WARKOP DKI REBORN: JANGKRIK BOSS! PART 2 (2017)
Rasyidharry
September 01, 2017
Abimana Aryasatya
,
Andi Awwe Wijaya
,
Anggy Umbara
,
Bene Dion
,
Comedy
,
Hannah Al Rashid
,
Indonesian Film
,
Lumayan
,
Nur Fazura
,
REVIEW
,
Tora Sudiro
,
Vino G. Bastian
32 komentar
Jangkrik Boss! Part 2 terjangkit penyakit yang jamak menyerang sebuah proyek film besar yang dipecah jadi dua bagian. Ketika Part 1 merupakan kekacauan menyenangkan yang melompat cepat dari satu keserampangan menuju keserampangan berikutnya, deretan lelucon Part 2 terasa dipaksa bergulir selama mungkin demi memenuhi kuota dua film panjang dengan masing-masing berdurasi sekitar 90 menit. Ide Anggy bersama partner penulisan naskahnya, Bene Dion Rajagukguk dan Andi Awwe Wijaya sejatinya segar, namun kerap berlarut-larut, seringkali menurunkan efektivitas. Adegan perpustakaan adalah contoh paling nyata. Untungnya masih terdapat setumpuk amunisi lain.
Langsung melanjutkan akhir film pertama, Dono (Abimana Aryasatya), Kasino (Vino G. Bastian), dan Indro (Tora Sudiro) bersama Sophie (Hannah Al Rashid) melanjutkan petualangan mencari harta karun di Malaysia. Setelah melalui peristiwa yang melibatkan ketiganya dalam eksperimen aneh, akhirnya Nadia (Nur Fazura), si gadis berbaju merah yang kopernya tertukar dengan mereka di bandara berhasil ditemukan. Pencarian harta karun pun berlanjut di suatu pulau kosong yang tidak hanya memunculkan kejutan khas Anggy Umbara, juga kegilaan yang meneruskan kegemaran Warkop bermain-main menggabungkan komedi dan berbagai genre.
Sebelum era 90-an dengan image "jalan-jalan ke pantai melihat cewek seksi" usungan film produksi Soraya (mengisi sebagian fase film ini), Warkop mencapai puncak kualitas lewat beragam bentuk. Manusia 6.000.000 dollar adalah sci-fi, Chips satir sosial bersampul cerita kepolisian, Depan Bisa Belakang Bisa kental unsur detektif, sampai petualangan di IQ Jongkok dan horor dalam Setan Kredit. Dua judul terakhir jadi pondasi utama Jangkrik Boss! Part 2 yang sesampainya pada klimaks, "banting setir" ke ranah fantasi imajinatif (sebelum ditutup oleh ending yang begitu tiba-tiba). Serupa karya Anggy Umbara sebelumnya, transisinya kasar, seketika tumpah semata-mata demi twist tak terduga. Tapi ada faktor lain yang membuatnya bermakna: homage.
Pada dasarnya Warkop DKI Reborn adalah proyek penghormatan ambisius yang coba meleburkan setumpuk film beserta gaya bercanda Warkop DKI, dan third act Jangkrik Boss! Part 2 mengeskalasi homage-nya ke level lebih tinggi pun lebih luas, bak membawa penonton menyusuri dunia berisikan ikon perfilman tanah air era 70 sampai 80-an (termasuk Rhoma Irama seperti nampak di trailer). Sebuah langkah kreatif dari Anggy dan tim menyatukan mereka dengan Warkop DKI yang mana juga berasal dari masa itu sebagai bungkus. Bukan berhenti selaku penghormatan saja, sekuen tersebut pun luar biasa lucu (clue: Soto), menjadi pencapaian terbaik dari keliaran pikir Anggy yang sebelumnya, termasuk di film ini, punya persentase keberhasilan dan kegagalan berimbang.
Dua pertiga awal Jangkrik Boss! Part 2 cenderung hit-and-miss akibat keinginan menciptakan humor seaneh mungkin. Beberapa berlangsung datar, termasuk repetisi lelucon meta, kala atas dasar tribute, filmnya (terlalu) sering breaking the fourth wall yang mana termasuk kebolehan Warkop DKI dahulu. Toh kali ini pilihan Anggy menekankan absurditas komedi, menolak melangkah di "jalur aman" layak dikagumi. Terlebih ada "adegan soto" yang membayar lunas sederet kekurangan lain, sekaligus mengingatkan betapa keunggulan Warkop terletak pada keluwesan improvisasi mengolah kata dalam komedi verbal. Kecerdasan berkelakar yang sayangnya tertutup citra "film cewek seksi berbikini di pantai" akibat banyak pihak lebih familiar dengan Warkop era Soraya yang mendominasi televisi.
Trio Abimana-Vino-Tora masih tampil bagus, walau daya kejut hasil perubahan ketiganya otomatis berkurang karena telah memasuki film kedua. Abimana tetap dengan salah satu transformasi peran terbaik di perfilman kita yang mampu memancing tawa walau hanya berdiri diam (sebelum film dimulai ada iklan Top White Coffee yang ia bintangi, silahkan bandingkan). Vino kian apik memasang ekspresi. Salah satu penyebab "adegan soto" bekerja begitu baik adalah respon konyol miliknya. Tora mengakali karakterisasi Indro yang belum sesolid dua rekannya lewat totalitas kejenakaan di tiap kesempatan, layaknya penyerang yang sanggup memanfaatkan peluang mencetak gol sekecil apapun. Sewaktu humor tidak konsisten bekerja maksimal, ketiganya membuat Jangkrik Boss! Part 2 selalu menarik disimak.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
32 komentar :
Comment Page:penasaran banget sama adegan soto, pasti bakal nonton sih, menghargai film yg dibuat dengan niat
Kok saya nonton Film ini engga ketawa ya mas? Apa kotak tertawa saya sudah rusak...
gara squidward itu...bukan filmnya
Receh sebenernya dan mungkin di sehari-hari malah sering kita lakuin. Tapi di film nggak ada yang kepikiran :D
Jelas, perkara suka/tidak, film-film Umbara selalu niat
Emang hit-and-miss kok :D
Part 1 masih bisa ketawa, nih part 2 cuman bisa tersenyum...entah kenapa ceritanya drop atau ekspetasiku yg terlalu tinggi ya..?
Dari Part 1 cerita memang nggak terlalu dipentingin kok. Kalau soal kekuatan humor memang turun, kecuali part tribute legenda di akhir, memang banyak miss.
Di part 1 ..adegan bloopers ny menyelamatkan tiket yg saya beli...selebihny..yah..kok saya cma brkata..oh gtu ajah.. Trus di part 2 adakah adegan bloopers ny juga
Jelas masih :)
Baru 2,5 hari tayang udah tembus sejuta penonton aja tuh bang. Kira-kira bakalan ngelewatin yang part 1 gak ya bang 6,8 juta penonton ?
Kalau Rabu besok ngalahin 'It' dan mendekati apa bahkan tembus 3 juta, kemungkinan besar bisa lewatin film pertama. Semoga :)
Nah It juga patut ditunggu tuh. Bakalan direview gak bang ?
Bakalan lama dan sulit buat dilewatin rekornya sama film lain tuh.
Btw Vino sekarang spesialis pemeran tokoh besar ya bang , Chrisye sama Wiro Sableng ?
Jelas, It kelihatan menarik, The Evil Within juga semoga sempet.
Kalau Wiro Sableng karena alm. bapaknya (Bastian Tito) yang bikin, jadi wajar & sangat pantas dia main
Karakter utama anak-anak di film horror emang kadang bikin kita sepenakut anak-anak, hahaha.
Nah iya bener bang Alm. Bastian Tito ya.
Tapi Vino sebagai Chrisye juga patut ditunggu kayaknya bang nanti bulan Desember.
baru nonton dan berkesimpulan film ini merusak apa yang dibuat di part 1.
banyak sekali adegan ga penting, sehingga terlihat jelas hanya membuat durasi lama.
jokes hampir semuanya miss, scene soto sedikit membuat tertawa, yg lain hanya senyum dikit atau bahkan hanya datar saja.
bahkan adegan bloopers nya lebih lucu ketimbang adegan buatan.
mending simpen uang buat IT dengan pengabdi setan
Dari review awal sih 'It' bakal berani "kejam" ke karakter anak kecilnya.
Semoga Rizal Mantovani kali ini filmnya bener :)
Masalah di pembagian jadi 2 sebenernya, kalau dilebur, dipadatkan pasti lebih bagus (dengan resiko homage-nya nggak sebanyak ini), karena overall kelihatan Anggy Umbara paham & menghormati Warkop DKI.
ya masalah intinya karna di bagi 2.
tertarik review pengabdi setan kan bang rasyid?
Jelas, film Jokan kok :D
Overrated gak sih warkop ini? Aku kok kurang yakin ya.
Selain akting dari tokoh DKI Reborn, saya kurang suka dengan filmnya. Banyak adegan yang cuma untuk memperpanjang durasi dan jokesnya juga lumayan banyak yang garing. Apalagi pas ngelihat babe jadi teringat Comic 8 Casino Kings. Lebih banyak scene khayalan. Ya rasanya beda sih sama Warkop asli yang lucunya itu spontan dan kreatif
Yup ini yg aku takutkan terlalu berfantasi macam casino king dan warkopnya jadi terkesan asing dan maksa. (Btw aku belum nonton part 2 ini)
Nggak maksimal betul, tapi soal kesamaan jokes, proyek Reborn ini sebenarnya punya energi yang sama kok dengan Warkop dulu, yang non-Soraya ya tapi :)
Kalau warkop reborn bikin sequel baru lagi, sepertinya saya harus mikir2 nih, bang. Sepertinya anggy umbara senang berfantasi ya, bang. Ngaruh gak ya sama 5 cowok jagoan?
Begitulah, jadi kelebihan karena unik, tapi juga kekurangan karena sering setengah matang. Mungkin. Udah jadi trade mark dia. Ekspektasi begitu aja, jadi kalau akhirnya muncul, nggak bakal "kaget" :)
nonton film pertama krn terbawa hive..
hasilnya kecewa. dan part 2? aah.. rasanya biasa saja. Lebih enjoy ntn warkop asli nya
sy malah ga senyum sama sekali liat film ini mas
jokes nya terlalu receh untuk budget milyaran..
film ke satu sy belum nonton skip to part 2 melihat antusias film pertama ternyata nostalgia terbahak bahak menonton warkop jadul tidak sy dapatkan disini dari segi cerita sulit untuk tertarik walaupun acting para actor sangat baik.
entahlah melihat antusias penonton mungkin orang indonesia seleranya seperti ini dan sang penulis hanya mengikuti pasar..
Walau nggak maksimal, Anggy sama sekali nggak ikuti selera pasar. Dia justru melawan, "terlalu melawan" malah, sampai beberapa humor terlalu jauh absurdnya. Dan lagi-lagi walau nggak maksimal, Anggy justru setia ke gaya Warkop, at least era sebelum Soraya 90-an pas Warkop mulai dapat citra cewek seksi, yang sayangnya lebih dikenal publik
Menurut pendapat mas rasyid..
Apakah animo penonton skrg tdk berbanding lurus dgn kualitas fil itu sendiri??
Permasalahannya satu, kualitas berdasarkan perspektif siapa dulu. Kalau ambil contoh dari kritikus, banyak riset pun hasilnya saling bertolak belakang. Ada yang hasilnya penilaian dan pendapatan berbanding lurus, berbanding terbalik, bahkan nggak berhubungan
btw, film2 warkop terbaik emang berada di era prambors. setelah era soraya, film2nya jdi gak jelas dan lebih mengetengahkan cewek2 seksi..
Informasi dan Referensi tentang Warkop DKI
Hanya di: www.warkopdki.org
Posting Komentar