ANNA (2019)

8 komentar
Banyak pihak menyebut Luc Besson sudah habis, di mana mayoritas mengkritisi judul-judul terbarunya seperti Lucy dan Valerian and the City of a Thousand Planets sebagai tontonan popcorn bodoh. Mungkin benar, tapi sejak kapan karya Besson jadi destinasi pencari film berintelegensi tinggi? Mengkreasi hiburan ringan bertabur gimmick merupakan keahliannya, tidak terkecuali Anna yang kembali menampilkan protagonis femme fatale kesukaan sang sutradara.

Gimmick utama Anna adalah cara bertutur maju-mundur yang Besson terapkan guna membangun alur penuh tikungan, seolah mencerminkan dunia spionase yang sarat rahasia, pengkhianatan, dan kejutan. Kita mengenal Anna (Sasha Luss) sebagai penjual boneka Matryoshka di Moskow, sampai seorang pencari bakat merekrutnya untuk menjadi model di Paris. Beberapa bulan berselang, karir Anna melesat pesat.

Terlihat seperti cerita indah dari negeri dongeng, tapi fakta tidak selalu sama dengan apa yang terlihat. Begitulah prinsip film ini. Kita pun mengikuti perjalanan Anna dari pasar tradisional di Moskow, menggeluti dunia model di Paris, terlibat praktek spionase bersama KGB di bawah pengawasan Olga (Helen Mirren) dan Alex (Luke Evans), hingga berhadapan dengan tim operasi CIA yang dipimpin Leonard (Cillian Murphy).

Anna menggiring penonton dalam petualangan berisi kejutan-kejutan yang memiliki bentuk serta timing tidak terduga. Kecuali di klimaks, sulit menerka kapan Luc Besson sedang mempermainkan ekspektasi kita dan dalam bentuk apa. Sebab kisahnya sendiri tidak berputar di sekitar satu skema besar, entah soal menyelamatkan dunia, usaha pembunuhan, atau misi-misi lain, yang mana lebih gampang ditebak polanya.

Cerita milik Anna sejatinya sederhana, yakni mengenai perjuangan sesosok wanita mengejar kebebasan sembari merangkak keluar dari lubang kehidupan yang hina. Pasca tuduhan pelecehan seksual yang menimpanya (walau pengadilan tak menemukan cukup bukti), sentuhan feminisme khas Besson mungkin terasa hambar, namun sulit disangkal, ia cukup ahli menyampaikan tema itu, termasuk di Anna, yang mempunyai konklusi memuaskan tatkala karakter wanitanya berhasil mempermainkan para lelaki yang gemar mempermainkan janji.

Besson menuliskan kisah character-based yang tak mengedepankan pernak-pernik plot, membuat filmnya mengalir bak buku harian seorang mata-mata. Anna bertemu satu demi satu figur yang awalnya dingin nan misterius, lalu mulai mengenal lebih jauh bahkan mengunjungi ruang personal masing-masing, sehingga di mata penonton pelan-pelan sisi kemanusiaan mereka mulai nampak.

Andai saja Anna dirilis dua dekade lalu, niscaya film ini bakal menandai lahirnya calon megabintang bernama Sasha Luss. Mengawai debut layar lebarnya di Valerian and the City of a Thousand Planets, Luss adalah perwujudan sempurna dari femme fatale seksi yang sekilas berdarah dingin, tapi sebenarnya berperasaan. Hanya saja, ia memilih menyembunyikan perasaan itu akibat sudah terlalu sering hatinya teriris-iris.  

Luss pun meyakinkan kala dituntut melakoni adegan aksi. Pesonanya memancar kuat di tengah gelaran baku hantam beradrenalin tinggi dengan balutan koreografi kelas satu, yang kembali menegaskan bahwa perihal kemampuan menggarap hiburan, Luc Besson belum habis. Studi karakter yang ia lakukan mungkin tak seutuhnya berhasil, sebab ketika deretan gimmick absen dari layar, kisahnya sedikit menjemukan. Tapi sewaktu publik memuja-muji seri John Wick berkat aksi bertenaga miliknya, Anna menunjukkan jika Luc Besson pantas diberi kredit lebih.

8 komentar :

Comment Page:
Chan hadinata mengatakan...

Mas rasyid.. ikut screeningnya det conan gak??
Jgn lupa reviewnya

aan mengatakan...

Ini film emang keren.termasuk film spionase paling gampang dicerna.cara bertutur maju mundur emang malah bikin banyak kejutan tak terduga di ceritanya.yg bikin saya mau nonton tadinya malah faktor helen mirren nya..hahahaha.btw..anna cocok kayaknya menggantingkan black widow...cuma perlu dikurangin kebrutalannya...😁😁

Anonim mengatakan...

posternya kaya film lama tahun 2000an awal

Umpan Ikan Tawes mengatakan...

Thanks for sharing..

Fathoucha mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Rasyidharry mengatakan...

Waduh nggak pernah nonton Conan 😅

Bill Gax mengatakan...

Ini film bikin ketagihan

Unknown mengatakan...

Filmnnya Luc Besson favorit ku adalah Leon.