SWEET 20 (2017)
Rasyidharry
Juni 28, 2017
Alexa Key
,
Comedy
,
Cut Mini
,
Drama
,
Indonesian Film
,
Kevin Julio
,
Lukman Sardi
,
Morgan Oey
,
Niniek L. Karim
,
Ody C. Harahap
,
REVIEW
,
Sangat Bagus
,
Slamet Rahardjo
,
Tatjana Saphira
,
Upi
,
Widyawati Sophiaan
47 komentar
Lebaran bukan melulu soal agama, juga momen
berharga di mana bagi sebagian orang jadi kesempatan langka bertemu keluarga
besar. Mereka bercengkerama, bertukar cerita, tertawa bahagia. Lebaran adalah
liburan. Liburan yang (semestinya) hangat dan menyenangkan. Sehingga "film
lebaran" menjadi sempurna apabila mampu menimbulkan rasa-rasa tersebut
sekaligus bisa ditonton bersama orang-orang tercinta. Sambutlah Sweet 20, satu dari lima remake (ada tiga lagi sedang dipersiapkan) drama-komedi asal
Korea Selatan, Miss Granny, yang niscaya
bakal melambungkan Tatjana Saphira ke jajaran lead actress papan atas.
Adaptasi naskah oleh Upi tak sekedar melakukan
alih bahasa, juga budaya termasuk menempatkan adat sungkeman keluarga kala lebaran yang dilakukan tokoh Fatmawati
(Niniek L. Karim) beserta anak tunggal kesayangannya yang kini sukses menjadi
dosen, Aditya (Lukman Sardi), Salma (Cut Mini) si menantu yang gemar ia kritisi,
juga kedua cucunya, Juna (Kevin Julio) dan Luna (Alexa Key). Kecerewetan
Fatmawati rupanya acap menghadirkan kesulitan, yang akhirnya menyulut wacana
memasukkan sang nenek ke panti jompo.
First act mengenai ujian terhadap
ikatan kasih keluarga kemudian berpindah menyinggung ranah fantasi (genre yang sulit dieksekusi baik dalam
perfilman kita) pada second act
ketika Fatmawati yang terpukul mendengar niat anak-cucunya tadi menemukan
studio foto milik seorang pria tua (Henky Solaiman). Harapan mendapat foto cantik
untuk pemakaman malah memberi keajaiban. Fatmawati kembali bak gadis berusia 20
tahun (diperankan Tatjana Saphira). Mengadopsi nama aktris favoritnya (Mieke
Wijaya), Fatmawati berharap menggapai mimpi masa mudanya yang dahulu urung
tercapai akibat jerat kemiskinan.
Jujur saja, sebelum ini saya cenderung
meragukan kapasitas Tatjana akibat ekspresi maupun luapan emosi tanggung dalam
berakting. Peran sebagai Fatmawati/Mieke membawanya naik kelas, dari aktris
muda berparas ayu menuju pemeran utama kompeten. Aksinya penuh semangat, jago
menangani momen komedik entah melalui raut wajah menggelitik sampai gaya bicara
bagai wanita tua sembari tetap solid melakoni porsi dramatik. Tatjana tidak
terjebak untuk berlebihan tampil konyol supaya nampak lucu. Sebaliknya, kelincahan
berenergi miliknya menguatkan penokohan selaku tingkah wajar Fatmawati kala
mendapat lagi gelora dan tenaga yang telah lama hilang. Fatmawati is excited to chase her old dream and we can easily feel that
excitement.
Bukan sang aktris saja, sutradara Ody C.
Harahap (Me vs. Mami, Kapan Kawin?,
Skakmat) dan Upi sebagai penulis naskah pun saling melengkapi, berujung
pencapaian terbaik sepanjang karir masing-masing. Ramuan komedi Upi sempurna divisualisasikan
oleh Ody melalui pendekatan “makin kacau makin baik” semisal saat Hamzah (Slamet
Rahardjo), si kakek yang terpikat pada Fatmawati berteriak ketakutan setengah
mati menaiki wahana Dunia Fantasi, hingga gemasnya Hamzah bersama Mieke
menonton sinetron di televisi. Demikian pula paparan drama. Upi konsisten memberi
latar (kenangan, kasih sayang keluarga, persahabatan tak terucapkan) dalam tiap
kesedihan atau haru, bukan dramatisasi asal guna memaksa mengucurkan air mata penonton.
Di sinilah Ody melakukan hal yang sutradara
kelas satu pun belum tentu sanggup: memuluskan perpindahan tone. Lompatannya tak tergesa-gesa berkat keberadaan transisi
memadahi, pandai juga ia mengatur dinamika melalui kecermatan menaikturunkan
intensitas rasa. Sang sutradara paham kapan pembangunan emosi dilakukan, kapan hook dilemparkan, kapan mesti menetap di
satu momen, kapan waktunya berpindah ke momen lain. Alhasil baik tawa atau
tangis tersaji total, urung terkikis kekuatannya.
Kembali ke naskah, Upi berhasil
memaksimalkan karakter pendukung yang tidak sedikit. Secara natural
semua diberi porsi mencuri perhatian berkat penempatan tepat di mana seorang
tokoh mendapat fokus karena memang sudah tiba waktunya hadir mengisi sentral. Kelebihan ini mendukung fakta Sweet 20 diisi ensemble cast
yang bermain apik. Slamet Rahardjo terlihat bersenang-senang menjadi kakek centil sambil mempertahankan bobot
akting, Widyawati Sophiaan yang “menggila” dan tidak kalah centil, Lukman Sardi
yang menyentuh hati dalam klimaks emosi film, sampai sejumlah memorable cameo sebutlah Joe P Project
dan Karina Nadila. Bakal terlampau panjang membahas kualitas para penampil sebab nama-nama seperti Cut Mini, Morgan Oey, Kevin Julio, hingga Tika
Panggabean tak kalah memikat.
Sisi artistik Sweet 20 juga ikut melengkapi, memuaskan mata dan telinga melalui nuansa retro yang
cakap ditunjukkan lewat kostum serta tata rias yang dikenakan Tatjana, pemilihan
warna-warni indoor setting, juga
penggunaan lagu-lagu klasik macam Payung
Fantasi dan Bing. Memikat luar-dalam di segala aspek, Sweet 20 akan mengobrak-abrik tembok perasaan anda, jadi apabila sepanjang liburan lebaran hanya satu film sempat ditonton, pastikan pilihan jatuh pada film ini. The best Indonesian movie of the year by far.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
47 komentar :
Comment Page:wahh keren nihh mas. Review Surat Untuk Kecil Untuk Tuhan dong. Belum ada yg ngereview nih aku cari blog review kemana-mana
Setuju...endingnya keren, bikin satu studio tertawa riuh...wkwkwk.
Padahal ini list utama saya buat film lebaran, tapi blm sempat nonton gegara kehabisan tiket. Alhasil nonton Jailangkung dulu.. hahah
Semoga besok review 4 film lebaran udah ada semua :)
"Kamu kira kamu Aliando?" :D
Tonton begitu sempat, satu-satunya film lebaran tahun ini yang wajib tonton :)
Yang main sudah bocor di instagram, terutama akun fanbasenya....
"Sambutlah Sweet 20, satu dari lima remake (ada tiga lagi sedang dipersiapkan) drama-komedi asal Korea Selatan, Miss Granny..."
Satu lagi mana ya? Kan katanya tiga lagi yg dipersiapkan..
Btw, yang adegan di Dunia Fantasi sebenarnya bukan Dunia Fantasi beneran, itu syutingnya di Jungleland Bogor, yang di Ancol yang adegan konser
Sweet 20 termasuk yang lima, yang tiga itu maksudnya yang belum rilis, dari Filipina (rilis akhir tahun), sama Amerika & Spanyol yang sepertinya masih pra-produksi.
Tapi kalau bandingkan dgn yg versi asli lebih menyentuh yg versi koreanya.
Akting nangis di ending tak se dasyat korea.tapi kalau urusan komedinya serius versi indonesia ini lebih banyak tepat sasaran.
Setuju, ini film paling bagus tahun ini. Sampe detik terakhir masih dikasih tawa wkwkwk, scene Aliando bangsat bat emang wkwkwk
Siaap.. saya juga udah sengaja ga nonton versi aslinya biar bisa lebih menikmati tanpa harus maki maki kaya nonton remake film thai.nya Chelsea islan :D
Ini namanya quadra kill, gak banyak sutradara indonesia yg bisa dianggap sukses 4kali berturut2, walau hanya satu genre komedi, tapi ingat keempatnya berbeda ,ada komedi (romantis,action,keluarga,fantasi(maaf kalau salah))
Walau menurut saya yg ini intensitas tawanya kurang dibanding yg sebelum2nya,
Setuju film terbaik indonesia sejauh ini
Ah, kalau yang itu kurang mulus alih-budayanya
Nah itu relatif. Ada yang prefer luapan ala Korea, tapi ada juga (termasuk saya) yang pilih interaksi simple Tatjana & Lukman karena lebih "pas" buat sini. Komedinya pun sama, preferensi :)
Susah dilebihi, kecuali ada yang luar biasa bagus.
Yang bisa begitu mungkin Angga Sasongko. Ada kemungkinan diikuti Ismail Basbeth. Me vs Mami itu sayang ending-nya meh, tapi kalau urusan komedi Ody memang gila :D
Saya lebih suka versi Indonesia-nya masa bang. Versi Korea banyak adegan komedinya yang gak cocok sama saya, cuma menang finalnya doank yg super mengharu biru. Versi Indonesia pas banget udah, gak nyangkan Tatjana bisa segila ini, posisi Chelsea mulai goyah ini. Macam Isyana yg muncul ditengah kedigdayaan Raisa wkwkwk
Angga selalu pakai chico, itu yg buat saya agak bosan,
Untuk me vs mami coba tanyakan sendiri ada apa gerangan.
Tatjana di film ini aktingnya juara!
Yes scene ini memang bangsat, udah prediksi bakalan keluar aliando di akhir, tapi menurut saya scene yang paling bangsat pas scene Joe project sih x))))
Suka sama film ini. Melampaui ekspektasi. Selain karena aktingnya para pemain juga karena lagu-lagu yang jadi soundtrack itu keren. Nggak perlu pake lagu-lagu dari band hits kekinian. Indonesia banget! Pengen ganti judulnya jadi So Sweet 20 rasanya. :D
Btw aku silent reader blog ini. Udah lama baca dan selalu nantiin review dari blog ini, dan baru sekarang berani tinggalin komentar. Hehehe.
Oh yang itu humor terbangsat dari yang terbangsat haha. Olok-olok sinetron paling lucu di film Indonesia
Me vs Mami murni soal niat paksain bikin sekuel :)
Akting yang bakal bawa dia ke stardom. Jangan kaget kalau 2018 dia beredar banyak :)
Indeed, our classic songs are amazing. Pakai rasa.
Wah thanks, berani aja komentar, penulisnya nggak seram :D
Semoga akting2 keren dan film2 keren dari Tatjana makin banyak soalnya saya #TeamTatjana hahaha
wah.. icha komen di review bang rasyid.. di tunggu review film ini versi bajingak-nya ya cha :D
Karena selain remake "Miss Granny", saya bener2 gak nyari info soal film "Sweet 20" ini, dan gak tau sama sekali bakal ada Aliando, pas dia keluar langsung jatoh dari bangku saking ngakaknya. Goblok bat itu ide sutradarany wkwkwkak
Asal Sweet 20 sampai 800-sejuta penonton, tawaran film gedhe dengan karakter serupa pasti ngantri :D
Suka bagian mieke nyanyi "layu sebelum berkembang" bang, apalagi endingnya ituu.. hahahaha unpredictable😂
Gak salah ngikutin basic insting pas Lebaran kali ini dihadapkan dengan 4 film baru yg diputar bareng. Sebenarnya aku nunggu review nya mas Rasyid tapi review nya telat bbrp hari, gak apa kan lagi Lebaranan ya, mohon maaf lahir batin Mas. Film pertama aku pilih Sweet20, pertimbangan nya karena Sutradara dan Pemeran nya, kelar nonton aku terhibur, puas! Cerita, akting pemeran dan lagu lagu nya asyiik. Tatjana, Slamet Raharjo, Widyawati, Niniek L Karim menawan dan menggila he he. Film ke 2 aku pilih Surat Kecil untuk Tuhan, Gak ngarep banyak, pertimbangan nya tertarik sama Pemeran anak anak nya dan kamera oleh Yudi Datau. Setelah kelar mas Rasyid mereview 4 film disini, lha pilihan aku koq pas ya, matur suwun Mas Rasyid yg udah memandu kita nonton film film yg pantes di tonton, ta doain suatu saat jadi ketua juri di Festival Film bergengsi yo
This, salah satu faktor lebih suka Sweet 20 dari original-nya, kultur & lagu klasik lokal yang lebih dekat :D
Iya nih, maaf ya, tiap tahun kalau film lebaran pasti telat, soalnya akses bioskop rada susah pas mudik. Syukurlah pilihan filmnya tepat :D
Amin hehe, thanks sudah mau baca review di sini
Udah kesengsem sama Tatjana pas di film Negeri van Oranje, dan makin kesengsem sama Tatjana yang aktingnya naik level di Sweet 20. Kayaknya taun depan bakalan banyak PH yang ngantri sama Tatjana.
Apalagi kalau di awards season nanti dia dapat nominasi (which is very likely)
Tanjana keren bnget.. Powerful dan natural..pas bnget... Ninik l kariem waktu muda kek doi kali yah.. Hihi... Trus pas adegan brantem fatma sama rahayu..gilak tante widyawati bisa ngeselin juga..ampun dah..padahal tante slama ini anggun bnget..hehe.. Trus pas bloopes ny saat adegan joe projetc -p ..ngakak abis..kek tiap film2 komedi hrus ad dia nya deh.. Dan tika pangabean ..bisa bikin saya trdiam..gokil dah. Ni fim setara deh sama "cek toko sebelah" sangat banget bagus
Kalo beneran itu kejadian. Apa Chelsea Islan bakalan tersaingi, Bang ? hahaha.
Dalam hal apa dulu nih? Soalnya secara "brand" sendiri, Chelsea nggak semenjual itu. Love You...Love You Not & 3 Srikandi aja jeblok. :D
Yes, Starvision memang lagi jago soal komedi/drama, Sweet 20, CTS, Shy Shy Cat, Critical Eleven, Ada Cinta di SMA juga.
Ya dalam hal kepopulerannya dulu aja, Bang. Baru abis itu mungkin aja Tatjana bakalan jadi lead actress yang bersinar di tahun 2018.
Pengalaman pas Theater Visit Sweet 20 di Bogor. Masa ada yang bilang Tatjana itu Chelsea ? Semirip itukah mereka ? hahaha.
Sementara ini, at least sampai akhir 2017 Tatjana paling baru populer banget di kalangan penonton film Indonesia, Chelsea ada acara tv juga sih.
Oh bener itu, Chelsea dan Tatjana ada kemiripan. Kita yang udah hafal aja nggak ngerasa :D
Sweet banget 20 😍😍
Sebenarnya yang dua terakhir bukan versi Amerika & Spanyol, tapi dua-duanya Amerika. Yang satu American-English (Produced by Tyler Perry), dan satunya lagi American-Spanish.
Oh iya, betul, versi Tyler Perry (seperti biasa) fokus di kultur African-American, satunya diproduseri Derbez, fokus ke Hispanic-community di US, dan mostly, juga berbahasa Spanyol.
Kemarin nonton versi orisinilnya... ternyata sy masih bisa ngakak dan baper jg padahal udh tau ceritanya...
Untuk adegan komedi dan sedihnya sy lbh suka versi koreanya.
Tp utk lagu2nya lbh suka versi indo krn lbh familiar.
Utk adegan nonton sinetronnya sy lebih ngakak versi indonesianya.. ngakak parah
Posting Komentar