LUKISAN RATU KIDUL (2019)

3 komentar
Oh ya, Lukisan Ratu Kidul adalah film terbaik produksi Paduka Dheeraj Kalwani alias Baginda KKD. Walau status “terbaik “ di sini tingkatannya sama dengan menyebut “susu basi rasa cokelat punya rasa terbaik di antara semua susu basi”. Akhirnya tetap sakit perut kan? Kali ini Paduka menunjuk Ginanti Rona (Midnight Show, Anak Hoki) sebagai nahkoda. Berikutnya giliran Hadrah Daeng Ratu menyutradarai Malam Jumat The Movie. Berapa banyak lagi talenta berbakat akan Paduka coreng reputasinya?

Kisahnya mengetengahkan kakak beradik, Dimas (Teuku Zaky) dan Satria (Wafda Saifan), yang menerima warisan rumah dari mendiang sang ayah. Saat kecil dahulu, mereka sempat tinggal di sana, namun tak ada memori yang tersisa. Mereka berdua, beserta istri Dimas, Astrid (Ussy Sulistyawaty) dan sang puteri, Sandra (Annisa Aurelia), pun menetap sementara di rumah tersebut sembari memikirkan langkah selanjutnya.

Di tengah kebingungan itu, entah mengetahui kedatangan mereka dari mana, datanglah Kevin—diperankan Fadika Royandi lewat akting over-the-top memuakkan—menawarkan diri untuk mencarikan pembeli. Dimas yang kebetulan tengah dilanda kesulitan finansial pun setuju menemui klien Kevin, seorang kolektor lukisan Nyi Roro Kidul (Wawan Wanisar) buatan kakek Dimas, Rusdi Soedibyo (Egi Fedly), yang konon menyimpan kekuatan mistis sehingga dapat memberi keberuntungan bagi pemiliknya.

Sang kolektor mengaku, bahwa dulu ia meminta dibuatkan 13 lukisan, namun baru 12 buah yang ia terima. Dia pun yakin bahwa lukisan ketigabelas masih tersimpan di rumah Dimas, dan berani menawar 8 milyar rupiah guna menebusnya. Rasanya ingin saya menanyakan hal berikut kepada Husein M Atmodjo (Midnight Show, 22 Menit, Perjanjian Dengan Iblis) selaku penulis naskah: Kalau si kolektor memesan 13 lukisan pada Rusdi karena unsur magis di dalamnya, mengapa baru di lukisan terakhir Rusdi menemukan cara meniupkan kekuatan mistis pada karyanya?

Mungkin saya yang salah mengharapkan Lukisan Ratu Kidul memedulikan kesolidan narasi. Terlebih setelah sepanjang durasi, filmnya bertutur secara kasar, yang merupakan kombinasi penulisan janggal, penceritaan kasar sang sutradara, serta penyuntingan asal pasang. Acap kali tidak ada jembatan antar-adegan, sehingga mengesankan ada shot yang hilang ditelan Bumi sebagaimana hilangnya ibunda Dimas dan Satria.

Jangan harapkan pula penampilan jajaran pemain datang menyelamatkan situasi. Selain Fadika Royandi, memang tak ada akting “menyakitkan” lain, namun tidak pula pantas disebut memikat. Terkecuali aktor senior Wawan Wanisar (pemeran Pierre Tendean di Pengkhianatan G 30 S/PKI) lewat penghantaran kalimat paling natural, serta Annisa Aurelia, yang setidaknya, sebagai aktris cilik, cukup meyakinkan melakoni situasi di mana karakternya dihimpit teror.

Walau keseluruhan filmnya nyaris remuk redam, potensi Ginanti Rona sebagai sineas horor masih bisa disaksikan di beberapa kesempatan. Mengandalkan trik kemunculan hantu medioker, jump scare garapan Ginanti punya ketepatan timing yang sesekali efektif mengejutkan penonton meski kerap diganggu musik buatan Ricky Lionardi (Rectoverso, Danur 2: Maddah, Tembang Lingsir) yang lebih berisik daripada sound system konser dangdut RT sebelah.

Sejak alih persona menjadi Dheeraj Kalwani, saya memang mendapati kemajuan di produk-produknya, termasuk soal tata artistik yang bukan lagi sekelas Bandung Lautan Asmara. Hal serupa masih bisa ditemui di sini, kala lokasi indoor-nya digarap cukup solid, khususnya dominasi warna hijau selaku warna Kanjeng Ratu Kidul. Ya, sampai sebuah close-up shot memperlihatkan properti pisau yang kentara dibuat menggunakan aluminium foil. Di situ saya merasa cukup.

3 komentar :

Comment Page:
Vian mengatakan...

Kasian ya artis2 macam Ussy Sulistiawaty, terkenal di infotainment tp di perfilman cuma kebagian "ampas"-nya aja (serupa Olla Ramlan di film Sakral). Muncul di infotainment 1 minggu 5 kali, karya keartisannya 5 tahun 1 kali. Jadi identitas mereka di industri hiburan itu apa, ya? Aktris, atau selebriti yang sesekali nyambi main film? Hehe :p. Kalau di musik ada Ashanty.

Ditunggu review Sunyi setelah filmnya keluar ya Mas. ๐Ÿ™

Rasyidharry mengatakan...

Well, nggak akan bilang kasihan juga sih, lha fee gede. Belom ditambah jadi influencer medsos plus bisnis-bisnis lain di luar dunia hiburan.

Kalau Sunyi cukup yakin lah nggak akan ancur ๐Ÿ˜

Unknown mengatakan...

Ngakak anjeer, soundsystem konser dangdut RT sebelah, hahahhaha..

Perform Ussy gimana Mas di film ini? Sepertinya ini film hurur pertama doi kan?

Selamat buat baginda Dheeraj, akhirnya dipuji Mas Rasyid..

Walaupun dari basi banget menjadi "basi saja", setidaknya ada peningkatan.. wkwkwkwk..
Tingkatin terus baginda, semangaaat!!