DUNKIRK (2017)

152 komentar
Nolan seringkali bermasalah soal drama. Setidaknya demikian yang dilontarkan para pengkritiknya, bahwa karya-karya sang sutradara tak menyimpan rasa. Saya tidak membantah, sebab baru Interstellar yang memercikkan hati. Namun tidak pula sepenuhnya setuju, toh kebutuhan akan hati baru mencapai urgensi di Interstellar yang menuturkan kisah ayah-anak. Sisanya, Nolan memang sengaja menekankan permainan alur berkonsep tinggi atau gemuruh spectacle. The Dark Knight Rises dan Inception menggedor jantung, tapi rasa yang dimaksud adalah sentuhan kemanusiaan. Dunkirk yang didasari peristiwa nyata evakuasi prajurit sekutu pada Perang Dunia II jelas memberi Nolan modal besar guna "memperbaiki kekurangan" di atas

Naskah tulisan Nolan terbagi menjadi tiga cabang. The Mole mengisahkan usaha angkatan darat Sekutu kabur dari serangan Jerman di bibir pantai Dunkirk melalui sudut pandang Tommy (Fonn Whitehead) si prajurit Inggris. The Sea mengambil perspektif Dawson (Mark Rylance) bersama putranya, Peter (Tom Glynn-Carney) dan remaja bernama George (Barry Keoghan) selaku satu dari sekian banyak warga sipil yang berani menyeberang lautan demi membawa pulang prajurit di Dunkirk. Terakhir adalah The Air, yang seperti judulnya, berlokasi di udara menyoroti tiga pilot Spitfire termasuk Farrier (Tom Hardy). Masing-masing berlangsung selama satu minggu, satu hari, dan satu jam.
Nolan masih gemar bermain-main dengan persepsi waktu. Ketiga cerita dikemas non-linier. Saling bersinggungan namun tak berurutan. Misalnya, kita lebih dulu melihat prajurit tanpa nama (Cillian Murphy) terombang-ambing di tengah lautan, tertekan akibat PTSD dalam The Sea, sebelum menyaksikan penyebab ia sampai ke sana pada The Mole. Tujuannya untuk menyampaikan beragam perspektif terhadap satu peristiwa. Menarik, sebab kerap lahir sudut pandang baru nan berlainan, yang bagi tiap tokoh kelak memproduksi memori berbeda-beda akan peristiwa tersebut. Bagaimana di tengah kekacauan yang melibatkan ratusan ribu manusia, bermacam persepsi berlawanan mungkin tercipta. Pula bagaimana tanpa seseorang sadari, tindakan orang tak dikenal berdampak besar akan dirinya. Pendekatan alur ini cocok mewakili konsep filosofis tersebut.

Masalahnya, ketiadaan penanda pergantian waktu   yang mana disengaja demi menggambarkan ambiguitas pemahaman tokoh akan detail situasi   justru melemahkan narasi. Sulit mengidentifikasi apakah sebuah peristiwa baru kita lihat atau pengulangan dalam sudut pandang baru tanpa keberadaan transisi pasti. Ditambah lagi, mayoritas durasi berisi kekacauan yang mirip. Hitung berapa kali adegan kapal tenggelam. Alhasil sulit terikat oleh rangkaian kejadian itu. 
Kembali soal emosi. Sedari film dimulai saya menantikan Nolan memacu rasa melalui paparan heroisme kental unsur kemanusiaan. Sedari awal scoring Hans Zimmer selalu mengiringi. Sesekali beralih ke gaya biasa berupa hentakan perkusi pemancing detak jantung, tapi mayoritas adalah alunan atmosferik ditambah suara konstan detik jam, bak mengesankan bahaya selalu mengintai, dapat sewaktu-waktu menerjang. Terbukti, acap kali dentuman mengejutkan menyeruak di saat tak terduga, menyiratkan potensi Nolan meramu jump scare efektif dalam horor. Sementara musik non-stop mendukung niat sang sutradara bercerita lewt visual penuh momen sunyi (sampai titik filmnya bagai silent movie) dibungkus sinematografi berkesan ironi karena Hoyte van Hoytema menangkap horor peperangan macam mayat bergelimpangan di pantai secara cantik. Dampaknya, pemandangan itu mengendap di pikiran. 

Otak saya dapat mengolah semua itu, mencerna tujuan-tujuan di baliknya. Seperti ketika saya paham hebatnya Nolan mengemas aksi yang otentik berkat meminimalkan pemakaian CGI. Mungkin hanya dia yang diberi keleluasaan demikian, termasuk menempatkan kamera di tiap sudut pesawat tempur di angkasa. Sekali lagi, otak saya mengerti betapa dari segi teknis, Dunkirk tiada cela. Namun ada kekosongan ketika totalitas eksekusi itu jarang mengguncang perasaan, baik haru melihat perjuangan umat manusia maupun ketegangan mendapati sederet aksi tanpa henti. Lalu saya sadar jika tidak kenal tokoh-tokohnya sebab Dunkirk disajikan sebagai event ketimbang karakter-sentris. Manusia adalah "sekumpulan makhluk dalam peristiwa" daripada individu unik berkepribadian serta berlatar belakang lengkap. Dampaknya, sulit tercipta kepedulian walau mereka berulang kali tenggelam atau terjebak di tengah hujan bom. Jadilah cerita kemanusiaan yang urung memanusiakan manusia, walau cast-nya solid di porsi masing-masing; kecemasan Cillian Murphy, ketenangan di balik heroisme Tom Hardy, kehangatan sosok ayah Mark Rylance. Harry Styles dalam debut aktingnya pun lancar bermain rasa. 
Faktor lain terkait kesengajaan menekan gejolak emosi, menolak dramatisasi demi kesan realistis. Keputusan yang berlawanan sekaligus melemahkan materinya. Kedatangan menyentuh rakyat sipil "membawakan rumah" bagi para tentara, harap-harap cemas menyaksikan aksi heroik di udara, hingga selipan kisah keluarga, bergulir di nada rendah, enggan diletupkan. Misi Dunkirk adalah soal kepahlawanan menggugah. Nolan melucuti esensi itu demi otentitas yang sesungguhnya layak dipertanyakan ketika kita takkan menemukan darah mengalir. Merupakan inkonsistensi sewaktu usaha merangkai kondisi realistis perang tak dibarengi darah selaku gambaran kebrutalan. Melalui Dunkirk, Nolan membuat film perang realistis yang berakhir tidak realistis, pula menahanemosi dalam interpretasi atas peristiwa nyata emosional. 

Saya keluar dari bioskop dengan kehampaan. Namun ada perasaan aneh yang tak kunjung hilang. Perasaan ingin kembali mengunjungi Dunkirk meski telah dikecewakan. Perasaan yang belum bisa saya pecahkan bahkan setelah tulisan ini selesai. Mungkin di luar ketiadaan rasa, Nolan berhasil menciptakan sesuatu yang jarang dicapai blockbuster belakangan, yakni cinematic experience. Mungkin Dunkirk sejatinya masterpiece andai diihat dari sudut pandang lain sebagaimana perbedaan perspektif yang menimpa tokoh-tokoh di dalamnya. Tapi untuk sementara, Dunkirk merupakan karya terlemah Christopher Nolan.


Review film ini juga tersedia di: http://tz.ucweb.com/7_1FFXi

152 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

Wah akhirnya saya menemukan review dunkirk yang tidak bilang dunkirk bagus. hihi, saya justru sangat suka bang rasyid dengan film ini. saya bahkan berani kasih 9,7/10. Saya merasa Dunkirk adalah karya terbaik nolan dibawah TDK. saya merasa dibawa oleh Nolan masuk kedalam atmosfir dunkirk, benar" tegang dari awal sampai akhir. memang benar film ini tidak fokus terhadap karakter. thats why this movie is so awesome. saya benar" baru paham mengapa pendalaman karakter dalam film ini tidak di nomor satukan. karena film ini fokus pada event dan fokus di kejadian di dunkirk. "the movie starts in the middle of the action because it's not about the past, that abruptly ends because it's not about the future. it's a movie that's all about that moment." saya sangat menyukai plotnya. nolan sangat mengedepankan realistis disini, sehingga mungkin itu yang membuat orang bingung dalam menonton. padahal jika kita berada di posisi prajurit dunkirk, saya yakin yang kita lakukan akan sama persis dengan yang nolan lakukan. menurut saya pendalaman karakter yang berlebihan akan melemahkan film ini. hehehe ini opini saya sih bang. mohon maaf kalau terdengar terlalu intimidasi hehe.

Rasyidharry mengatakan...

Bukan berarti jelek ya, mixed. Nanti nambah kok, reviewer sini banyak yang kasih mixed even negative hehe
Nah, dari komen di atas sebenarnya kelihatan apa yang kita dapat nyaris sama persis, cuma menyikapinya yang beda. Again, perspektif, sama seperti karakternya. Buat saya cukup satu poin dan Dunkirk bakal luar biasa: jangan tahan emosinya. Nggak masalah tanpa pendalaman karakter, asal perasaan nggak diredam. A bit more dramatization in term of feeling will do.

No no, jangan minta maaf. Nggak ada yang perlu dimaafkan apalagi intimidatif dalam opini "sehat" & berdasar begitu :)

Anonim mengatakan...

Hahahaha bener juga sih bang kalau masalah perspektif dan penyikapan yang beda. yeah well, i think youre right hehe. mantab bang rasyid, terima kasih atas diskusi singkatnya. saya penggemar blog bang rasyid. palingan mau nanya nih bang, apa persiapan yang harus dilakukan sebelum kita akan menonton suatu film bang? kalau saya biasanya baca tentang fokus film yang akan saya tonton itu seperti apa. lalu cerita garis besarnya. apakah itu benar? atau bang rasyid punya tips lain? terima kasih bang, jujur saya takut intimidatif tadi bang haha

Rasyidharry mengatakan...

Beda-beda kalo soal ini, senyamannya. Ada yang butuh baca garis besa buat kasih modal pemahaman awal, ada yang sama sekali nggak karena takut spoiler. Bebas. Personally, buat film2 historical macam Dunkirk prefer baca dikit konteks sejarahnya biar nggak lost(apalagi ini sejarah luar).

Ah santai. Opini berdasar malah sebaiknya dikeluarin. Bisa barter ilmu & pemahaman

wah1dkurniawan mengatakan...

Saya setuju dgn review mas bro Rasyid. Saya jg menangkap ada sesuatu yg hilang dalam Dunkirk (atau mungkin ekspektasi saya sdh terlanjur tinggi karena melihat skor review di situs2 hiburan ya 🤗)Keengganan Nolan membuat Dunkirk lebih bombastis--karena bagaimanapun ini adlh film perang--membuat Dunkirk kehilangan 'greget'. Dari awal sbnrnya saya sdh berharap Dunkirk akan seperti Saving Private Ryan, dimana film diawali dgn hiruk pikuk peperangan yg brutal dan darah, dan ternyata itu tdk ada 😑. Namun setidaknya kehadiran para nelayan (yg bro Rasyid bilang) dgn membawa 'rumah' adalah momen paling mengharukan. Trims buat reviewnya 😊👍👍

agoesinema mengatakan...

Wow hanya 3 bintang? Harus nonton utk membuktikan.
Btw biar adil antara MCU dan DCEU tolong mas Rasyid ulas juga sneak peak comic-con Justice Leagur

Anonim mengatakan...

Tinggal nunggu " the battleship island"... Menarik untuk disimak persaingan antara dunkirk - the battleship island di Korea sana disamping genre nya yg sama, rilisnya pun berdekatan...

Rasyidharry mengatakan...

Reviewer Amril jelas super positif, lha lebih dekat secara historis. Dan Dunkirk (plus War for the Planet of the Apes) diharap jadi penyelamat blockbuster yang dianggap monoton.

Sama-sama :)

Rasyidharry mengatakan...

Bener sekali, apa pun yang dikatakan review, tonton langsung sebagai pembuktian :D

Duh ntar yang ada ngelantur soal Gal Gadot sepanjang tulisan

Rasyidharry mengatakan...

Yeah that one looks promising too

Badminton Battlezone mengatakan...

Kali ini ada twist ending ala nolan ga bang?

Unknown mengatakan...

Bener bang. Cinematography nya waktu di pesawat penonton spt jadi pilotnya. Itu aja belum kualitas imax. Secara gak ada pendalaman karakter, rasanya jg sulit bersimpati dg karakter (kecuali tom hardy hehe, ane sempet tepuk tangan pas momen heroik terakir dia). Tp dari wawancara nolan di berita memang dia tdk bertujuan membuat war movie bang. Malah lebih ke survival movie, jd itulah sebabnya gak ada darah. Salut

Unknown mengatakan...

Bukan ke twist ending sih. Lebih ke twist teknik menurut istilahku. Movienya fokus ke ketegangan yg dijaga konsisten. Intens

Zulfikar Knight mengatakan...

Nolan keracunan PG-13

Ezra mengatakan...

Saya setuju dengan mas rasyid, kayak ada sesuatu yg kurang, padahal saya ngarep nolan bakalan bikin film perang epic hahaha. Tidak dijelaskan gamblang pergantian setting waktunya juga jadi penonton awam pasti bingung. kalo masalah karakter, menurut saya udah pas lah, apalagi tom hardy. 8.25/10 (scoringnya gila ini film wkwk)

Unknown mengatakan...

Om bagusan Hackshaw Ridge apa Dunkirk?

fikri mengatakan...

jadi ragu ragu nonton :v

Raid Mahdi mengatakan...

ane mesti lupain apa yang ane baca barusan, mata ane terpengaruh ama review lol.

Unknown mengatakan...

Film nih hanya sekedar action biasa, kirain bakalan keren. Mungkin hanya karena ratingnya PG-13 jd nggak realistis dan kurang seru 😁😁.

Raid Mahdi mengatakan...

kayaknya dia sebenarnya buat film thriller sementara kita mengharapkan drama perang ala Saving Private Ryan

Ricky Manurung mengatakan...

Kali ini sy kurang setuju sm mas...hehe...dr awal sampai akhir sy dibikin tegang dgn suasana teror dan musik yg bikin merinding. Mungkin kekurangannya soal 'darah'.

Chan hadinata mengatakan...

Setuju sih kalo ini bukan karya terbaik nolan..
Diluar ekspektasi "war movie" yg dibayangkan oleh sbagian yg awam.. nolan dgb teknik dan ciri khasnya tetaplah sbagai oase ditengah monotonnya film hollywood belakangan
Semoga nolan gak sering2 bikin film lah biar gak bosan.. hehehe

Unknown mengatakan...

sumpah dah, antara kagum dan bingung, dan jiwa hampa die ending film. enggak seperti film nolan pada umumnya yang memainkan tensi diakhiri dengan kepuasan.
untung debut harry style lumayan kinclong.
bolehlah dicast buat film film keren nextnya.

Unknown mengatakan...

Sama seperti yang lainya ...kaya ada sesuatu yang hilang di film ini ..alurnya membingungkan kalo ga fokus2 amat ..aplgi untuk orang awam sperti saya..dan yang berespektasi trlalu tinggi..pendalaman karakter jga jdi mslah klo mnrt saya ..seakan tfak ada rasa dan kepedulian terhadap karakternya.

Rasyidharry mengatakan...

Ada twist, tapi bukan tipe "WTF" macam Nolan biasa. Twist yang mendukung narasi.

Rasyidharry mengatakan...

Betul, sequence Hardy di akhir itu heroik sekali. Pahlawan.
Nah, survival realisti di medan perang macam ana yang nggak punya darah? :D

Rasyidharry mengatakan...

Sayangnya kali ini nggak cocok dikasih PG-13

Rasyidharry mengatakan...

Scoring-nya mantap, total dibikin jadi silent movie pun bisa :)

Rasyidharry mengatakan...

Personally lebih pilih Hacksaw Ridge. Lebih punya sisi kemanusiaan

Rasyidharry mengatakan...

Tetep layak buat technical achievement :)

Rasyidharry mengatakan...

Haha jadiin review bahan referensi, jangan telan mentah-mentah

Rasyidharry mengatakan...

Sayang padahal Nolan ambisi bikin realistis, malah jadi sebaliknya

Rasyidharry mengatakan...

Usahanya berasa, dan maksimal, cuma ya "dingin" sekali filmnya untuk saya bisa ikut merasakan tegang itu :)

Rasyidharry mengatakan...

Oh tenang, Nolan itu pra-produksi + shoot + post-prod minial 1.5 tahun, jadi paling cepet 2 tahun sekali filmnya

Rasyidharry mengatakan...

Harry Styles ini ada potensinya memang. Punya sensitivitas rasa yang sebenernya juga kelihatan dari beberapa lagu buatannya :)

Rasyidharry mengatakan...

Hehe buat mayoritas penonton, nggak peduli sekagum apa sama filmnya, kemungkinan memang bakal menyisakan hampa

bebs mengatakan...

Sama bang, aku jg walopun ga puas2 amat sama film ini tp entah kenapa pgn nonton lagi

Anonim mengatakan...

Kira-kira masuk nominasi Oscar gak ni Bg? Atau malah senasib sama Interstellar. Hehe

Zulfikar Knight mengatakan...

Pantesan pas udah nonton, ane diam sejenak dikursi sambil berkata "Udah gitu doang?". Cek di Wikipedia eh ternyata cuman 107 menit. Pendek sagnad untuk ukuran Nolan.

Rasyidharry mengatakan...

I know right? Bakal nonton lagi di layar lebih besar

Rasyidharry mengatakan...

Jelas lebih mungkin, Best Picture/Best Director, malah bisa keduanya. Kontranya cuma di tanggal rilis, selisih setengah tahun dari pengumuman nominasi, hype-nya pasti redup.

agoesinema mengatakan...

Maksud sy apa bener di trailer itu ada clue hadirnya Supergirl dan Green Lantern seperti yg dibicarakan org2 pada trailer reaction mereka

Rasyidharry mengatakan...

Hologram yang dilihat Bruce emang kemungkinan Supergirl (dia pasti mempelajari Kryptonian). Green Lantern paling cuma disebut aja. Yang terakhir jelas Superman itu, kelihatan jubah merahnya :)

Mahfuzd Ahmady mengatakan...

Sayangnya film ini kurang pake darah jadi mengkhianati usaha realistiknya.Kalau durasinya ditambah untuk pendalaman karakter dan emosinya pecah pasti bakal luar biasa ini film.
Aku malah pengen liat Nolan bikin film horror abis nnton ini.
Btw. Gimana urutan film nolan dari yang terbaik menurut mas rasyid?

Rasyidharry mengatakan...

Someday, tapi nggak dalam waktu dekat. Belum mau pasti dia bikin film bujet di bawah 100 juta.

Best-to-worst:
Inception > The Dark Knight Rises > Memento > The Dark Knight > Following > Batman Begins > Interstellar > The Prestige > Insomnia > Dunkirk

Adnonef mengatakan...

kalo diliat-liat mungkin nolan dipaksa warner bros supaya bisa pancing penonton banyak.Hanya movie geek aja yang tau christopher nolan, jadi mungkin nolan ambil cast harry styles supaya bisa tarik penonton cewek kali ya?? soalnya diliat kebelakang film-filmnya nolan emang "laki-laki" banget. belum lagi nolan nggak mau kasih darah difilm mungkin supaya narik anak-anak?.reputasi dunkirk enggak sebesar film yang mengatas-namakan DCU dan MCU yang kalo rilis film pasti udh langsung penuh.

Rasyidharry mengatakan...

Malah sebaliknya, Nolan itu satu dari sedikit sutradara Hollywood yang punya kuasa penuh & bikin studio nurut. Soal darah memang sepertinya biar bisa lebih menjangkau penonton sebanyak mungkin.
Oh nggak kok, soal reputasi Nolan juga termasuk yang fanbase-nya besar, mungkin salah satu yang terbesar sekarang baik movie geek atau penonton awam. Kalau nantinya Dunkirk nggak sesukses film-film dia lain secara komersil, mungkin karena tema perang, yang bukan high concept ala film-film dia biasanya

Mahfuzd Ahmady mengatakan...

Wah TDKR ngalahin TDK toh?

Raid Mahdi mengatakan...

mungkin ente berekspektasi bakal jadi war drama yang menyentuh kayak Interstellar, tapi ternyata kayaknya Nolan membuat film thriller

Muhammad Faisal Aulia mengatakan...

Jadi mending nonton ga ya bang?
Saya belum nonton nih wkwk

ah paradigma masyarakat "in Nolan We Trust", cuma hoax dong yah bang hehe

Rasyidharry mengatakan...

Nonton saja, still worth the ticket price kok :)

Hoax karena fanboy sini yang semangat ngomong gitu ujungnya nonton donlotan :D

Rasyidharry mengatakan...

Kayak udah dijelasin, bukan soal ekspektasi kok. Dari awal sudah tahu Nolan fokusnya ke thriller, tapi bukan berarti perasaan mesti ditekan. Apalagi buat event macam evakuasi Dunkirk :)

Rasyidharry mengatakan...

TDK kurangnya satu: Batman kalah menarik dari Joker di filmnya sendiri. TDKR itu kebalikan Dunkirk, orang banyak protes soal plot hole, nggak logis, nggak realistis, padahal di film superhero hal-hal gitu bukan nomor satu. Di TDKR juga kombinasi directing Nolan + musik Zimmer sampai ke puncak. Sampai nangis & sesek nafas pas third act.

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

tema apa ya yang menarik lagi untuk nolan garap,
jadi ngebayangin nolan bikin film horor

Rasyidharry mengatakan...

Yap, paling pendek setelah Following yang cuma 70 menit

Rasyidharry mengatakan...

Straight horror kayaknya nggak sih, lebih mungkin dipadu sci-fi. Macam Aliens-nya Cameron. Besar juga kemungkinan dia direct James Bond, Tom Hardy gantiin Craig.

Alvi mengatakan...

harus diakui kita punya selera yg hampir sama bang. makanya kalo saya mau ngereview film dan ternyata agan udah ngereview duluan, saya akan hindari dulu sebelum saya udah ngereview di blog saya karna saya udah yakin pasti ada kesamaan dan gak mau terpengaruh dlm nulis ntar haha..
Dunkirk ini pun saya ngalami yg sama kayak agan setelah keluar studio bioskop. ada yg ngeganjel, dan kalo dibilang gak puas juga salah, tapi dibilang puas, ada yg kurang..

Rasyidharry mengatakan...

Haha sering kejadian dan wajar kok soal "terpengaruh" itu, bahkan di kritikus ternama Amerika juga.
Nah, kudu nonton lagi berarti :D

EKO mengatakan...

Menurutku, Nolan ini ingin jadi seperti Kubrick yang sukses menggarap berbagai genre film (sci-fi, horor, action, romance, war). Mungkin aja kalo Nolan habis ini garap film horor atau romance untuk melengkapi portofolio-nya.

Rasyidharry mengatakan...

Dia memang terinspirasi Kubrick. Bedanya, Nolan memperhatikan sisi komersil & cenderung termasuk big budget director. Jadi kecil kemungkinan bikin romansa sederhana atau horror low budget. Nggak dalam waktu dekat

Alvi mengatakan...

masalahnya saya belum terlalu pinter ngekspresi'in kesan apa yg didapet setelah nonton ke dalam bentuk tulisan, haha.
ya ngerasa mungkin salah satunya adalah absennya kalimat-kalimat mutiara keren ala nolan di dunkirk. mgkin baru muncul di akhir film tu

Alvi mengatakan...

harus diakui sih, baru di film dunkirk ini, penonton cewek lumayan banyak dan cukup ganggu juga setiap harry tampil di layar.
tapi pas liat muka tom hardy di akhir juga mereka lumayan teriak2. tampaknya mereka menemukan sosok idola baru :D

Rasyidharry mengatakan...

Itu bakal nyusul. Asal rutin baca & nulis review :)
Ending-nya itu khas Nolan, intersection sequence yang filosofis tapi dramatis. Ada di hampir semua filmnya. Di Dunkirk mestinya bisa lebih menggigit kalau sebelumnya emosi nggak ditahan

sia mengatakan...

penulis bilang ini film terjelek nolan.hahaha...bertolak belakang dengan penilaian kritikus film, di situs RT 92 fresh, di metacritic 94 (skor tertinggi untuk film 2017 yg udah rilis), pengenalan karakter?, kepahlawanan menggugah? ini film soal kekalahan bos...mnurut saya penulis diatas mengkritik sesuatu yg bahkan bukan yg ingin director sajikan di film ini, mnurut saya nolan melanjutkan trademark nya sperti film2 dia sebelumnya yaitu "immersive", kita dibuat merasa seperti si lenny(memento) yg punya masalah short term memory, dan nolan membuat alur cerita mundur supaya kita merasakan hal yg sama dengan lenny, di inception si cobb kesusahan membedakan mana mimpi mana kenyataan, dan nolan buat cerita berlapis agar penonton juga dibuat merasa kebingungan yg mana mimpi dan yg mana kenyataan, dan di film ini gw juga merasakan ketegangan/kecemasan disepanjang film dr prajurit yg terdesak dipantai itu, dan nolan memaksimalkan scoring, sound, sintog untuk menciptakan feel itu, dan gw ga perlu simpati ke tentara itu karena kenal siapa keluarganya, apakah istri yg ditinggalkan dia dirumah lagi hamil atau enggak. bukan itu yg gw harapkan dr film perang, dan bukan itu pula yg ingin nolan tampilkan di film ini...kalo mnurut gw ini pengalaman baru menonton film perang yg ga ada difilm2 sebelumnya yg kebanyakan dramanya. dan sy stuju dengan kritikus yg bilang ini salah satu ini pencapaian terbaik nolan..dan penulis mengharapkan sesuatu dari yg bukan film ini mau tampilkan...hehehe

Unknown mengatakan...

nonton lagi di IMAX bang Rasyid, niscaya sequence pertempuran udara jaw-dropping abis...

Setuju sama mas Rasyid, sampe kalo ditanya sebenarnya temen ini film bagus apa ga, jawabannya "bagus tapi..." hehehe...
Padahal berharap Tom Hardy mendarat di Themyscira, bener2 mirip sama Steve Trevor =]

Rasyidharry mengatakan...

Immersive betul. Semua film Nolan at least sejak Inception berusaha kasih immersive cinematic experience. Kekalahan? Nope. Nolan berusaha angkat kepahlawanan tapi dalam berbagai bentuk dan sudut pandang yang mungkin oleh beberapa pihak bakal dianggap bukan pahlawan (surviving is enough). Intersection ending-nya merangkum jelas tema itu. Cuma, treatment-nya nolak luapan emosi, seolah dia mikir "kalau ini didramatisir bakal jadi cheesy" yang jadi melemahkan beberapa fase. Beda? Sure. Tapi beda belum tentu lebih baik.

Soal karakterisasi, nggak selalu harus dengan keklisean latar keluarga dsb. Banyak cara. Lewat dialog singkat (diaplikasikan di "The Sea") pun bisa.

Rasyidharry mengatakan...

No doubt about that, di layar biasa pun admirable, sayang nggak ada IMAX di sini hehe.
Ya itu dia, easier to admire than to love

Rasyidharry mengatakan...

Tom Hardy diteriakin karena nasib karakternya kali :D

sia mengatakan...

bro, udah posisi terdesak berpacu dengan waktu gitu, mau dialog kaya apa yg ente harapkan?..justru scene di boat (sea) itu menunjukkan apa itu karakter development, kita bisa melihat si murphy yg seperti pengecut di boat itu ternyata sebelumnya dia seorang leader yg dengan gagah nya bilang keep calm ketika menyelamatkan alex dan tommy.

nolan tidak mengangkat ini seperti heroisme umum yg ente harapkan sprti di film2 terdahulu...ente bisa melihat muka2 tentara itu tunduk malu didalam boat ketika diselamatin Mr dawson, dan bahkan di ending itu si alex bahkan ga sanggup ngeliat ke kaca kreta sebelum ada yg nawarin minuman ke dia, dan baru dia sadari ternyata rakyat nya ttap respect ke dia walaupun mereka kalah di dunkirk..

itulah yg gw bilang kenapa film ini "immersive" dan ga semua bisa ngerasain itu...karena bersifat personal dan intim..

kritikus luar enggak bodoh nyebut film ini masterpiece

ini salah satu kuot kritikus luar yg gw suka...."nobody appreciates a movie designed to put you into a situation they want forced character drama"

Rasyidharry mengatakan...

Dialog itu kan cuma contoh. There are many ways. Yang dilakukan ke karakter Murphy itu salah satunya. That one works. The others not so much.

Iya, paham. Sudah dibilang juga di review. Treatment yang beda untuk angkat heroisme. Itu pilihan. Meredam emosi dengan alasan bakal jadi forced drama juga pilihan. Semua itu usaha membentuk realisme karena "di situasi begitu nggak masuk akal & maksa kalau ada drama emosional". Got it. Bisa diterima kalau total filmnya pangkas habis bibit-bibit drama, full survival mode. Bukan inkonsisten dengan tetep masukin drama humanisme sampai ayah-anak. Dengan kata lain, ketanggungan itu, yang ditujukan menghindari forced drama justru menciptakan forced drama.

Ah banyak kok yang sebut Dunkirk itu masterpiece di luar sana, impressionist masterpiece lah, apalah. Bukan kebodohan, simply seperti perspektif berlainan karakter Dunkirk soal perang & kepahlawanan.

Eko Yudianto mengatakan...

mungkin Nolan memasuki fase seperti pada peluncuran film "Peeping Tom" thn 1960, dianggap film gagal plus aneh, tapi beberapa tahun kemudian malah jadi cult movie,
saya belum nonton film nya sih, tapi yakin nolan bakal menyajikan sesuatu yang belum kita "lihat" atau "rasakan" sebelumnya, menggiring kita melihat sesuatu dari perspektif lain, dan itu mungkin yang temen2 sebagian besar rasakan setelah nonton dunkirk, ada sesuatu yang kurang/kosong, dan nolan pingin kita mencaritahu sendiri lewat dunkirk :D

Rasyidharry mengatakan...

Nggak "separah" itu kok, dalam arti bukan film divisive juga. Lebih divisive Interstellar, yang dulu dianggep mengecewakan tapi makin ke sini makin diapresiasi :)

Unknown mengatakan...

Ini bukti Nolan itu sinting bang, cuma dia sutradara abad 21 yg bisa bikin banyak orang ngeributin FILM-nya bukan cuma karakter atau tetek bengeknya, yg diributin selalu se-FILM2-nya wkwkwk
Saya mau kecewa sama ini sutradara tapi sialnya gak pernah bisa wkwkwk
Paling kecewa sama Interstellar yg malah kerasa kayak belajar ketimbang nonton film. Tapi tetep mantep banget itu film wkwkwkwk

Anonim mengatakan...

Paling seneng sama film perang yg menonjolkan sisi dramanya, apalagi sudut pandang cerita nya di ambil dari pihak yg lemah (kerasa banget ngerinya peperangan). makanya list film perang favoritku hampir semua nya dari korea. Cuma saving private ryan aja yg dr Hollywood. "Taegukgi" tetap yg terbaik menurutku dan rasanya susah ada yg bakal menyaingi kesempurnaan nya... walaupun "taegukgi" mendapatkan inspirasi nya dari saving private Ryan tp taegukgi lebih bisa memenangkan hatiku dengan detail bromance nya... Taegukgi satu-satu nya film perang yg bikin aku nangis, GILA!!! Maaf oot.. Hacksaw ridge aja bagi aku lumayan, apalagi film ini ya??? Hmmm jadi ragu mau nonton... Tunggu downloadan aja deh klo gtuh, Uangnya buat nonton the battleship island aja deh :D

Rasyidharry mengatakan...

Sebenernya kalau mau dirangkum kelemahan Nolan yang selalu kelihatan itu 2: Dramatic storytelling & usaha realistis yang sering inkonsisten. Itu aja, sisanya mantap :)

Rasyidharry mengatakan...

True, Taegukgi itu salah satu war movie terbaik sepanjang masa.
Wah kebalik malah sebenernya, Dunkirk yang di bioskop, Battleship Island yang bebas hehe

Unknown mengatakan...

gue stuju bgt bgt bgt mas rasyid.. walau menang dari segi teknis (yang mana gak terlalu dihiraukan penonoton), tapi terasa monoton karena rasa simpatik kita yang kurang buat karakternya (walaupun film ini gak karakter-sentris yang mana mungkin menjadi kelemahan film ini)

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Rasyidharry mengatakan...

Betul, kekaguman teknis pasti muncul, tapi pengikat lebih kuatnya di rasa. Dunkirk menyentuh otak, syaratnya mesti mikir "oh filosofinya gini, oh kepahlawanannya beda", itu perasaan yang dipaksa muncul, bukan otomatis. Padahal kalau ngomongin heroisme, which is erat kaitannya sama kemanusiaan, nggak perlu mikir banyak-banyak, rasakan aja :)

Anonim mengatakan...

The battleship island kabarnya bakal tayang di Indonesia bulan Agustus bang, cuma belum ada kepastian tanggalnya karena terkait masalah perijinan. Kemungkinan sih akhir bulan. Klo iya jd tayang di Indonesia, tonton ya bang dan jangan ampe ngga di review lho. Pengen tau pandangan bang Rasyid... Oh iya bang pengen nanya nih, kenapa Jarang banget ngereview film korea bang (the age of shadows ampe skrg belum di review), padahal banyak banget lho bang yg bagus tiap tahun nya menurutku...

Rasyidharry mengatakan...

Asal waktu tayang lagi di kota yang muter filmnya pasti nonton :)
Yang ditonton banyak tapi nggak semua di-review, nggak sempet dan nggak kuat hehe

Unknown mengatakan...

ah kok 3 bintang, sedih, pdhl realistis banget film ini, sengaja tanpa pendalaman karakter pemain krn titik sentral film ini adalah perang itu sendiri dr perspektif yang beragam disatukan dlm sebuah film yang tidak sampai 120 menit. Perasaan haru dapet, tegang dapet, manjain mata dapet, kualitas dapet 9/10, tepuk tangan setelah nonton film ini di bioskop kemaren dan pasti nonton lagi besok. So bintang 3...?? selera sih ya

sia mengatakan...

itu bukan perasaan yg dipaksa muncul, masalah nya ente aja yg mengharapkan kepahlawanan generik kaya di film2 terdahulu

sia mengatakan...

kritikus2 film terdaftar kayak di rotten tomattoes, metacritic, sama criticchoice ngasih rating tinggi sama film ini, malah media2 kaya the guardian,variety, rolling stone dll bilan ini film pertama di 2017 sebagai oscar contender...dunkirk ini cuma divisive di reviewer2 blogger kaya ente,karena menilai dari sesuatu yg bukan ingin ditampilkan film itu sendiri..makanya gw lucu aja bacanya "dianggap gaggal" yg bilang gagal siapa???....hahaha...kritikus blogger?? LOL

sia mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Icha Hairunnisa mengatakan...

Masalah selera, gan. Nggak bisa dipaksakan :)

sia mengatakan...

maklum bro, itu si penulis udah kadung mengharapkan film2 perang yg ada drama2nya...makna film ini aja dia ga dapat, dia ngotot bilang film ini soal kepahlawanan menggungah, padahal jelas2 ini film bercerita soal kekalahan, yg notobane kisah2 kaya gini belum pernah diangkat ke layar lebar sebelum2nya

seperti yg gw bilang, nolan cukup berani mnghadirkan sebuah film perang perang original yang straight to the point, membuat kita merasa seperti di arena pertempuran itu sendiri, sama seperti kita dibuat tertipu kaya di prestige, merasa bingung membedakan mimpi/kenyataan di inception dll

sementara model2 penonton kaya penulis diatas ga bakalan bisa menikmati film ini karena yg dia tunggu2 itu heroisme dari good guy/karakter drama nya

sia mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Icha Hairunnisa mengatakan...

Semangat amat gan sampe komennya dua kali :)

Rasyidharry mengatakan...

So what dengan kritikus di atas puja-puji Dunkirk? Artinya kita semua harus suka? Semua harus sama? Mana ada cara memandang film seperti itu? Justru saya selalu lucu melihat cara penerimaan film yang seperti itu. Coba lebih banyak lagi nonton ya :)

sia mengatakan...

santai bro..hahaha...bukan berarti harus suka bro, masalah nya cara elu menilai film ini yg gw geli liatnya,tujuan film nya mau nampilin A, ente malah mengkritik film itu karena ga menampilkan B,,LOl...contohnya gw gak suka dengan 2001 space oddysey, tapi gw ga mungkin menilai jelek film itu karena drama nya kurang lah, scriptnya ga jelas lah, karena bukan itu yg mau di tampilkan film itu...gw tinggal bilang its just not my cup of tea..

gw ga tau cara lu mengkritik film terinfluence dr siapa...tapi coba ente liat itu kritik dr matt zoller dr roger ebert, kritik nya mirip2 kaya ente, tapi dia tau bagaimana harus menilai sebuah film dr apa yg mau disampaikan film itu sendiri..

dia tegas bilang sama sekali ga suka film ini, tapi untuk menilai apa yg ditawarkan dari film ini, dia juga dengan fair ngasih film ini rate 3,5/4

sia mengatakan...

ente fans nya penulis ya? kok semangat amat balas komen gw :)

Zulfikar Knight mengatakan...

Ingatlah ada 8% kritikus RT yang memberi mixed review.

Muhammad Faisal Aulia mengatakan...

Sia woles aja lagi komen nya, di beberapa kesempatan komen gw jg beda dgn bang rasyid mengenai spiderman homo comeng misalnya tapi enjoy aja ga usah pakai bahasa menyudut kan gtu. Sia ente bagus ngasih dalil tp intonasi motif bahasa yang menyudut kan bang rasyid yang dimana bang rasyid jg dari review intinya udah ngejelasin kenapa bs review begitu. Ealah santai aja,yg namanya pengkritik film bebas mau nilai asal bs menjelaskan filosofi sudut pandang nya.

Review film tidak ada istilah kata objektif, semua subjektif mau ahli kritik ternama sekalipun

Unknown mengatakan...

bang...quentin tarantino mau bikin film lagi nih

sia mengatakan...

coba ente perhatikan itu 8% yg ngasih rotten di situs RT mayoritas juga bukan dr TOP critics..yg ngasih rotten di dunkirk kbanyakan kalo ente liat history nya emang kritikus troller.

contoh nya kaya slant magazine yg ngasih skor dunkirk 1,5. dia juga ngasih skor 2 buat la la land, ngasih skor 1.5 buat the revenant. bahkan film oskar tahun lalu moonlight dia kasih 2,5.

bahkan ada lagi itu namanya Rex reed yg udah lama vakum ngeriview dan dengan ajaib nya kembali mereview film khusus buat dunkirk untuk ngasih skor jelek....LOL

Avada9 mengatakan...

Nolans Fans Boy detected 😂

Rasyidharry mengatakan...

Review selalu berangkat dari "my cup of tea". Tapi, nulis review nggak boleh berhenti di penilaian "not my cup of tea", perlu dijabarkan, "what's my cup of tea". Dalam hal ini, banyak hal berpengaruh. Pengalaman nonton, perspektif, etc even sampai personal life experience. Nah Dunkirk ini bentuk penjabaran "not my cup of tea" ya it shouldn't restrained its emotions. That's the beauty of movie and its review. Bisa tahu ragam perspektif yang dihasilkan, dan melihat, "oh that's how he/she feels about it".

Dan soal rating, I really understand that Dunkirk is more than just well-made. Makanya kasih 3, fair score. I don't like it but I appreciate it.

Rasyidharry mengatakan...

Yap, semoga bener Brad Pitt dan J-Law ikut main :D

Eko Yudianto mengatakan...


Wah jadi rame diskusinya ya? :D
Nolan itu selalu ingin filmnya menjadi bahan diskusi, menstimulasi penontonnya untuk ikut "terlibat" dlam filmnya, membuat penontonnya memiliki pandangan berbeda, dia nggak bikin film straight sampai ke "tujuannya", nggak bisa disamakan dengan film macem gengnya MCU yang cuma bisa sekedar dinikmati doang, abis itu udah nggak ada apa2,
Masalah nggak adanya adegan berdarah darah dalam perang, ambil contoh film yang satu genre survival war, misal a man escaped (1956/7) & the great escape (1963), disitu nggak ada adegan berdarah darah, logis karena setting filmya di kamp nazi, tapi haruskah dunkirk juga demikian? Atau wajib ada adegan berdarah darah karena settingnya tepat di medan pertempuran? Kembali ke sutradaranya, bagaimana dan dengan cara apa dia ingin agar penontonnya dapat menangkap feel tentang ketakutan & humanity-nya,
Saya rasa nolan bukan ingin menghadirkan ketakutan akan kematian yang biasanya dihadirkan dengan darah, tapi ketakutan akan "ketidakpastian" yang selalu menunggu para tentara yang terjebak di situasi dunkirk, kalau memang iya, logis nggak ada adegan berdarah macem hacksaw ridge disitu.
Di film a man escape atau the great escape bisa saja ada adegan gory-nya kalau sutradaranya ingin menghadirkan feel yang berbeda, settingnya juga sangat mendukung yaitu di kamp nazi yang menurut sejarah ada banyak sekali praktik penyiksaan, secara drama bisa di eksporasi tuh.
Scene yang melompat-lompat/non linier tanpa penanda atau jeda seperti di memento mungkin nolan ingin menggambarkan suasana chaotic di dunkirk, yang ada di pikiran para tentara inggris bagaimana mereka bisa pulang dan selamat, nggak peduli jam berapa, hari apa, malam ataupun siang,
Satu satunya yang bikin saya kecewa adalah nolan belum bikin film horror, hahaha,

Rina A mengatakan...

Sia, selow bro. Kalo mau tulis reciew sendiri aja sesuai perspektif kamu :D

Rasyidharry mengatakan...

Nah benar itu. The Great Escape nggak (begitu) perlu darah. Atmosfernya sudah mewakili. It's scarier than gore. Dunkirk pun sebenarnya nggak wajib berdarah, jadi perlu karena treatment yang condong ke otentitas (restrained emotions, ketepatan situasi, dll). Akhirnya inkonsisten. Mau realistis/nggak. Masalah yang dari TDK sampai Interstellar juga sesekali muncul.
Soal non-linier sudah dijelaskan kok, memang tujuannya itu, tapi antar momen kurang distinct, jadi melemahkan tujuan itu.

Nggak akan kaget kalau suatu hari Nolan combine sci-fi & horror, macam 'Alien' versinya sendiri. That'll be awesome :)

Rasyidharry mengatakan...

Yak, alasan kenapa berpendapat begitu sudah dijelaskan di review. Kalau ada yang nggak setuju bisa dituangkan, nanti saya elaborasi. Nggak perlu sampai sama-sama sepikiran. That's not how movie works. Tapi kalau sudah dijelaskan, tapi masih muter-muter di poin awal ya entah. Monggo baca lagi :)

True, objektivitas dalam review itu "cuma" opini jujur yang bukan konformitas atau didasari opini kritikus bilang bagus/jelek :)

Banumustafa24 mengatakan...

Sia : Jangan dijadikan masalah, perspektif orang mah beda2. Kalau gak puas sama review Bang Rasyid tinggal cari2 aja review yang lain. Kalau memang tentang kekalahan tapi kan pasti ada sisi heroisme juga dari mereka yang sudah berjuang. Anda berpikir A tentang realita perang sementara yang lain berpikir B tentang realita perang. Anda harus menghargai opini orang lain walaupun anda menganggap pendapatnya itu konyol

Banumustafa24 mengatakan...

Walaupun kurang berdarah tapi teknisnya ajigile ajikonde ya, bang. Kalau soal pengenalan karakter bagi saya sih gak masalah karena dalam pikiran saya perang tuh pasti orang pada fokus sambil ketakutan dan gak ada berkenalan. Scoring hans zimmer juga makin menambah Dunkirk jadi intens sepanjang filmnya. Ada lagi gak bang film bagus yang diiringi scoring hans zimmer?

Muhammad Faisal Aulia mengatakan...

banyak om, scoring The Amazing Spiderman 2 , Chappie, Interstellar, Inception, Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest dll

Rasyidharry mengatakan...

Hehe sudah sudah mari move on ke War for the Planet of the Apes

Rasyidharry mengatakan...

Tuh beberapa. Gladiator, The Thin Red Line juga. Masih banyak lagi. Sejak Batman Begins Nolan juga selalu bareng dia

Rasyidharry mengatakan...

Ralat. Setelah Batman Begins kecuali The Prestige

sia mengatakan...

jiaaahhhh... justru ente yg inkonsisten dengan poin2 ente... the great escape ente bilang ga perlu darah karena atmosfer nya sudah mewakili???...itu juga filem perang bos :)...tapi bilang nya "dunkirk ini sebenarnya ga perlu darah, tapi perlu karena restrained emotion blalalalal"....LoL

gw sekarang mau nanya??...apakah suspense, rasa was2 itu bukan emosi???...apakah emosi itu harus ada mewek nya??...seperti yg gw bilang, ini film soal kekalahan memalukan, bukan soal cerita kemenangan/heroisme menggugah kaya kata2 ente

dan di film ini nolan jelas mau buat penonton merasakan apa ketegangan, ketidakpastian dari tentara yg kejebak dipantai itu..

dan seperti di paragraf terakhir ente bilang film ini berakhir dengan kehampaan, yaaa udah jelas lah bos, tidak ada perang yg berakhir dengan kekalahan membawa rasa senang/bahagia/haru di endingnya....monggo lagi diingat ini bukan film yg bercerita soal amerika di perang dunia 2....kecuali ente ttap memaksa dunkirk bercerita soal heroisme menggugah....hhahahahah

Rasyidharry mengatakan...

1. Lihat konteksnya. Film perang macam apa dulu.
2. Soal definisi emosi, monggo diperhatikan lagi komen2 saya di atas, sudah dispesifikasikan emosi seperti apa. Bukan general
3. Nggak ada yang memaksakan kok. Saya bilang soal heroisme, that's what I got. Anda bilang kekalahan, that's what you got. Simple.

Iman Kurniadi mengatakan...

Boleh komen ya syid, bolah lah ya, tapi jangan tersinggung loh nya...jangan....
Jadi gini, rotten tomatoes ngasih Dunkirk certified fresh 92%. Certified fresh itu berdasarkan konsesus. Nah, konsesus itu berdasarkan hasil kesepakatan lewat permusyawaratan dan perwakilan. Jadi itu adl hasil musyawarah. Jadi syid, klo kamu nggak setuju Dunkirk bagus, maka sama saja kamu bertentangan dengan nilai2 Pancasila dan UUD 1945, ttg musyawarah.
Gitu.
(Kalem)
TTD
Cinematicorgasm

Rasyidharry mengatakan...

Astaghfirulloh mas, saya bukan anti-Pancasila. Yasudah-yasudah. Bagus, bagus. Aku Pancasila!

Taika Waititi mengatakan...

To:Iman Kurniadi

Dasar kamu penboi gelap mata! Kamu pikir Nolan bisa menolongmu di Padang Mahsyar kelak?!!

Jazaka Larada mengatakan...

Mas Rasyid ini kadang2 kalau menilai film emang terlalu subjektif. Dia ga bisa bedakan antara "film yang emang jelek secara objektif" dan "film yang sebenernya bagus tapi dia ga suka secara personal". Itu harus dibedakan loh.

Selain itu, dalam menilai film juga kita ga bisa pake standar yang sama bagi semua film. Ga bisa dipukul rata bahwa semua film war harus begini, film scifi harus begitu. Ga bisa kita menilai film 2001 A Space Odyssey dengan standar yang sama dengan film Alien-nya Ridley Scott. Kalau kaya gitu, film 2001 bisa dibilang jelek karena kurang drama, kurang hentakan, kurang seru, kurang mengharukan, dsb. Padahal sejak awal Kubrick membuat film 2001 emang bukan ditujukan untuk jadi film drama.

Ketika Mas Rasyid di kalimat paling pertama menyebut "Nolan seringkali bermasalah soal drama", no, no, no, Nolan memang tidak ingin ke arah sana, bukan tidak bisa, tapi memang tidak mau. Sutradara sekelas Nolan pasti tahu cara membuat film drama, tapi dia tidak mau membuat film drama (setidaknya film drama dalam definisi yang mainstream).

Menilai film itu harus disesuaikan dengan arah/maksud tujuan sutradara dalam membuat film tersebut. Apakah sutradara berhasil mencapai tujuannya atau tidak? Dan Nolan dalam Dunkirk ini memang ingin membuat film spectacle yang artistik sekaligus eksperimental. Bila sebelumnya Nolan seringkali berusaha menyeimbangkan antara idealisme dan komersialisme, dalam film Dunkirk ini sepertinya Nolan memang sengaja lebih menonjolkan sisi idealisme-nya, di mana ia menciptakan suatu cara penuturan cerita yang unik. Film macam ini pantas dibilang bagus karena inventif, bukan karena mudah dinikmati. (Berapa banyak orang sih yg bisa menikmati 2001 a Space Odyssey atau The Shining atau The Birth of a Nation-nya D. W. Griffith?)

Anonim mengatakan...

Bang iman > ahahaha....
Ada rencana revisi UU bang ?

Rasyidharry mengatakan...

Oh membedakan kok. Sangat membedakan. Dan itu biasanya saya aplikasikan ke rating. Makanya nggak akan ini Dunkirk kasih bawah 3. Masih nilai positif, masih akan rekomendasikan ke orang. Dan nggak pukul rata juga. Film nggak bisa dipandang apple to apple. Dunkirk ini murni saya lihat sebagai Dunkirk dan tiap presentasi yang saya tangkap. Ngomong Dunkirk lemah,karena nggak emosional bukan karena setiap war movie mesti gitu, tapi dari gimana si pembuat eksekusi intensinya (sudah dijelaskan di review).

Soal kalimat pembuka, baca kalimat lanjutannya. :)

Rasyidharry mengatakan...

Nah lo Taika Waititi ikutan buka suara. Bentar lagi James Gunn nongol ini

Unknown mengatakan...

Pengkritik film bebas ajalah mau nilai asal bs menjelaskan filosofi sudut pandang nya.

Ane Juga rasain stlah keluar dari bioskop, #ButuhRewatch wkwkwk
siapa tau bang rasyid mau rewatch n pnilaian 3/5 bintang bisa berubah sewaktu-waktu :D

Rasyidharry mengatakan...

Sure, kayak udah ditulis di paragraf terakhir, ada perasaan aneh yang mendorong pingin datang lagi :)

Eko Yudianto mengatakan...

Kebanyakan film garapan nolan susah diikuti, memang benar kalo dilihat lagi bebrrapa film nolan ada yang kurang distinct waktu perpindahan scene, bahkan untuk film yang alurnya maju sekalipun, perlu nonton 3-4 kali baru bisa "connect", macem the following, kerasa cepet banget tiba-tiba young man udah masuk dalam jebakan si cobb, nantilah saya bikin review singkat setelah nonton dunkirk, penasaran abis, haha
Kalo saya malah kepingin nolan bikin reboot Rosemary's Baby (1968) itu film horor yang ideal buat nolan menurut saya, :D
Atmospheric & psychological horror, cocok banget, spesialisasinya nolan itu karakter dengan masalah kejiwaan, depresi atau traumatik, cocok dengan tema yang diusung rosemary's baby,
Nggak ada hantu-hantuan, disgusting creature, witches, gory scenes, atau psikopat, endingnya juga pas buat nolan yang doyan bikin twist,

EKO mengatakan...

Oh sudah pasti Nolan ga akan pernah bikin romance sederhana macam Linklater atau Reiner yang sweet. Kalau pun Nolan bikin romance, pasti akan kompleks, seperti kisah cinta Dominic di Inception atau film-film Lars von Trier. Kalau horor, saya bayangkan Nolan akan buat film horor seperti Shutter Island dengan gaya visual Nolan di film Insomnia.

Anonim mengatakan...

Sia top akh. Ampe kaya dia yg bikin film nya... Atau jangan-jangan dia salah satu saksi hidup jadi tanpa dramatisasi pun dah langsung klik Ama filmnya...

dramaaddict mengatakan...

Jadi rame gini :D

Review war of planet of the apes kapan bang?

Rasyidharry mengatakan...

Yah jangan remake, salah satu poin terkuat Nolan itu orisinalitas, stick with it :)

Rasyidharry mengatakan...

Shutter Island masih kebayang. Tapi sama von Trier beda lah, Nolan masih waras :D

Rasyidharry mengatakan...

Nanti dinihari kelar hehe

Soeby mengatakan...

Pengen deh punya blog yg rame komen kayak gini *ngemil tempe*

Rasyidharry mengatakan...

Lha wong jaman diriku masih ngemil tempe pake seragam putih abu-abu Gilasinema udah duluan rame :D

Unknown mengatakan...

sia: iye bos selow ae.. sentimen amat komen2nya.. gausah maksain pndpat org sma kyak elu
intinya semantep apapun karya si sutradara, kalo malah bikin bingung (not in a good way, tapi sma kyak pndapatnya mas rasyid) bisa keitung gagal filmnya (iya emang ga gagal film ini).. tpi gw tetep apresiasi bgt film ini krna dpt bgt pesannya, tpi kurang dpt feelnya he he

Unknown mengatakan...

mas rasyid film terakhir yg mbok kasih rating 5 bintang apa ya he he

Alvi mengatakan...

Gak cuma di kaskus, ternyata disini juga rame XD

Rasyidharry mengatakan...

Silence-nya Scorsese :)

dramaaddict mengatakan...

Kalau yg pertama ga nonton trus the dawn-nya lupa lagi, masih bisa nyambung kan nonton lgsg the war-nya?

Rasyidharry mengatakan...

Soal alurnya pasti paham, cuma bakal lebih sulit konek emosinya

EKO mengatakan...

Haha, maksudku yang diambil dari film Lars von Trier itu kompleksitas percintaannya (bayangkan saja kisah cinta Dominic di Inception itu dieksplorasi oleh Nolan dengan gaya penceritaan non-linear). Jadi intinya: bukan romance ala Linklater atau Reiner (yang sweet). Nolan (kalau bikin film romance) pasti ke arah sana (percintaan yg kompleks (yang sebenarnya bukan pure romance, mungkin akan ada sedikit bumbu suspense atau crime)) daripada ke romance mainstream. Sebagaimana Stanley Kubrick menggarap "Lolita" untuk melengkapi portofolio-nya dengan genre romance.

Chan hadinata mengatakan...

Set dah masi rame aja yg komen.. inilah salah satu "kesuksesan" nolan selalu sukses bikin forum trsendiri.. maafkan kesotoyan gw hehehe
In nolan we trust.. in nolan gw gak nunggu donlotan hehe

Unknown mengatakan...

Saya baru sempat nonton Dunkirk tadi sore. Saya sempat kebingungan atau tepatnya terkecoh oleh alurnya yg nonlinear. Ternyata benar, itu karena penunjuk pergantian waktu yang ditiadakan. Scoringnya cukup bagus, mampu jadi penyelamat saya dari rasa bosan ketika adegan dalam film berlangsung sepi dan lambat hehe

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

"Perasaan ingin kembali mengunjungi Dunkirk meski telah dikecewakan. "

100% Accurate! Malam-malam muncul urge berat pengen balik lagi ke bioskop. Awalnya saya kira gara-gara distracted sepanjang screening. Ternyata setelah baca ini kayaknya itu cinematic experiencenya. Salut bang buat reviewnya..

Rasyidharry mengatakan...

Yap, karena harus diakui, Dunkirk tetep satu dari sedikit blockbuster tahun ini yang wajib tonton di bioskop.

Raid Mahdi mengatakan...

9/10 halaman ini adalah komentar :| lol

tapi kok d RT 93% dari 287 kritikus ya? apa mereka cara menikmatinya beda? jadi ratenya tingg?

Rasyidharry mengatakan...

Oh kalo dikonversi ke RT, review ini ya masuk ke yang 93%. Kan angka itu artinya persentase yang kasih nilai positif, dan 3/5 itu positif

Unknown mengatakan...

Bang, bedanya bintang 3 yg didapet film indo the doll dan despicable me 3 dengan bintang 3 nya dunkirk apa si? Subyektif atau obyektif?

Unknown mengatakan...

Masih mending pergantian waktu nya yg ditiadakan.. musuh nya yg jelas" tentara nazi jerman aja gak pernah di tampilin d seluruh film nya..tapi emang disitulah letak hebat nya nolan..film ini baik..sangat baik malah.. tapi masih belum yg terbaik selama yang pernah di buat nolan..

kucingtawur mengatakan...

tapi tapi tapi,,,,
permainan waktu itu sangat menyenangkan, menonton film sambil mereka-reka situasi berikutnya itu asyik. munculnya spoiler: the mole 1 minggu, the sea 1 hari, the air 1 jam benar-benar menyebalkan di awal, membuat berbagai spekulasi. oiya saya jadi inget, hanung bramantyo pernah bilang "film itu harus dibuat santai, tidak perlu penonton dibuat bingung" nah ini yang membedakan hanung dan nolan, begitu juga isi otak para fansnya.
.
Emosi prajurit yang merasa gagal, malu karena mundur, rasanya kurang menyentuh.
saya setuju sih, kekuatan utama dunkirk memang di permainan waktu, tapi itu cukup. Sangat cukup untuk membuat penonton sibuk dengan otaknya tanpa perlu memperhatikan dramanya.
.
walaupun saya tidak begitu addict dengan nolan, tapi dunkirk mungkin bisa disejajarkan dengan prestige dan dark knight.

Badminton Battlezone mengatakan...

Wahh manteb 145 komentar bang!wkwkwkwk. Anyway ane baru aja selesai ntn dunkirk. Dan saya kali ini kudu bilang kalo filmnya kali ini saya kurang suka. Bukan masalah filmnya jelek,tapi saya lebih suka film yang membangun karakter macam prestige.

Perspetif orang beda2,wajar kalau orang bisa menilai dan memandang film berbeda.jadi agak lucu kalau ada yg memaksakan film ini harus bagus dari perspektif dia memandang.in my humble opinion ajah :)

sia mengatakan...

goblokk ente...makanya liat rating itu jangan setengah2...tomatometer itu bukan rating blok....RT 93% fresh dan average ratingnya 8,7 (film dengan rating tertinggi tahun 2017 so far)....di metacritic juga overal rating nya 94 (rating tertinggi film 2017)....masalah nya cuma di ente aja yg goblokk menilai film...hehehe....coba lu baca review lu di insomnia...gw ketawa liat kalimat "kok rasanya seperti ada yg kurang kalo film nolan tidak menipu"...wkakakakkakak....baru kali ini gw ada reviewer ngasih rating film berdasarkan pertimbangan point "nyampah" kayak gitu....hahaha

sia mengatakan...

@soeby : gampang aja bro...tinggal lu bikin aja review dan kasih rating jelek di film yg review2 dr official critics nya bagus/tinggi, cth nya kaya dunkirk ini...rating nya di RT/metacritic/imdb yg paling tinggi dr film2 2017 yg udah rilis...lu tinggal kasih review jelek aja...ato sebaliknya...film yg official critics nya jelek trus tulis review nya bagus...pasti rame dah yg komen...

Jalabiya mengatakan...

Kasar nih sia... Udah sabar sia... Yg jelas the battleship island jauh lebih bagus dari dunkirk.
Yupz the battleship island score criticus rt nya rendah banget, begitupun meta criticnya... Jadi silahkan anda makan tuh omongan para kritikus. Orang seperti anda sebenernya ngga usah nilai film lakh karena penilaian kritikus = penilaian anda... Dasar ngga punya prinsip...
Bruakakakakakk...

Anonim mengatakan...

bener sih bang ane heran kenapa ini film bisa dapet score tinggi banget apa karena nama besar Nolan? sejujurnya acting harry style yg digembar gembor kan lebih kerasa acting standar coba liat pas adegan dia minta koran terus dia malu ga mau baca korannya. waktu liat dibioskop hal yang bikin ane bertahan emang cinematography dan soundnya juara tp setelah ane nonton kedua kalinya di rumah ane ngerasa ini film nya ga ada yg spesial untuk ukuran nolan dari segi cerita malah acting nya kok nurun dibanding sama bale atau dicaprio emosi nya pasti kerasa beda kaya film perang bale di rescue dawn sampe yang nonton kebawa lapar, stres. padahal ane yakin budget untuk audisi pasti ada, wong ini film budget gede

ray mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.