LUKISAN RATU KIDUL (2019)
Rasyidharry
April 05, 2019
Annisa Aurelia
,
Dheeraj Kalwani
,
Egi Fedly
,
Fadika Royandi
,
Ginanti Rona
,
horror
,
Husein M. Atmodjo
,
Indonesian Film
,
Jelek
,
REVIEW
,
Ricky Lionardi
,
Teuku Zacky
,
Ussy Sulistyawaty
,
Wafda Saifan Lubis
,
Wawan Wanisar
3 komentar
Oh ya, Lukisan Ratu Kidul adalah film terbaik produksi Paduka Dheeraj
Kalwani alias Baginda KKD. Walau status “terbaik “ di sini tingkatannya sama
dengan menyebut “susu basi rasa cokelat punya rasa terbaik di antara semua susu
basi”. Akhirnya tetap sakit perut kan? Kali ini Paduka menunjuk Ginanti Rona (Midnight Show, Anak Hoki) sebagai
nahkoda. Berikutnya giliran Hadrah Daeng Ratu menyutradarai Malam Jumat The Movie. Berapa banyak lagi
talenta berbakat akan Paduka coreng reputasinya?
Kisahnya mengetengahkan kakak
beradik, Dimas (Teuku Zaky) dan Satria (Wafda Saifan), yang menerima warisan
rumah dari mendiang sang ayah. Saat kecil dahulu, mereka sempat tinggal di
sana, namun tak ada memori yang tersisa. Mereka berdua, beserta istri Dimas,
Astrid (Ussy Sulistyawaty) dan sang puteri, Sandra (Annisa Aurelia), pun
menetap sementara di rumah tersebut sembari memikirkan langkah selanjutnya.
Di tengah kebingungan itu, entah
mengetahui kedatangan mereka dari mana, datanglah Kevin—diperankan Fadika
Royandi lewat akting over-the-top
memuakkan—menawarkan diri untuk mencarikan pembeli. Dimas yang kebetulan tengah
dilanda kesulitan finansial pun setuju menemui klien Kevin, seorang kolektor
lukisan Nyi Roro Kidul (Wawan Wanisar) buatan kakek Dimas, Rusdi Soedibyo (Egi
Fedly), yang konon menyimpan kekuatan mistis sehingga dapat memberi
keberuntungan bagi pemiliknya.
Sang kolektor mengaku, bahwa dulu
ia meminta dibuatkan 13 lukisan, namun baru 12 buah yang ia terima. Dia pun
yakin bahwa lukisan ketigabelas masih tersimpan di rumah Dimas, dan berani
menawar 8 milyar rupiah guna menebusnya. Rasanya ingin saya menanyakan hal
berikut kepada Husein M Atmodjo (Midnight
Show, 22 Menit, Perjanjian Dengan Iblis) selaku penulis naskah: Kalau si
kolektor memesan 13 lukisan pada Rusdi karena unsur magis di dalamnya, mengapa baru
di lukisan terakhir Rusdi menemukan cara meniupkan kekuatan mistis pada
karyanya?
Mungkin saya yang salah
mengharapkan Lukisan Ratu Kidul memedulikan
kesolidan narasi. Terlebih setelah sepanjang durasi, filmnya bertutur secara
kasar, yang merupakan kombinasi penulisan janggal, penceritaan kasar sang
sutradara, serta penyuntingan asal pasang. Acap kali tidak ada jembatan antar-adegan,
sehingga mengesankan ada shot yang
hilang ditelan Bumi sebagaimana hilangnya ibunda Dimas dan Satria.
Jangan harapkan pula penampilan
jajaran pemain datang menyelamatkan situasi. Selain Fadika Royandi, memang tak
ada akting “menyakitkan” lain, namun tidak pula pantas disebut memikat.
Terkecuali aktor senior Wawan Wanisar (pemeran Pierre Tendean di Pengkhianatan G 30 S/PKI) lewat
penghantaran kalimat paling natural, serta Annisa Aurelia, yang setidaknya,
sebagai aktris cilik, cukup meyakinkan melakoni situasi di mana karakternya
dihimpit teror.
Walau keseluruhan filmnya nyaris
remuk redam, potensi Ginanti Rona sebagai sineas horor masih bisa disaksikan di
beberapa kesempatan. Mengandalkan trik kemunculan hantu medioker, jump scare garapan Ginanti punya
ketepatan timing yang sesekali efektif
mengejutkan penonton meski kerap diganggu musik buatan Ricky Lionardi (Rectoverso, Danur 2: Maddah, Tembang Lingsir)
yang lebih berisik daripada sound system konser
dangdut RT sebelah.
Sejak alih persona menjadi Dheeraj
Kalwani, saya memang mendapati kemajuan di produk-produknya, termasuk soal tata
artistik yang bukan lagi sekelas Bandung
Lautan Asmara. Hal serupa masih bisa ditemui di sini, kala lokasi indoor-nya digarap cukup solid,
khususnya dominasi warna hijau selaku warna Kanjeng Ratu Kidul. Ya, sampai
sebuah close-up shot memperlihatkan
properti pisau yang kentara dibuat menggunakan aluminium foil. Di situ saya
merasa cukup.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
3 komentar :
Comment Page:Kasian ya artis2 macam Ussy Sulistiawaty, terkenal di infotainment tp di perfilman cuma kebagian "ampas"-nya aja (serupa Olla Ramlan di film Sakral). Muncul di infotainment 1 minggu 5 kali, karya keartisannya 5 tahun 1 kali. Jadi identitas mereka di industri hiburan itu apa, ya? Aktris, atau selebriti yang sesekali nyambi main film? Hehe :p. Kalau di musik ada Ashanty.
Ditunggu review Sunyi setelah filmnya keluar ya Mas. ๐
Well, nggak akan bilang kasihan juga sih, lha fee gede. Belom ditambah jadi influencer medsos plus bisnis-bisnis lain di luar dunia hiburan.
Kalau Sunyi cukup yakin lah nggak akan ancur ๐
Ngakak anjeer, soundsystem konser dangdut RT sebelah, hahahhaha..
Perform Ussy gimana Mas di film ini? Sepertinya ini film hurur pertama doi kan?
Selamat buat baginda Dheeraj, akhirnya dipuji Mas Rasyid..
Walaupun dari basi banget menjadi "basi saja", setidaknya ada peningkatan.. wkwkwkwk..
Tingkatin terus baginda, semangaaat!!
Posting Komentar