ANNA (2019)
Rasyidharry
Juni 30, 2019
Action
,
Bagus
,
Cillian Murphy
,
Helen Mirren
,
Luc Besson
,
Luke Evans
,
REVIEW
,
Sasha Luss
,
Thriller
8 komentar
Banyak pihak menyebut Luc Besson
sudah habis, di mana mayoritas mengkritisi judul-judul terbarunya seperti Lucy dan Valerian and the City of a Thousand Planets sebagai tontonan
popcorn bodoh. Mungkin benar, tapi sejak kapan karya Besson jadi destinasi
pencari film berintelegensi tinggi? Mengkreasi hiburan ringan bertabur gimmick merupakan keahliannya, tidak
terkecuali Anna yang kembali
menampilkan protagonis femme fatale kesukaan
sang sutradara.
Gimmick utama Anna adalah
cara bertutur maju-mundur yang Besson terapkan guna membangun alur penuh
tikungan, seolah mencerminkan dunia spionase yang sarat rahasia, pengkhianatan,
dan kejutan. Kita mengenal Anna (Sasha Luss) sebagai penjual boneka Matryoshka
di Moskow, sampai seorang pencari bakat merekrutnya untuk menjadi model di
Paris. Beberapa bulan berselang, karir Anna melesat pesat.
Terlihat seperti cerita indah dari
negeri dongeng, tapi fakta tidak selalu sama dengan apa yang terlihat.
Begitulah prinsip film ini. Kita pun mengikuti perjalanan Anna dari pasar
tradisional di Moskow, menggeluti dunia model di Paris, terlibat praktek
spionase bersama KGB di bawah pengawasan Olga (Helen Mirren) dan Alex (Luke
Evans), hingga berhadapan dengan tim operasi CIA yang dipimpin Leonard (Cillian
Murphy).
Anna menggiring penonton dalam petualangan berisi kejutan-kejutan
yang memiliki bentuk serta timing tidak
terduga. Kecuali di klimaks, sulit menerka kapan Luc Besson sedang
mempermainkan ekspektasi kita dan dalam bentuk apa. Sebab kisahnya sendiri
tidak berputar di sekitar satu skema besar, entah soal menyelamatkan dunia, usaha
pembunuhan, atau misi-misi lain, yang mana lebih gampang ditebak polanya.
Cerita milik Anna sejatinya sederhana, yakni mengenai perjuangan sesosok wanita
mengejar kebebasan sembari merangkak keluar dari lubang kehidupan yang hina. Pasca
tuduhan pelecehan seksual yang menimpanya (walau pengadilan tak menemukan cukup
bukti), sentuhan feminisme khas Besson mungkin terasa hambar, namun sulit
disangkal, ia cukup ahli menyampaikan tema itu, termasuk di Anna, yang mempunyai konklusi memuaskan
tatkala karakter wanitanya berhasil mempermainkan para lelaki yang gemar
mempermainkan janji.
Besson menuliskan kisah character-based yang tak mengedepankan
pernak-pernik plot, membuat filmnya mengalir bak buku harian seorang mata-mata.
Anna bertemu satu demi satu figur yang awalnya dingin nan misterius, lalu mulai
mengenal lebih jauh bahkan mengunjungi ruang personal masing-masing, sehingga
di mata penonton pelan-pelan sisi kemanusiaan mereka mulai nampak.
Andai saja Anna dirilis dua dekade lalu, niscaya film ini bakal menandai
lahirnya calon megabintang bernama Sasha Luss. Mengawai debut layar lebarnya di
Valerian and the City of a Thousand
Planets, Luss adalah perwujudan sempurna dari femme fatale seksi yang sekilas berdarah dingin, tapi sebenarnya
berperasaan. Hanya saja, ia memilih menyembunyikan perasaan itu akibat sudah
terlalu sering hatinya teriris-iris.
Luss pun meyakinkan kala dituntut
melakoni adegan aksi. Pesonanya memancar kuat di tengah gelaran baku hantam
beradrenalin tinggi dengan balutan koreografi kelas satu, yang kembali
menegaskan bahwa perihal kemampuan menggarap hiburan, Luc Besson belum habis.
Studi karakter yang ia lakukan mungkin tak seutuhnya berhasil, sebab ketika
deretan gimmick absen dari layar,
kisahnya sedikit menjemukan. Tapi sewaktu publik memuja-muji seri John Wick berkat aksi bertenaga
miliknya, Anna menunjukkan jika Luc
Besson pantas diberi kredit lebih.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
8 komentar :
Comment Page:Mas rasyid.. ikut screeningnya det conan gak??
Jgn lupa reviewnya
Ini film emang keren.termasuk film spionase paling gampang dicerna.cara bertutur maju mundur emang malah bikin banyak kejutan tak terduga di ceritanya.yg bikin saya mau nonton tadinya malah faktor helen mirren nya..hahahaha.btw..anna cocok kayaknya menggantingkan black widow...cuma perlu dikurangin kebrutalannya...😁😁
posternya kaya film lama tahun 2000an awal
Thanks for sharing..
Waduh nggak pernah nonton Conan 😅
Ini film bikin ketagihan
Filmnnya Luc Besson favorit ku adalah Leon.
Posting Komentar