KUNTILANAK 2 (2019)
Rasyidharry
Juni 06, 2019
Alim Sudio
,
horror
,
Indonesian Film
,
Kurang
,
Maxime Bouttier
,
Nena Rosier
,
REVIEW
,
Rizal Mantovani
,
Sandrinna M Skornicki
,
Stevesmith Music Production
,
Susan Sameh
13 komentar
Dunia horor lokal belakangan ibarat
siswa yang sedang belajar. Prosesnya cukup lambat. Bukan buku demi buku, bukan
pula halaman demi halaman, melainkan kalimat demi kalimat. Setelah beberapa
waktu, kita akhirnya sampai di fase “mengurangi kuantitas jump scare”. Tapi kita belum mencapai usaha memperbaiki kualitas
trik menakut-nakuti, setidaknya tidak secara signifikan. Begitulah ekspektasi
yang sebaiknya anda pasang untuk Kuntilanak
2.
Si hantu wanita tituler baru
menampakkan taring setelah film menyentuh durasi sekitar 30 menit, dan meski
impresi pertama terhadap terornya cukup baik, tidak demikian dengan jalan
menuju ke sana. Pasca peristiwa film pertama, para jagoan anak kita kini tinggal
di bawah asuhan Donna (Nena Rosier) dan puterinya, Julia (Susan Sameh). Mereka
hidup bahagia hingga datang wanita misterius bernama Karmila (Karina Suwandi),
mengaku sebagai ibu kandung Dinda (Sandrinna Skornicki).
Ketiadaan bukti membuat Donna meragukan
kebenaran pengakuan tersebut, tapi Dinda, yang merindukan kasih sayang seorang
ibu, memaksa untuk mengunjungi Karmila. Ditemani bocah-bocah lain juga Julia
dan kekasihnya, Edwin (Maxime Bouttier dengan penampilan canggung seperti
biasa), Dinda mengunjungi rumah Karmila yang terletak di tengah hutan
terlarang. Anda tidak perlu menjadi paranormal kelas satu guna menebak
identitas Karmila sesungguhnya.
Naskah buatan Alim Sudio (Surga yang tak Dirindukan, Rumput Tetangga)
mengajak kita mengarungi perjalanan panjang sebelum menggedor melalui teror.
Walau niatan untuk menyampaikan cerita ketimbang kompilasi jump scare pantas diapresiasi, tanpa atmosfer memadai maupun modal
cerita solid, yang hadir hanyalah kekosongan. Sejatinya banyak elemen berpotensi
digali, seperti mitologi kuntilanak hingga drama hangat seputar pencarian
keluarga, tapi tak satu pun cukup kuat guna mengatrol kualitas film secara
signifikan.
Presentasi misteri mengenai
identitas Karmila cenderung berupa rekap daripada investigasi sungguhan, drama
keluarganya urung memproduksi ikatan batin meyakinkan di antara karakter
(khusus aspek ini, film pertamanya lebih baik), sementara elemen mitologinya
sebatas aksesoris kecil yang tak kuasa menghembuskan kesegaran bagi cerita
maupun teror.
Tapi urusan menakut-nakuti, Kuntilanak 2 mengalami sedikit
peningkatan, bahkan layak disebut sebagai horor terbaik yang pernah dirilis
tepat di hari lebaran. Membaiknya penyutradaraan Rizal Mantovani (Jelangkung, Kuntilanak, Antologi Rasa) jadi
faktor penting penghasil teror solid tak murahan. Sayangnya, setelah penantian
panjang, beberapa “teror solid” belum cukup. Film ini butuh situasi “all hell break loose”, juga lebih banyak
kreativitas dan dinamika supaya penantian tersebut layak dilalui.
Setidaknya Karina Suwandi kembali
memamerkan penampilan mengerikan. Figurnya, dengan rambut lurus hitam panjang
serta tatapan dingin, memancarkan aura mencekam sebagaimana saya bayangkan
dimiliki oleh sesosok Kuntilanak. Ditambah gestur tak manusiawi yang sebelumnya
pernah membuat penonton mencengang di Sebelum
Iblis Menjemput, pula riasan ala horor kelas b yang mengingatkan kepada The Evil Dead (1981) kepunyaan Sam
Raimi, Kuntilanak versi Karina adalah antagonis yang pantas mendapatkan film lebih
baik.
Minimal klimaks yang lebih baik,
sebab Kuntilanak 2 punya potensi
memberi ride menyenangkan melalui
presentasi babak ketiganya. Tapi pesona Karina Suwandi, pula musik garapan
Stevesmith Music Production (Mata Batin,
Sabrina, Antologi Rasa) yang cakap menyelipkan suara gamelan dalam scoring miliknya, dikecewakan oleh pacing lemah sekaligus ketidakmampuan
Rizal Mantovani menjaga intensitas. Klimaksnya pun menjadi perjalanan
melelahkan.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
13 komentar :
Comment Page:Ternyata lumayan juga kayaknya...ngeliat trailer nya banyak anak2 udah kurang semangat.kebayang ga bakalan 'brutal' krn sosok inosen...yakin ga se'gila' It...
Dibandingkan Kuntilanak versi Julie Estelle, bagusan mana bang?
Single part 2 kapan di review mas?
Nunggu single part 2 direview mas
Nggak brutal emang, tapi ada satu scene yang agak mengarah ke situ
Nggak pernah suka Kuntilanak yang lama. Overrated. Kelihatan bagus karena di zaman itu pesaing masih dikit
Single besok pagi mungkin. Jelek jadi ogah-ogahan hehe
Yang bikin kaget sama performa Karina Suwandi ya bang Rasyid, efek nostalgia waktu kecil Karina mainnya kan di Warkop DKI. Waktu liat dia di SIM udah kaget dan yah ga tertarik sama sekali untuk nonton Kuntilanak 2 ini karena ya udah nonton yang pertama dan berasa seorang Rizal Mantovani udah ga seperti dulu.
Wah, samaan sama Mas Rasyid. Saya nonton Kuntilanak versi Julie Estelle baru2 ini juga ngerasa cringe amat.
Wah sudah "memadai" makasih ya bang masukan receh saya di dengar.. ��
Yep, gila bener Karina Suwandi sekarang. Mau cuma tatapan apa gestur ngeri bener
Memperbaiki tulisan bukan hal receh dong :)
Hallo Bagi Kalian Pecinta Sportbook | Poker Dan Domino | Livecasino | Slot | Sic Bo | Roulatte | Dll
Ayo Gabung Di Hallo Bagi Kalian Pecinta Sportbook | Poker Dan Domino | Livecasino | Slot | Sic Bo | Roulatte | Dll
Newpelangi•com Situs Judi Online Terbesar Dan Terpercaya Di INDONESIA
Situs Judi Newpelangi•com Hadir Dengan Banyak Promo Yang Menarik Raih Kemenanganmu Sebanyak - Banyaknya
Cukup Dengan Satu User id Maka Kalian Sudah Bisa Bermain Berbagai Jenis Game
Berikut Promo Yang Disediakan :
- Bonus Cashback Setiap Minggunya Hingga 15%
- Bonus Refferal 2.5% Seumur Hidup
- Bonus Rollingan Refferal 0.1% ( Sportbook )
- Bonus Rollingan Casino 0.8%
Hubungi kami di :
WHATSAPP : +6282143134681
WHATSAPP 2 : +6281333472723
TELEGRAM : Bolapelangi8
LINE : csbolapelangi
GROUP FB : Markas Prediksi Parlay
TWITTER : Bolapelangi88
INSTAGRAM : Bolapelangi_01
LINE : csbolapelangi
Official : atmpelangi*com
Posting Komentar