LONG SHOT (2019)

6 komentar
Serupa banyak komedi-romantis modern belakangan, Long Shot coba membangkitkan genre yang tengah sekarat tersebut melalui penyesuaian terhadap formulanya. Walau masih seputar kisah cinta dua manusia dengan latar berbeda, di sini peran “sosok terpandang pemilik kekuatan dan kekuasaan” dipegang karakter wanita, sedangkan sang pria adalah rakyat jelata yang dianggap tidak pantas mendampingi si wanita. Long Shot tak ubahnya “reverse Pretty Woman” (terdapat referensi-referensi untuk film karya Garry Marshall itu).

Fred Flarsky (Seth Rogen) merupakan jurnalis idealis yang dikenal lewat tulisannya yang berani melontarkan kritik pedas bagi para konglomerat. Keteguhan Fred memeluk idealisme sejatinya kerap membawa masalah, seperti saat media tempatnya bekerja diambil alih oleh pebisnis kotor bernama Parker Wembley (Andy Serkis dalam riasan tebal yang sulit dikenali). Membenci sepak terjang Parker, Fred pun memutuskan keluar. Fred yang kehilangan arah mengunjungi sahabatnya, Lance (diperankan O’Shea Jackson Jr. dalam pesona sekuat sang ayah), yang membawanya ke sebuah pesta. Di sanalah Fred bertemu Charlotte Field (Charlize Theron), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang dahulu pernah menjadi pengasuhnya.

Long Shot berlatar di versi fiktif Amerika Serikat yang tak terlampau jauh dari realita. Presidennya, Chambers (Bob Odenkirk), adalah pria bodoh yang memperoleh ketenaran sebagai aktor serial televisi. Presiden Chambers memilih tak berpartisipasi pada pemilu 2020 demi mengejar impiannya di dunia film, membuka jalan bagi Charlotte mencalonkan diri, untuk menjadi Presiden wanita pertama Amerika Serikat.

Sebagai modal pencalonannnya, Charlotte menginisiasi program lingkungan yang ia harapkan mendapat dukungan dari para pemimpin negara-negara dunia. Tapi ia lebih dulu mesti mencari penulis agar pidatonya lebih hidup, lucu, dan terdengar dekat di telinga masyarakat awam. Secara mengejutkan Charlotte memilih Fred, didasari kekaguman atas tulisannya yang berani sekaligus menggelitik, juga fakta bahwa ia telah lama mengenal Charlotte. Dari situlah romansa penuh kemustahilan di antara mereka bersemi.

Long Shot adalah cerita soal banyak hal, dari feminisme, permainan politik, hingga hal rumit namun dekat dengan keseharian, yakni mengatur idealisme. Fred dan Charlotte menghadapi situasi pengambilan keputusan yang menguji prinsip masing-masing. Tapi film ini bukan (cuma) berpesan agar kita memegang teguh prinsip, melainkan ajakan agar tak dibutakan prinsip, sehingga enggan meninjau perspektif lain, yang bisa menghalangi kita melihat sisi positif berbagai hal. Kondisi itu menimpa Fred dan banyak individu yang percaya jika mereka memperjuangkan kebaikan. Fred menuduh Charlotte “melacurkan” idealisme demi kekuasaan. Tapi Fred menolak menilik dari perspektif Charlotte, yang sejatinya mengincar hasil jangka panjang dengan dampak lebih signifikan.

Biarpun mengusung isu-isu berat, Long Shot tidak melupakan statusnya sebagai komedi-romantis. Penyutradaraan Jonathan Levine (50/50, Warm Bodies) cukup subtil, di mana ia mampu memunculkan aura romantis melalui situasi sederhana tanpa meledakkan dramatisasi secara berlebihan. Dibuat oleh penulis The Interview (Dan Sterling) dan The Post (Liz Hannah), naskahnya pun bak gabungan gaya kedua judul tersebut: konflik politik dalam balutan komedi khas Seth Rogen yang berisik, seringkali chaotic, dan dipenuhi humor dewasa.

Tidak semua humornya tepat sasaran, mengingat ide-idenya sendiri tak sepenuhnya baru maupun tajam. Alhasil Long Shot bergantung pada penghantaran para pemain. Rogen tampil seperti biasa memerankan pria canggung bermulut besar, yang mana tak banyak menolong. Beruntung filmnya memiliki Charlize Theron, yang seperti Charlotte Field, dapat melakukan apa saja. Theron membabat habis seluruh momen komedik berkat totalitas serta kesempurnaan timing, sambil sesekali menghembuskan cukup emosi untuk menjadikan Long Shot tontonan dengan hati.

Selaku kisah seputar gender, keputusan menukar keklisean peran gender milik formula klasik komedi-romantis terbukti tepat, sekaligus membuat film ini penting disimak khususnya oleh para pria. Long Shot adalah komedi-romantis berisi karakter pria yang tidak ciut nyali menghadapi wanita yang lebih kuat di segala lini. Alih-alih minder, sang pria justru membantu sepenuh hati dan berusaha agar tidak menjadi beban. If every man acts and thinks that way, maybe this movie’s last moment won’t be such a long shot.

6 komentar :

Comment Page:
aan mengatakan...

Termasuk lumayan ya...masih agak dendam ama rogen gara2 merusak green hornet dulu...hahaha

Rasyidharry mengatakan...

Yah, bukan fans Rogen juga sih. Sering annoying dia. Film-filmnya banyak keangkat sama pemeran ceweknya, termasuk ini

Essen Katilayu mengatakan...

Makasih gan infonya saya jadi paham.

Fajar mengatakan...

Waktu Charlotte masih teler trus harus negosiasi lewat telpon buat bebasin pilot, mirip banget ama Julia Robert.

Mahendrata Iragan Kusumawijaya mengatakan...

Termasuk the Neighbors kah bang?

Rasyidharry mengatakan...

Oh yes, mau di film apa pun, selalu kurang demen sama Rogen. Di situ Efron & Byrne yang lucu banget