REVIEW - SAYAP-SAYAP PATAH

30 komentar

Saya ingat betul suasana kala kerusuhan pecah selama 36 jam di rutan Mako Brimob Kelapa Dua, pada 8-11 Mei 2018. Walau cuma mengikuti perkembangan lewat berita di media sosial dan televisi, ada perasaan mencekam yang teramat kuat. Bagaimana tidak? Para napi terorisme menguasai tempat mereka ditahan, yang juga markas penegak hukum. That sounds like hell on earth. 

Sebuah peristiwa yang sangat "film material", namun alih-alih melahirkan suguhan intens sekaligus emosional, Sayap-Sayap Patah lebih seperti usaha seadanya (kalau tak mau disebut "malas"), yang asal memakai kerusuhan tersebut, semata sebagai alat jualan. 

Jangan salah, saya tahu maksud pembuatannya apa. Saya tidak naif dan mengharapkan penelusuran mendalam nan kompleks atas peristiwanya. Sayap-Sayap Patah adalah presentasi kepahlawanan polisi sekaligus kampanye anti-terorisme, yang bahkan kurang berhasil menjalankan tugasnya. 

Bereuni dengan sutradara Rudi Soedjarwo sejak Ada Apa Dengan Cinta? 21 tahun lalu, Nicholas Saputra memerankan Aji, anggota Densus 88 yang bertugas memberantas pelaku terorisme di Surabaya. Salah satu rekan Aji diperankan oleh Revaldo. Tahukah kalian bahwa ini kali pertama dua pemeran Rangga (versi film dan sinetron) tampil bersama? Andai reuni serta pertemuan perdana itu terjadi dalam film yang lebih baik.

Target operasi Aji adalah Leong (Iwa K), yang telah banyak merekrut teroris. Perburuan itu menyita banyak waktu Aji, sehingga ia jarang menemani sang istri, Nani (Ariel Tatum), yang tengah hamil tua. Di satu titik Nani memilih pulang ke Jakarta untuk tinggal bersama ibunya (Dewi Irawan) akibat rasa cemas yang mengancam kesehatan kandungannya. Selepas sukses meringkus Leong, barulah Aji menyusul Nani ke Jakarta. Naas, tepat sebelum Nani melahirkan, sekaligus hari pertama Aji bekerja di Mako Brimob, terjadi kerusuhan. Di bawah arahan Leong, para napi mengamuk, menyandera, bahkan membunuh polisi. 

Paragraf di atas menjabarkan alur filmnya sampai sekitar 30 menit terakhir, sebab baru di situlah Sayap-Sayap Patah mulai memaparkan kerusuhan yang jadi sumber inspirasinya. Saya menyebut "30 menit", tapi itu termasuk pembangunan awal dan konklusi. Jika cuma menghitung momen kerusuhan pecah, maka hanya sekitar 20 menit, dari total durasi 110 menit. 

Menjadikan kerusuhan sebagai third act semata sejatinya bukan masalah. Saya bisa berargumen kalau perisitwa itu punya cukup bahan untuk melahirkan satu film utuh, tapi itu berarti saya mengharapkan hal yang bukan jadi tujuan filmnya. Pun bukankah prinsip "quality over quantity" dapat diterapkan? Tapi bahkan eksekusinya terkesan ala kadarnya. Seolah para pembuatnya berpikir, "Ah yang penting ada sekuen kerusuhan". 

Di fase itu Iwa K sebagai teroris intimidatif, dan Nugie sebagai komandan Mako Brimob yang selalu tenang kala menginterogasi penjahat, sama-sama tampil mengesankan. Lebih mengesankan dibanding Nicholas Saputra yang.....well, memerankan Nicholas Saputra. Tapi semuanya terlalu buru-buru. Mendadak dimulai, mendadak usai. Mengubah teror 36 jam menjadi tak sampai semalam sama sekali tidak membantu. 

Kelemahan naskah buatan Monty Tiwa, Eric Tiwa, dan Alim Sudio itu sebenarnya dapat tertolong andai Rudi Soedjarwo menambalnya lewat pengadeganan intens. Sayangnya tidak. Rudy tak mampu menghadirkan gambar-gambar mencekam, sebagaimana ia gagal mengemas aksi dalam sekuen penggerebekan Leong, yang penuh kamera shaky dan koreografi baku tembak clumsy. Tidak mengejutkan. Kapan terakhir kali Rudi merilis film bagus? 

Presentasi dramanya bernasib sedikit lebih baik. Biarpun kerap diganggu oleh sulitnya mendengar ucapan karakter (kadang akibat tata suara buruk, kadang artikulasi pemain yang buruk, kadang keduanya), ada gagasan menarik soal "tiada satu pun yang siap kehilangan". Rudi juga lebih nyaman mengarahkan drama, yang nampak dari timbulnya beberapa guratan emosi. Musik gubahan Andi Rianto turut berkontribusi menambah rasa, walau ada kalanya, lagi-lagi akibat kurang apiknya penataan suara, volumenya terdengar berlebihan. 

Sebagai kampanye anti-terorisme, Sayap-Sayap Patah diawali dengan menjanjikan. Terjadi ledakan bom di kantor lama Aji, dan menyaksikan mayat bergelimpangan bersimbah darah, diiringi tangisan anak kecil, ampuh untuk membuat penonton mengutuk para teroris, yang melakukan aksi biadab dengan kedok "perjuangan menuju surga". 

Tapi apa motivasi Leong menguasai Mako Brimob?. Di kisah aslinya, baik versi polisi maupun napi, sama-sama menyebut bahwa kerusuhan dipicu amarah narapidana. Sedangkan di film, aksi itu telah direncanakan jauh-jauh hari. Bukan tindak impulsif selaku luapan emosi. Saya paham, mungkin pembuat filmnya ingin menghindari potensi penggambaran negatif polisi sekaligus menegaskan kebengisan teroris, namun melihatnya dari kacamata penceritaan, itu merupakan lubang mengaaga. 

30 komentar :

Comment Page:
Kol Medan mengatakan...

Apes bgt niscap, sehabis mimpi buruk paranoia masih berlanjut aj

Anonim mengatakan...

Tapi di Twitter komennya bagus semua.

Oktabor mengatakan...

Anggap saja Nicsap sedang butuh aktivitas mengisi saldo rekeningnya.

Anonim mengatakan...

Padahal udah lama banget ditungguin tayangnya (sempat coming soon berabad-abad di website 21 Cineplex)... Kirain sempurna... 😂

Anonim mengatakan...

Zonk ke 2 setelah paranoia 🥲🥲

Anonim mengatakan...

Ternyata artis bekenpun g bjsa ngangkat ini film

SUNSHINE mengatakan...

Gk tau knapa, baru pertamakali aku baca judul filmnya aja udh bkin aku mual, dan gk percaya kalo itu sebuah judul film 😂

Anonim mengatakan...

Sdh bnyk biaya film habis tuk buzzer di sosial media

Anonim mengatakan...

Laiya yang komen akun tembakan 😂😂😂

Anonim mengatakan...

salah satu film keren di tahun 2022 yang akan masuk ajang penghargaan di indonesia termasuk salah satunya piala citra....ini film wajib di tonton....

Anonim mengatakan...

100% setuju sama reviewnya. gue juga beberapa kali pas nonton nanya ke temen “dia bilang apa?” wkwk

Anonim mengatakan...

Mungkin budget nya kurang mas. Jadi actionnya nanggung 😁

agoesinema mengatakan...

Deny Siregar Production🤣
Maaf skip....

Anonim mengatakan...

Menjadi hal memalukan untuk Nico dan Rudi Soedjarwo, yg ternyata ini Film Plagiat dr BROKEN WINGS, Klo si Deny Siregar sdh tebal muka sih, cm sayangnya skelas Rudi bs kena prank..

Anonim mengatakan...

Awas jangan galak galak nanti disebut kadrun min

Anonim mengatakan...

Nico masuk worst actor di razzie awards 2022

Irfan mengatakan...

Makin kesini emang keliatan subjektif kok sang review. Di cine cribe lumayan kok disinibkurang. Begitu pun asih 2 kemarin di cinecrib lumyana disini hancur. Padahal biasanya movfreak dan cinecribe gk jauh beda hasilnya

Anonim mengatakan...

film nya keren...nicholas dan ariel tatum sudah pasti masuk nominasi penghargaan sekelas piala citra....keren

Anonim mengatakan...

Bisa jd penontonnya juga bayaran

Anonim mengatakan...

Filmnya kalah jauh dari pengabdi setan

Anonim mengatakan...

wow...500 ribu lebih penonton sayap sayap patah....keren parah

Anonim mengatakan...

dibanding film propaganda G30SPKI ampe sutradaranya stress, ni mah film sampah, garapnya nggak ada beban

Anonim mengatakan...

gw nonton gara2 komentar negatif nya. Rate sampe 3/10 loh, tp pas nonton not bad juga sih.. ekspektasi gw buat bisa gw buly ni film krn sebel sama kasus sambo haha.. tp di bioskop pd mewek. jd bingung mau ngasih rate berapa

Anonim mengatakan...

Diluar ekspektasi nih felem...sedramatik itu..hiksss parah setelah ngeri ngeri sedap

Anonim mengatakan...

sayap sayap patah film paling keren sepanjang sejarah film indonesia...wajib nonton bagi yang suka nonton film dan hobby nonton film

Anonim mengatakan...

Selera sih selera.

Tapi dengan ngebashing film Indonesia tapi ga nonton dulu kek gimana. Itu yang lucu.

Mending diem, dan biarlah kami2 yang emang suka nonton Film Indonesia merayakan film2 kita yang semakin beragam.

benar juga kata mas djay

Yuk kita tonton kebangkitan film indonesia di bioskop....

Anonim mengatakan...

Sayap-Sayap Patah jadi film Indonesia ke-8 yang tembus 1 juta penonton tahun ini.

Selamat!

berjaya film indonesia di negeri sendiri

Anonim mengatakan...

Buzzer sdh masuk jg ke perfilman ya? Dan sdh ikut2an komen di blog mas Rasyid😁,, hati2 ama kang bakso Mas

Anonim mengatakan...

cintailah film indonesia bagi penikmat film....film ini sudah tembus 1.600 ribu an penonton ..enjoy aja ini film indonesia

Anonim mengatakan...

2 juta penonton tembus...keren