LITTLE MISS SUNSHINE (2006)

4 komentar
 
Film perdana dari duet sutradara sekaligus pasangan suami istri Jonathan Dayton dan Valerie Faris ini layak jika dinobatkan tidak hanya sebagai salah satu film terbaik tahun 2006 tapi juga salah satu film tersukses pada tahun tersebut yang hingga sekarang pun masih sering dibicarakan. Dengan bujet hanya $8 juta, film dramedi keluarga kecil ini sanggup mengumpulkan pendapatan diatas $100 juta. Tidak hanya itu, Little Miss Sunshine juga berhasil mendapatkan empat nominasi di ajang Oscar tahun 2007 untuk Best Picutre, Best Supporting Actress (Abigail Breslin menjadi aktris termuda yang mendapat nominasi untuk kategori ini), Best Supporting Actor (Alan Arkin) dan Best Adapted Screenplay dimana film ini berhasil memenangkan dua diantaranya yaitu untuk naskah adaptasi terbaik dan aktor pendukung terbaik bagi Alan Arkin. Filmnya sendiri akan membawa kita kepada sebuah road movie yang dikombinasikan dengan unsur keluarga disfungsional yang akan dipaparkan dalam kemasa drama komedi. Kisah keluarga disfungsional tidak pernah terasa selucu dan sehangat seperti yang saya tonton dalam film ini. Jadi keluarga disfungsional macam apakah yang dihadirkan dalam naskah karya Michael Arndt (Toy Story 3, Star Wars Episode VII) ini?

Ini adalah kisah keluarga dari seorang wanita bernama Sheryl Hoover (Toni Collette), seorang istri sekaligus ibu dari dua orang anak yang tinggal di Albuquerque, Nex Mexico. Sheryl harus menghadapi fakta bahwa keluarganya tidaklah sehangat dan seindah yang ia harapkan. Sang suami, Richard (Greg Kinnear) adalah seorang motivator yang begitu membenci para loser dan begitu berambisi hidup sebagai seorang pemenang dan selalu mencekoki keluarganya dengan metode-metode untuk hidup dalam keberhasilan. Sang putera, Dwayne (Paul Dano) adalah remaja anti-sosial hidup dalam ketidak bahagiaan dan sedang berpuasa bicara sampai ia bisa memenuhi impiannya menjadi pilot di US Air Force Academy. Puterinya yang baru berusia tujuh tahun, Olive (Abigail Breslin) begitu berambisi menjadi seorang puteri kecantikan dan terus berlatih untuk kompetisi tersebut bersama sang kakek, Edwin (Alan Arkin) yang seorang pecandu heroin. Seolah masih belum cukup, Sheryl harus membawa pulang saudaranya, Frank (Steve Carrell), seorang gay yang baru saja melakukan usaha bunuh diri. Tentu saja keluarga ini tidak pernah akur dan sering bertengkar, sampai suatu saat mereka harus melakukan perjalanan bersama-sama menuju California dengan menaiki microbus guna mengantar Olive mengikuti ajang kecantikan Little Miss Sunshine.

Little Miss Sunshine dibuka dengan begitu baik saat kita diajak untuk melihat satu per satu anggota keluarga Hoover dengan segala kepribadian serta keunikan mereka masing-masing. Opening yang ditutup dengan tulisan "Sunshine" tepat di atas muka Steve Carrell yang ironisnya begitu gloomy dan jauh dari kesan sunshine tersebut merupakan salah satu opening paling menarik yang pernah saya tonton. Rangkaian adegan pembuka tersebut sudah cukup untuk membuat saya terpaku untuk terus mengikuti alurnya. Seolah belum cukup, kemudian penonton diajak untuk melihat sebuah adegan makan malam yang disajikan begitu luar biasa. Diatas meja, anggota keluarga ini berkumpul dan masing-masing menunjukkan kepribadian mereka disini. Adegan tersebut terasa begitu dinamis berkat dialog dan konflik yang terlontar di meja makan dan tidak hanya menggambarkan secara lebih mendalam tentang masing-masing karakternya, adegan ini juga menggambarkan secara utuh bagaimana interaksi yang biasa terjadi diantara keluarga tersebut.Tentunya adegan tersebut juga mampu tampil dengan luar biasa lucu di tengah konflik dan pertengkaran yang tersaji di atasnya.
Setelah itu kita langsung diajak mengikuti perjalanan yang dilakukan keluarga tersebut, dan sudah bisa ditebak pastinya akan banyak konflik dan kekacauan yang terjadi dalam perjalanan tersebut. Seperti road movie kebanyakan, konflik yang terjadi dalam perjalanan tersebut perlahan akan menyatukan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Dalam Little Miss Sunshine perjalanan yang terjadi akan banyak menghadirkan nilai-nilai kekeluargaan yang begitu kental. Kita akan melihat bagaimana berbagai cobaan sanggup menyatukan sebuah keluarga yang tadinya begitu terpecah belah. Ini adalah tentang bagaimana sebuah keluarga yang memulai perjalanan dalam kondisi terpecah dan setelah mereka melalui segala cobaan yang ada, mereka mengakhiri perjalanan mereka sebagai satu kesatuan yang begitu kuat. Kemudian jika kita membicarakan adegan yang memorable, pasti salah satunya adalah adegan disaat keluarga ini bekerja sama untuk membuat mobil mereka berjalan dengan mendorongnya kemudian satu per satu dari merek berusaha masuk ke dalam. Adegan ini juga menggambarkan nilai keluarga lain yang seiring dengan berjalannya film akan semakin terasa yakni bahwa keluarga tidak pernah meninggalkan anggota keluarganya yang lain. Little Miss Sunshine menunjukkan bagaimana pun sifat anggota keluarga kita, sebagai keluarganya kita tidak boleh meninggalkan ia sendirian disaat ada cobaan sekeras apapun. Karena sesama anggota keluarga akan selalu mendukun anggota keluarganya apapun yang terjadi.

Salah satu kelebihan Little Miss Sunshine adalah kemampuannya untuk mencampur aduk atmosfer yang menyentuh dengan komedi-komedi ringan yang terasa begitu lucu. Seringkali film ini menyuguhkan sebuah momen dramatis yang menyentuh namun tiba-tiba bisa terasa lucu tanpa harus dipaksakan. Sebagai contoh adalah adegan disaat Dwayne menerima sebuah kenyataan yang membuatnya begitu terpukul. Awalnya saya dibuat terenyuh oleh adegan tersebut, sebelum akhirnya saya dibuat tertawa saat Dwayne keluar dari mobil dan bicara untuk pertama kalinya. Adegan tersebut terasa begitu lucu karena setelah sekian lama kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah teriakan "fuuuck!". Berulang kali film ini sanggup membuat saya tersentuh dan juga tertawa. Komedinya datang dengan begitu alamiah dan seringkali terasa sarkastik namun tidak pernah gagal untuk membuat saya setidaknya tersenyum lebar. Tentu saja klimaks dari semua itu adalah penampilan Olive di panggung Little Miss Sunshine, khususnya saat semua anggota keluarganya naik keatas panggung dan memperlihatkan bahwa pada saat itu mereka telah seutuhnya menyatu sebagai sebuah keluarga yang saling menyayangi. Diluar dugaan saya bisa tersentuh sekaligus tertawa terus-menerus saat melihat adegan orang-orang sedang melakukan tarian "konyol" diatas panggung. Sebuah momen yang begitu menyenangkan sekaligus terasa hangat.

Little Miss Sunshine tidak hanya memaparkan kisah kekeluargaan, karena disisi lain film ini juga memuat sindiran terhadap kontes kecantikan khususnya yang diadakan khusus untuk anak-anak dimana mereka harus bersikap layaknya ratu kecantikan dan berdandan ataupun berperilaku seperti orang dewasa hanya untuk memenangkan kontes tersebut. Karena sesungguhnya kita adalah diri kita sendiri dan sudah sepantasnya kita hidup sebagai diri kita sendiri bagaimana pun sosok dari diri kita tersebut. Segala kekuatan dalam presentasi tersebut juga didukung oleh penampilan hebat dari para pemainnya mulai dari Abigail Breslin, Alan Arkin, Paul Dano hingga Steve Carrell yang diluar dugaan sanggup tampil sebagus ini dan bagi saya merupakan salah satu performa terbaik sang aktor sepanjang karirnya. Sebuah film keluarga yang bagus, Sebuah road movie yang bagus. Sebuah dramedi yang bagus. Ya, Little Miss Sunshine adalah film bagus yang begitu lengkap.

4 komentar :

Comment Page:
Story Of Life mengatakan...

Baru selesai nonton di laptop.. keren bgt filmnya emamg.. dont afraid to different if that yourselves

Unknown mengatakan...

Setuju. Baru download yg sering yg ulang bagian panggun nari saru keluarga. Menang bukan tujuan tapi kebahagiaan ygmereka dapatkan.

Raid Mahdi mengatakan...

Film yang luar biasa, 9/10, adegan terakhir yang begitu indah. Ane sempet mengira kalo cuma ane yg nganggap ini kontes "asu" pas liat bocah2 pake bikini, dan ternyata bukan cuma ane yg anggap kontes kecantikan anak itu kejam.
Btw, salah satu adegan film paling disturbing mnurut ane.

Great Film

Mustafaeka mengatakan...

eh ada om Walter White & Hank juga ternyata