DOWNSIZING (2017)
Rasyidharry
Februari 04, 2018
Alexander Payne
,
Bagus
,
Christoph Waltz
,
Comedy
,
Drama
,
Hong Chau
,
Kristen Wiig
,
Matt Damon
,
REVIEW
,
Science-Fiction
12 komentar
Beberapa
respon negatif kritikus atau penonton umum untuk film ketujuh Alexander Payne (The Descendants, Sideways) ini
mayoritas bermuara pada kesimpulan bahwa terlampau banyak gagasan coba
dirangkum sehingga gagal mengenai sasaran. Mereka ingin filmnya meninggalkan
dampak signifikan, menggerakkan hati, atau mungkin berpartisipasi terhadap
dunia yang lebih baik. Seperti keinginan besar Paul Safranek (Matt Damon) memberi
kontribusi menyelamatkan lingkungan beserta umat manusia di dalamnya. Sayangnya,
ia tidak kunjung merasakan kebahagiaan.
Terhimpit
masalah keuangan, Paul mengajak sang istri, Audrey (Kristen Wiig) mengikuti
program Downsizing alias mengecilkan
tubuh demi memperbaiki kehidupan (1 dollar dunia normal bisa bernilai 1000 kali
di dunia mini) sekaligus turut serta menyelesaikan persoalan overpopulasi.
Setidaknya demikian isi pikiran Paul dan para ilmuwan di balik terciptanya
teknologi tersebut. Segera, mereka menemukan betapa yang perlu diperbaiki
bukan cuma infrastruktur, pula manusia itu sendiri.
Orang yang
hanya memikirkan diri sendiri dan saling melukai hati mendominasi Downsizing. Paul terpukul saat tahu Audrey membatalkan niat mengecilkan tubuh di detik terakhir. Payne
telah menyiratkan itu kepada penonton sejak adegan wawancara. Paul tampak
yakin, sementara dari tatapan matanya pun, Audrey terlihat diselimuti rasa ragu
(Wiig menjual keraguan itu dengan baik). Kita menyadari itu, tetapi Paul tidak.
Audrey bersalah mendadak membatalkan rencana hanya karena alis dan rambutnya
dipangkas habis, namun Paul yang gagal memahami kegundahan istrinya pun sama
saja.
Paul layaknya
aktivits yang berkoar-koar soal beragam isu tapi tak lebih dari sosok
egois yang memaksakan kemauannya. Tapi Paul sulit bahagia. Kemudian ia bertemu DuΕ‘an
MirkoviΔ (Christoph Waltz), penggila pesta yang terang-terangan menyatakan mengikuti
program Downsizing demi kepentingan
bisnis. DuΕ‘an senantiasa bahagia di tengah kejujuran soal ketidakpeduliannya.
Sampai Ngoc Lan Tran (Hong Chau), aktivis asal Vietnam yang dipaksa mengecilkan
tubuhnya hadir. Di mata Payne, Ngoc Lan adalah sosok ideal. Bekerja sebagai
petugas kebersihan, Ngoc Lan dibayar dengan makanan sisa atau obat-obatan
yang ia berikan pada mereka yang membutuhkan. Dia melakukan hal dengan dampak nyata.
Hong Chau
luar biasa memerankan Ngoc Lan. Ketika ekspresi eksentrik Waltz dan wajah kebingungan
Damon “sekedar” jadi pondasi komedi, Hong Chau juga mengemban beban mengangkat
porsi dramatik. Dia lucu dan berenergi. Memakai Bahasa Inggris beraksen, Hong
Chau bicara semaunya, mengatrol daya tarik film tiap kali dia terlibat di
layar. Memasuki paruh akhir, sempat ditampilkannya sensitivitas dalam sebuah
monolog yang oleh Payne ditangkap menggunakan close up tanpa putus sehingga kekuatan emosi sang aktris terpampang
jelas. Monolog yang semestinya menyegel posisinya selaku peraih nominasi Oscar.
Payne
melemparkan banyak isu yang sekilas disederhanakan konklusinya karena menekankan
pada “kita harus berbuat baik”. Tapi bukankah itu akar dari segala kemajuan?
Kebaikan dan kebahagiaan. Itulah mengapa ketimbang menggali lebih jauh
kerumitan-kerumitan konsep tingginya, Payne mengajak penonton untuk tertawa
lewat komedi visual yang diisi keanehan-keanehan, dari kepala dan alis botak
Matt Damon hingga tubuh-tubuh kecil telanjang yang diambil bak makanan. Sang
sutradara sekaligus penulis naskah hanya sering terlalu santai, berujung
menghasilkan sederet momen yang mestinya dapat diakhiri beberapa menit lebih
cepat.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
12 komentar :
Comment Page:Daripada Lesley Manville ama Octavia Spencer, saya lebih setuju kalo yang dapet nominasi oscar di best supporting actress itu Hong Chau ama Holly Hunter, soalnya mereka berdua lebih bagus
Kayaknya scene di trailer yang minum vodka itu di-cut ya, Mas ? Apa karena ratingnya R13+
@Anna Belum nonton Phantom Thread sih, tapi dibanding Spencer & Mary J. Blige, Hong Chau & Holly Hunter jelas lebih oke dan berkontribusi ke keseluruhan cerita. Yah, lagi-lagi alasan politis
@Pramudya Ah biasa itu, adegan trailer nggak masuk ke film. Mungkin biar trailernya lebih menarik tapi kalau dimasukin ke film akhirnya kurang pas atau tambah panjang
@Mas Rasyid Ya harusnya kan kalo ada scene itu pas yang di kapal (Norwegia). Durasi setelah cut sana-sini aja udah 134 menit ya.
Dapet respon yang negatif dari kritikus tuh salah satunya apa karena ending-nya yang "kurang" ya, Mas ?
Kritikus sih kebanyakan nyorotin tentang "terlalu banyak yang coba diangkat, dan nggak semuanya digali dengan baik".
Gila si Hong chau akting macam apa itu..
Bisa yaaa awalnya komedik sedetik kemudian emosional ...
Sayang,ga masuk nominasi π’
Blacks is overrated.
Ya kalau Hong Chau kulit hitam, kemungkinan besar dapat nominasi. Bukan rasis, tapi Oscar memang politis :)
"8 kinds f*ck"
Asli ngakak sih di scene itu =))
Scene terakhir yg diledakkin itu mksudnya apa yah? Kenapa diledakkin? gak ngerti...
@Mochamma Yang koloni itu? Ya buat melindungi rumah baru mereka dari kiamat
Hahaha oh iya yahπππ Makasih bnyak bang Rasyidππ
Posting Komentar