TOP 20 MOVIES OF 2015 SO FAR
Sudah setengah tahun 2015 berlalu dan ada kurang lebih 102 film rilisan tahun ini yang sudah saya tonton dengan genre beragam, asal negara beragam dan tentunya kualitas yang beragam. Seperti rutinitas tiap tahun, saya akan membuat daftar 20 film yang menjadi favorit saya tahun ini hingga titik pertengahan tahun. Tentu saja masih banyak judul-judul yang belum sempat saya tonton, sehingga mungkin akan menemukan beberapa film yang dianggap bagus namun tidak terpampang dalam daftar ini (atau mungkin film itu tidak saya sukai). Berikut ini daftarnya yang saya susun secara urut alfabet.
Sepertiga akhir dengan selipan romansa sedikit mengendurkan intensitas mood selaku penggerak utama film ini. Tapi dua pertiga awalnya adalah perjalanan atmosferik yang memberikan perspektif baru terhadap film bertemakan vampir. (review)
Sebuah adegan dengan UFO terasa bukan dari keping puzzle yang sama dan berujung memberikan retak kecil pada film ini. Tapi Another Trip to the Moon merupakan kesunyian yang indah, mistis sekaligus adiktif. Film yang mengingatkan saya akan kepuasan menonton slow cinema. (review)
Pencapaian teknis memukau yang tidak pernah melupakan cerita sebagai pondasi utama. Magical mystery tour from Inarritu. (review)
Citizenfour is a real modern-life horror story, disaat kemajuan teknologi serta internet begitu merajalela hingga sampai pada tingkatan yang sulit untuk dipercaya. Mengajak penontonnnya untuk sadar dan membuka mata dengan segala kenyataan yang ada bahwa segala teori konspirasi memang benar adanya. Memberi tahu bahwa (US) Government doesn't give any single fuck about you. (review)
Olivier Assayas menghadirkan sisi ambigu, mengaburkan batasan fiksi dan realita tanpa harus menjabarkannya secara sureal. Semua ini realis, nyata, kuat, menggelitik perspektif penonton. Clouds of Sils Maria adalah film yang bisa membuat penonton mempertanyakan sesuatu yang selama ini tidak pernah dipertanyakan karena mungkin tak pernah disadari. (review)
Film ini akan membenturkan persepsi anda, membuat hati dan rasa bergejolak penuh dilema. Bahkan bagi penonton seperti saya yang sudah menyimpan keresahan yang sama pun, Dear White People masih berulang kali "menampar" dengan fakta-fakta yang ada. Berani, jujur, lugas dan tidak memihak. Inilah cerminan sempurna yang apa adanya dari bagaimana cara pandang masyarakat kita saat ini tentang ras dan identitas. (review)
Diracik sempurna dengan chemistry kuat duet pemeran utama serta kisah yang hadir sederhana tapi begitu kaya, Filosofi Kopi menjadi sajian yang begitu nikmat sekaligus film Indonesia terbaik di tahun 2015 sejauh ini. Film yang dibuat dengan cinta tentang kopi yang juga dibuat dengan cinta. Jangan heran begitu selesai menonton anda langsung ingin menikmati secangkir kopi. (review)
Force Majeure secara keseluruhan memberikan sajian drama yang mengikat, observasi tidak nyaman tentang manusia beserta hubungan yang dijalani, serta menggelikannya beberapa aspek kehidupan yang tidak akan terasa lucu saat kita sendiri mengalami hal-hal tersebut. (review)
Mad Max: Fury Road adalah penceritaan mendalam dan cerdas tentang kondisi post-apocalyptic yang bersembunyi dalam sampul B-Movie penuh kegilaan tak berotak. (review)
Pada film ini, Dolan berhasi merangkum setiap adegan menjadi rangkaian momen yang kuat secara emosional sekaligus menjadi observasi mendalam terhadap tema sekaligus karakter. Tapi tidak perlu sang sutradara ini terlalu mendramatisir untuk menciptakan kesan emosional. (review)
Kombinasi kuat antara horor demi menghormati materi asli, komedi plus action sebagai daya jual, dan likeable character sebagai pengikat penonton adalah kenapa Jurassic World merupakan contoh bagaimana seharusnya blockbuster franchise itu digarap. (review)
Kentalnya rasa cinta, kesan imajinatif, keindahan visual, ditambah lagu "Song of the Sea" dari Lisa Hannigan yang memberikan kedamaian harmoni, maka lengkaplah film ini menjadi salah satu animasi (bahkan film) terindah dalam beberapa waktu terakhir. (review)
Spring menjadi bukti bahwa "genre" dalam film hanya sebagai klasifikasi dan bukan sebuah kotak pembatas eksplorasi. Part Linklater's chatty romance, part Cronenberg's body horror. Justin Benson dan Aaron Moorhead mempersembahkan salah satu film paling kaya dan berwarna. (review)
Mengaduk-aduk emosi lewat kesederhanaan kuat. Eksplorasi dalam saat agama diinterpretasi dengan keliru, menjauhkan manusia dari kebahagiaan sebagai manusia. Saya telah menemukan film terkuat tahun ini. (review)
Sensual namun elegan. Penuh intensitas diantara parade visual puitis nan mengerikan. The Duke of Burgundy adalah sajian erotik substansial tentang romansa yang perlahan jatuh menjadi mimpi buruk. (review)
Lampu bioskop menyala tapi air mata saya dan banyak penonton lain masih mengalir. Itu bukan tangisan hasil "manipulasi" adegan menyedihkan, tapi karena kita tahu rasanya mengecewakan orang tua, jatuh saat menggapai mimpi, dan mencintai serta dicintai orang-orang terkasih. Toba Dreams memang senyata, sekuat dan seindah itu. (review)
Inilah drama realis yang mendefiniskan dengan sempurna istilah “realis” itu sendiri. Bukan hanya karena tema yang dekat dengan keseharian atau penggarapan berpijak kesederhanaan bertutur tapi juga dengan sempurna menggambarkan segala kerumitan dari permasalahan yang sekilas tampak simpel itu. (review)
Tidak ada cerita kompleks layaknya The Wind Rises. Tidak ada pula visual penuh keunikan seperti yang dihadirkan The Tale of the Princess Kaguya. Tapi saya tetap akan memilih When Marnie Was There sebagai perpisahan dengan Studio Ghibli. Karena yang diberikan Hiromasa Yonebayashi disini adalah alasan mengapa saya mulai mencintai Ghibli dulu. Hadirnya keajaiban dalam sampul bernama kesederhanaan animasi dua dimensi serta cerita yang akan selalu bisa kita tengok dalam kehidupan sehari-hari. (review)
Whiplash adalah rasa sakit dan momen dipermalukan selama hampir dua jam. Tapi seperti latihan keras yang diberikan Fletcher, esensi sesungguhnya dari semua itu adalah untuk melampaui batasan yang kita punya. Hal yang sama terjadi pada film ini yang sanggup melampaui pencapaian standar film drama bertemakan perjuangan dengan sentuhan musikal. (review)
Di tengah hamparan salju yang terhampar indah di Cappadocia, rasa dingin begitu menusuk. Kedinginan yang hadir dalam bentuk harmoni antara cuaca dan kesepian yang dialami Aydin. Winter Sleep mengalun perlahan selama lebih dari tiga jam dengan pasti dan penuh emosi. (review)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
8 komentar :
Comment Page:masi banyak yg blm saya tonton..lg sibuk nonton pilm2 90an hehe...
kayaknya list di atas menarik..
thx :))
I love Mad Max! bisa dbilang film paling fun tahun ini
dan sinting :)
Bisanya dapat rekomendasi film dari mana mas? penasaran aja sebagian film diatas hampir belum pernah kedengaran. :)
Serinnya sih rotten tomatoes, list kritikus, pemenang festival, apa rekomendasi reviewer2 lokal lain
Baru nonton dua dari list diatas; A GIRL WALKS HOME ALONE AT NIGHT dan TWO DAYS, ONE NIGHT (yang harusnya nggak masuk list karena tahun 2014). Sisanya masih dalam tahap waiting list untuk ditonton.
Sebenernya mayoritas sih rilisan 2014, cuma tetep dimasukin karena masih punya jadwal rilis di beberapa negara tahun ini
paling nyesal ga bisa nonton mad max d bioskop
stelah sebelumnya juga nyesel karna ga bisa nonton Pacific Rim di bioskop
Posting Komentar