baru duduk di kelas 5 SD. Saat itu saya tidak menontonnya di bioskop dan pastinya untuk anak 10 tahun yang tinggal bukan di daerah perkotaan AADC? tidak memberikan impact yang besar dalam keseharian saya. Tapi bukan berarti impact tersebut tidak saya lihat saat itu. Remaja-remaja mulai dari anak SMP hingga SMA membciarakan AADC? sebagai fenomena, seolah sebagai kiblat dunia remaja mereka, tentang apa saja yang dianggap "gaul" saat itu.

Hingga kemudian saya SMP sekalipun AADC? masih menjadi kiblat mulai dari cewek-cewek yang membentuk gang seperti Cinta, hingga bagaimana kisah cinta Rangga dan Cinta yang seolah menjadi impian bagi setiap remaja saat itu. Semua ingin kehidupan cinta mereka diisi dengan puisi-puisi romantis ala Rangga-Cinta. Semua menyikapi orang yang hadir dalam kehidupan cinta mereka seolah diri emreka itu Rangga/Cinta. Bahkan mungkin hampir semua remaja bermimpi mendapat ciuman mesra dari sang kekasih di bandara. Apapun itu, jelaslah status AADC? sebagai sebuah fenomena tidak bisa lagi dielakkan. Sebuah fenomena film yang kemudian berpengaruh pada kehidupan masyarakatnya pula. Jadi apa yang menyebabkan AADC? menjadi begitu fenomenal? Disini saya tidak akan lagi menuliskan bagaimana sinopsis sebuah film yang rasanya semua orang sudah pernah menontonnya bahkan lebih dari sekali. Dari segi cerita, sangat terlihat bahwa apa yang ditampilkan disini adalah semua hal yang bisa dibilang "harus ada" dalam film percintaan remaja. Jika dilihat sekarang mungkin semuanya begitu klise. Tapi ternyata film ini menjadi bukti bahwa semua hal klise belum tentu buruk. Sebuah film yang isinya klise belum tentu film yang buruk dan membosankan jika punya penggarapan yang bagus. Lagipula film ini terlihat klise karena sekarang sudah begitu banyak jumlah film remaja yang mengikuti pakem yang dipakai AADC?

Penggarapan yang sungguh-sungguh memang adalah kekuatan utama dari film ini walaupun menawarkan sebuah cerita yang klise. Penggarapan yang maksimal tersebut pada akhirnya berdampak positif pada filmnya yang membuat kisah sederhana tersebut menjadi begitu mengena di hati para penonton. Pada dasarnya semua hal tentang persahabatan dan percintaan yang dimunculkan film garapan Rudy Soedjarwo ini adalah kisah-kisah yang pastinya sudah pernah dialami oleh remaja manapun dan kapanpun. Dari situlah modal dasar untuk menjadikan filmnya menancap di hati penonton didapatkan.Sedari adegan awalpun Ada Apa Dengan Cinta? sudah akan membuat beberapa penontonnya akan berkata "itu gue banget!" dan momen-momen tersebut akan terus berulang sampai akhir film hingga semua yang menontonnya akan menemukan momen yang pernah mereka alami dalam dunia nyata. Karena semua momen dalam film ini digarap dengan maksimal, jadi pada akhirnya penonton tidak hanya akan menemukan momen yang sama dengan kehidupan mereka tapi juga melihat bahwa momen tersebut digarap dengan maksimal dan mampu tampil menyentuh. Pada akhirnya dengan begitu banyak momen yang begitu real, AADC? menjadi punya banyak adegan yang memorable. Saya sendiri punya banyak adegan favorit tapi yang paling saya suka adalah adegan saat Cinta melagukan puisi buatan Rangga dan disaat bersamaan diiringi adegan Alya yang sedang bunuh diri. Romantisme dan tragedi disampaikan dalam sebuah momen secara bersamaan dengan sama-sama maksimal penggarapannya. Sebuah adegan yang ditutup dengan indah saat kita diperlihatkan darah mengalir di kamar mandi yang begitu mengiris perasaan.
Semua orang akan menemukan kisah cintanya masing-masing dalam cerita Rangga-Cinta karena kisah cinta mereka berdua boleh dibilang nyaris lengkap dengan mengandung berbagai jalinan kisah yang pernah dialami remaja manapun. Orang yang saat itu jatuh cinta pada seseorang yang selalu bertengkar dengannya namun pada dasarnya hanya ingin perhatian akan merasa kisah cinta Rangga-Cinta mewakili perasaannya. Orang yang kisah cintanya harus menghadapi tembok tebal bernama persahabatan akan menemukan bahwa film ini sangat menggambarkan dirinya. Orang yang pada akhirnya harus meninggalkan kekasih tercintanya keluar negeri akan menangis haru melihat bagaimana film ini mampu menangkap dengan baik perasaan yang pernah ia rasakan. Bahkan mungkin sampai orang yang punya pengalaman kencan pertama di toko buku akan tersenyum begitu melihat Rangga dan Cinta berjalan berdua ke Kwitang. Akan masih banyak lagi kisah-kisah yang akan mewakili perasaan penontonnya, bahkan hampir tiap momen dalam film ini akan membuat masing-masing penontonnya teringat akan secuil kisah dalam percintaan SMA yang pernah ia rasakan. Tidak ada dramatisasi berlebih adalah kelebihan dari AADC? Semuanya mengalir dengan sederhana namun indah sehingga penonton akan merasakan kesederhanaan tersebut menjadi sebuah jalinan cerita yang begitu mendalam bagi mereka.
Ada Apa Dengan Cinta? juga mampu mencampurkan beberapa ideologi dan pola pikir kehidupan remaja tanpa perlu menyalahkan salah satunya. Kita ambil contoh saat pertemuan Rangga dan Cinta di Kwitang dimana Cinta lebih memilih datang ke konser PAS Band bersama teman-temannya. Setelah itu muncul pertengkaran antara mereka berdua yang dipicu oleh sebuah dialog dari Rangga yang begitu membekas bagi saya, yakni "Apa namanya kalau bukan mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan yang kurang prinsipil?" Yak! Seolah tiba-tiba saya merasakan bahwa Rangga meneriakkan kata hati saya yang selama ini terus terpendam entah karena tidak ingin atau tidak tahu bagaimana mengucapkannya. Tapi dengan dialog tersebut tidak membuat film ini menyalahkan remaja yang menomor satukan sahabat diatas segalanya, tapi juga tidak pernah sekalipun film ini membenarkan hal tersebut. Itulah hebatnya film ini, bahkan sebaris kalimatpun akan mampu membuat penontonnya merasa bahwa "ini film gue!" Bicara soal baris kalimat tentunya begitu banyak kata-kata yang akan selalu terngiang di benak penontonnya. Mulai dari dialog romantis dari puisi macam "Pecahkan saja gelasnya, biar ramai" atau sampai dialog yang mungkin dianggap remeh macam "Basi, madingnya udah siap terbit" dan masih banyak lagi dialog memorable lainnya. Tentunya puisi "Ada Apa Dengan Cinta?" diakhir film akan selalu dikenang. Semuanya tergantung selera tiap penonton mau memilh dialog atau adegan mana yang jadi favorit mereka. Jika mayoritas orang merasa adegan ciuman Rangga dan Cinta sebagai yang paling romantis saya lebih memilih adegan menjelang akhir saat Cinta dan teman-temannya membicarakan perihal perasaan Cinta pada Rangga. Cinta tidak menjawab pertanyaan mereka tapi langsung menangis dan disusul pengakuan perasaannya. Adegan yang begitu mengharukan, romantis sekaligus natural.

Jajaran pemain dalam film ini begitu mampu memberikan permainan terbaik mereka. Tidak hanya itu, lewat film ini jugalah banyak bintang-bintang muda berbakat yang mencuat ke permukaan. Dian Sastrowardoyo dengan penampilannya yang begitu hebat sebagai Cinta jelas yang paling jadi sorotan. Dengan baik ia menjadikan sosok Cinta begitu mudah disukai dengan sebuah penampilan menawan yang tidak pernah kehilangan sisi naturalnya. Lewat film inilah Dian menjadikan dirinya sebagai aktris nomor satu di Indonesia saat itu, padahal ini barulah film keduanya setelah debutnya lewat Pasir Berbisik. Sedangkan bagi Nicholas Saputra ini adalah debutnya dalam film layar lebar dan langsung menjadikannya sosok idola kaum remaja wanita. Sosok Rangga yang cool dan punya pola pikir cukup dewasa ia tampilkan dengan baik, chemistry mereka berdua juga nyaris tiada duanya dalam perfilman kita sampai sekarang. Selain Dian dan Nico masih banyak pemain yang menjadikan film ini sebagai debutnya sebelum meraih popularitas seperti sekarang. Ladya Cheryl yang disini menjadi Alya nantinya akan menjadi aktris yang berseliweran di film-film berkualitas macam Fiksi. hingga Babi Buta yang Ingin Terbang. Adinia Wirasti sebagai Karmen juga menjalani debut disini. Sama seperti Ladya Cheryl dia akan membintangi beberapa film bagus meski tidak banyak, seperti 3 Hari Untuk Selamanya dan Ruang. Ada juga Sissy Priscillia dan Dennis Adhiswara yang juga melakoni debut mereka disini. Sedangkan Titi Kamal juga sama seperti Dian Sastro yang makin melambungkan namanya lewat film ini setelah sebelumnya membintangi Tragedi yang juga disutradarai Rudy Soedjarwo.

Dari isian soundtrack-nya juga film ini sangat luar biasa. Disinilah karya-karya terbaik seorang Melly Goeslaw dan Anto Hoed dalam dunia film hadir. Senada dengan filmnya yang sederhana namun mengena, lagu-lagu yang melantun sepanjang film juga tidaklah overdramatic seperti beberapa ost. bikinan Melly akhir-akhir ini. Lagu-lagu macam Ada Apa Dengan Cinta, Kubahagia sampai Tentang Seseorang yang dinyanyikan Anda Bunga sangat tepat dalam mengiringi naik turunnya emosi dan konflik yang ada. Demikianlah Ada Apa Dengan Cinta? Sebuah fenomena yang memang layak mendapatkan gelar tersebut. Sebuah momen kebangkitan film Indonesia yang memang punya kualitas yang patut dibangga-banggakan. Saya sendiri berniat untuk menuangkan segala kelebihan dan apa-apa saja yang saya dapatkan lewat film ini sehingga membuat filmnya begitu fenomenal bagi saya sekalipun. Tapi nyatanya terlalu banyak yang bisa dituangkan sehingga saya memilih untuk hanya mengambil beberapa poin saja, tapi berani saya jamin yang ditawarkan oleh AADC? jauh lebih banyak dan mendalam dibanding yang saya tuliskan. Inilah sebuah film yang tidak hanya berkualitas dan memorable tapi juga mampu memberikan cerminan yang begitu nyata pada kehidupan yang sesungguhnya. Bahkan sampai posternya pun begitu ikonik. Dampaknya bagi dunia sastra juga besar sampai buku Aku dicetak ulang setelah film ini.

4 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

ini film terbaik indonesia yang pernah di buat, terus FIKSI di nomer 2. IMO

Titha Rahmawati mengatakan...

Emang ga bosen kalo nonton ini mesipun udah berkali kali ,, thanks admin , resensi nya bener bener klop banget

@blogger_eksis mengatakan...

Analisa Film AADC yang lengkap*
Good job*

Cage mengatakan...

Iya bener mau nonton lagi filmnya