AYAT-AYAT CINTA 2 (2017)

52 komentar
SPOILER ALERT: Fahri kembali menikah di sekuel ini. Melihat track record karakter yang diperankan Fedi Nuril dalam beberapa film religi, fakta tersebut bukan kejutan. Pertanyaannya, dengan siapa? Karena seperti film pertama saat ia diperebutkan Aisha, Maria, Noura sampai Nurul, Fahri masih pria mulia idola wanita. Sesungguhnya penokohan Fahri memang hanya tersusun atas dua kata: mulia dan idola. Pintar, kaya, dan tampan bisa disertakan, tapi tetap tidak menambah kedalaman. Fahri begitu sempurna, sisi manusiawinya nyaris lenyap.

Kini dia tinggal di Edinburgh, Skotlandia, hidup mapan sebagai dosen yang rutin menerima setumpuk hadiah makanan dari penggemar. Tapi hatinya urung tergoda, setia menanti Aisha yang hilang, diduga meninggal di Palestina. Alih-alih dibenamkan kesedihan, Fahri memilih membantu orang-orang tanpa pandang bulu, dari Nenek Catarina (Dewi Irawan dalam kepiawaian bermain rasa) yang seorang Yahudi hingga Keira (Chelsea Islan) yang menyalahkan umat Islam akibat kematian sang ayah. Bisa diduga, kebaikan Fahri layaknya magnet penarik cinta wanita. Hulya (Tatjana Saphira), sepupu Aisha yang hendak menempuh S2, Brenda (Nur Fazura), pengacara yang kerap dia tolong, Sabina (Dewi Sandra), imigran yang ia pekerjakan, semua jatuh hati. Pun menengok trailer-nya, kita tahu pada satu titik, kebencian Keira berubah jadi permohonan agar dinikahi. 
Ketiadaan cela dalam diri Fahri menjadikan Ayat-Ayat Cinta 2 sebatas kumpulan episode yang merekam kebaikan-kebaikannya, menutupi gejolak batin soal upaya mengikhlaskan kepergian Aisha. Ini satu-satunya pertanda Fahri masih manusia. Dia menangis menyadari kesedihan pembentuk kelemahannya. Tapi sebelum beranjak menuju eksplorasi lebih jauh, masalah usai pasca obrolan singkat dengan sahabat lamanya, Misbah (Arie Untung). Fahri memperoleh pencerahan agar merelakan sang istri, mengikuti kata hati untuk menikah lagi. Mencapai film kedua, rupanya dilema Fahri tetap berkutat seputar menikah atau tidak. 

Bahkan proses mencari keikhlasan itu berakhir sia-sia, karena melihat konklusi yang ditawarkan, Fahri justru makin terjebak di masa lalu. Belum lagi ditambah "keajaiban" medis serta keberadaan twist yang terkesan membohongi, paruh akhir Ayat-Ayat Cinta 2 cenderung memancing tawa daripada haru. Setidaknya bagi penonton umum seperti saya, sebab target pasar utama filmnya yaitu para akhwat pemuja Fedi Nuril terdengar berteriak histeris sembari berurai air mata. Saya memutuskan menahan tawa demi menghormati mereka, sebagaimana Ayat-Ayat Cinta 2 menghormati kelompok penonton yang punya perbedaan cara pandang. 
Naskah buatan Alim Sudio dan Ifan Ismail mungkin dangkal mengkaji debat soal toleransi dalam Islam, termasuk mengenai perlakuan terhadap wanita yang dijawab seadanya. Namun jalan pikir film ini tak sesempit perkiraan Meski penempatannya kurang mulus, dialog tentang Pancasila menunjukkan filmnya coba menghargai keragaman. Tidak ada ceramah menggurui, dan itu patut diapresiasi. Tentu terdapat perbedaan ideologi, yang apabila dikeluhkan, saya sama saja dengan para fanatik yang membabi buta membela kepercayaannya. 

Ayat-Ayat Cinta 2 bakal berhasil di pasaran, namun takkan mencapai tingkat fenomena setara film pertama yang dibekali setting perkampungan Kairo plus scoring bernuansa etnik garapan Tya Subiakto dan lagu-lagu ikonik yang dibawakan Rossa. Ditangani Guntur Soeharjanto, kemewahan dan kemegahan dipentingkan, membuat filmnya nampak terlalu mirip suguhan religi berlokasi luar negeri kebanyakan, sebutlah 99 Cahaya Di Langit Eropa yang juga karya Guntur. Suguhan religi berlokasi luar negeri dengan tokoh-tokoh Eropa atau Timur Tengah berwajah Indonesia dan fasih bicara Bahasa Indonesia. 

52 komentar :

Comment Page:
Unknown mengatakan...

Saya dari awal sudah pesimis duluan sama ni film mungkin karena emnag gak terlalu suka film yg mendayu-dayu seperti ini apalagi ini kan produksi md entertaid yg sering bikin film terlalu sentron banget (baca terlalu dramatis) jadi lebih penasaram dgn sama film satu nya yg Susah Sinyal..
Apakah SUsah sinyal bakal sekeren cek toko sebelah ya.

Anonim mengatakan...

Kalo aac 1 kasih rating brpa bang ?

Nur'aini Tri Wahyuni mengatakan...

belum nonton filmnya, dan kayanya ga mau nonton di bioskop juga. soalnya saya sebel dengan novelnya. terlalu di luar nalar, dan begitu banyak "kebetulan". plus kisah cinta dan jalan hidup Fachri hingga menikah lagi ga masuk akal aja, sih, buat saya, soalnya diceritakan Fachri begitu memuja dan mencintai istrinya, tapi begitu buta akan keberadaannya. bikin sangsi dia beneran secinta itu atau engga ke Aisha (maklum, cewe, mandangnya dari segi perasaan duluan. lol).

filmnya sendiri, sih, pasti bakalan laris. udah ngegeser The Last Jedi di kota saya. dua bioskop TLJ udh turun semua :))

*maaf yaa bang, jadi tjurhat di blog orang. he.

Panca mengatakan...

Sedikit pesimis sama film ini walaupun tetap penasaran, dilihat dari review novel dan film karakter fahri terlalu dipaksakan menjadi yang sempurna. Saya pribadi sepertinya lebih suka AAC1 dengan fahri yg biasa dan settingan tempat yg lebih otentik seperti kairo.

Anonim mengatakan...

Sorry to say. Film ini terlihat seperti genre "harem" cmiiw.

Udah nonton kemaren. Yang agak epic sih scene di penjara.

Nggak kepikiran....

Restia Cahyani mengatakan...

Ditunggu reviewnya dari kemarin mas, saya kira nggak bakal review aac2 karena ada aliran religinya wkwkw

Anonim mengatakan...

Belum nonton filmnya, baca review-nya dulu. Sejujurnya agak jenuh dengan film adaptasi novel Habiburahman yg di beberapa filmnya ada tokoh yang dibuat meninggal supaya happy ending.

Dalam mihrab cinta, Asmirandahnya meninggal. Ketika Cinta bertasbih, ibunya abdullah/azzam meninggal jadi batal nikah, termasuk di AAC 1 marianya meninggal. Apakah di film ini akan ada yang meninggal juga supaya happy ending. Penasaran siy..

Rasyidharry mengatakan...

@Redo Skip aja, pilih Susah Sinyal

@Anonim Nggak jauh beda. 2,5-3 paling

@Nur'aini Nah! Itu nggak masuk akal. Padahal dari awal kenal Aisha bercadar, ya mestinya hafal dong Fachri

@Panca Bener. AAC pertama, Fachri itu bocah lugu yang ingin jadi lebih baik. Masih manusia.

@Anonim Hahaha itu juga yang sempet kepikiran

@Restia Waduh, nggak anti film religi kok :)

@Anonim Oh, selalu gitu ya di tiap novel. Pantesan....

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Yang diidam-idamkan para netizen kaum adam "si serupa tapi tak sama" dalam satu film. Tatjana di sini berasa adem banget liatnya dengan "keagresifannya" jadi level cantiknya makin nambah. Dan Chelsea di sini temperamental banget tapi itu gak ngurangin pesonanya. Kenikmatan yang hakiki, hehehe.

Rasyidharry mengatakan...

Ya makanya, kayak harem kan? haha

Penderankuh mengatakan...

Film fantasy terfavorit lah.

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

sebenernya ada 1 novel habiburahman dengan sad ending dan saya dulu baca novel itu sampe nyesek berhari hari
dari dulu berharap novel itu yg diadaptasi, tp ternyata PH lebih suka happy ending

Unknown mengatakan...

Aneh banget masa Fahri gak kenal sama Aisha sih meskipun pke cadar dan muka nya gitu tpi kan suara nya tetep sama.

Trus itu Hulya pas hamil besar jongkok trus lari ngejar Keira emang bisa yah ibu hamil besar gitu?

Rasyidharry mengatakan...

@Teguh Apa tuh> Di Atas Sajadah Cinta?

@Mochamad Fachri mah perhatian ke semua wanita kecuali istrinya sendiri :D

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

jangan disebut disini kang
nantinya spoiler
hahaha

adel mengatakan...

genrenya film fantasi kah ini? hehehe..

Gerhana mengatakan...

hahha, jadi mau mengurungkan niat buat nonton ini. onton susah sinyal duluan atau ayat ayat cinta bro rasyid?

Aniha world mengatakan...

Intinya jangan bikin tokoh yg sempurna ya Bang.Hasilnya kurang manusiawi..
Good review.Apa yg saya prediksi ternyaya sudah dielaborasi di sini.

Rasyidharry mengatakan...

@adel Endingnya sih Science-Fiction haha

@Taufik Walau Susah Sinyal kurang maksimal, jelas pilih itu dibanding Ayat-Ayat Cinta 2

@anif Betul. Karakter drama yang sempurna itu membosankan, dan jelas nggak relatable. Karena kita sendiri nggak sempurna :)

Unknown mengatakan...

Haha dasar suami macam apa itu?

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

pernah baca kesuksesan doraemon saja karna semua karakter pumya kelemahan
hanya dekisugi yang diceritakan sebagai sosok sempurna, itu sebabnya dekisugi jarang muncul

Rasyidharry mengatakan...

Nah iya, setiap karakter Doraemon punya kelebihan dan kekurangan yang relatable buat penonton. Tapi kelemahan Shizuka apa ya? :D

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

sosok pujaan hati mesti digambarkan sempurna sih sepertinya, tapi shizuka termasuk telat juga menyadari perasaan nobita *eh

Unknown mengatakan...

"NIKAHI AKU FAHRI"
dan seisi bioskop pun tertawa....

Anonim mengatakan...

Dan filmnya laris manis. Yak.. pastinya karena akhwat pemimpi nan labil(dan penikmat sinetron dangkal) memang makin banyak di negeri ini. Mereka Sukses menyeret suami ato pacar mereka ikut nonton.

Jangan tersinggung ya, saya juga muslimah berjilbab. Tapi saya terlalu pandai untuk dinina bobokkan laki2 narsis pemuja poligami.


Anonim mengatakan...

Bang Rasyid, beberapa pembaca yang kurang gaul rupanya tetap menilai anda Anti film Religi ya?

Alih alih menelaah kenapa anda memberi nilai rendah pada bbrp film religi, tetapi dg begonya ambil jalan pintas menyimpulkan : "Rasyid si Moviefreak ANTI FILM RELIGI"

Ati2 nggak disholatin kalo meninggal lho...

Anonim mengatakan...

Dan filmnya laris manis. Yak.. pastinya karena akhwat pemimpi nan labil(dan penikmat sinetron dangkal) memang makin banyak di negeri ini. Mereka Sukses menyeret suami ato pacar mereka ikut nonton.

Jangan tersinggung ya, saya juga muslimah berjilbab. Tapi saya terlalu pandai untuk dinina bobokkan laki2 narsis sok alim pemuja poligami.

Rasyidharry mengatakan...

Nggak apa, yang beneran baca pasti paham apa yang selalu tulisan saya suarakan. Justru sebaliknya, karena bicara soal Tuhan, film religi nggak boleh main-main :)

Kenapa tersinggung? Berjilbab atau nggak itu hak pribadi, bentuk interaksi personal seseorang dengan Tuhan, bukan ukuran pintar/bodoh, yang penting jangan mau dibohongi laki-laki mesum yang memperbudak atas nama agama.

Anonim mengatakan...

Kalo di sini beda mas, jilbab atau nggak, jidat item atau berjenggot itu jadi ukuran keimanan seseorang. Tanpa atribut2 tsb bisa dicap kurang Islami, jadi derajatnya seperti ada di bawah mereka2 itu..

Padahal.....

Anonim mengatakan...

...padahal yg dinilai oleh Allah tetap saja ucapan dan perilaku dan bagaimana mereka memerlakukan sesama makhluk Tuhan.

Berjilbab atau berjenggot kalo korupsi tetap aja masuk neraka toh?
Bersorban bila gemar memfitnah, tetap aja dimurkai Allah..

Rasyidharry mengatakan...

"Di sini" maksudnya di mana?
Soal begitu mah kayak di film 'Silence', atribut luar ngikut demi keselamatan diri nggak masalah, terpenting apa yang dipercaya di hati sambil berbuat baik ke sesama sebisanya :)

Anonim mengatakan...

Kalau berbuat baik sih ok.

Tapi kan yg begitu biasanya ke GR an jadi umat yg paling mulia di mata Allah. Sibuk merendahkan dan menyalahkan org lain. Seolah Allah itu bisa disogok dg atribut2 demikian.

Seolah bila sudah demikian akan luput dari dosa bila korupsi, atau luput dari murka Allah bila memfitnah. Padahal yg dilihat Tuhan kan tetap ucapan dan dan bagaimana perilakunya kepada sesama makhluk Tuhan.

Fajar mengatakan...

Penonton Indonesia itu masih kurang dewasa. Makanya tiap film yg harus BERTELADAN selalu digambarkan sempurna. Takutnya bila si tokoh punya kekurangan, nanti yg diteladani malah kekurangannya itu.

Rasyid Mufti mengatakan...

Kalau saja itu bukan di bioskop, saya udah pecahin TV saya gara2 endingnya yang "legend" banget! Hahaha.. Cinta Fahri benar2 perlu ditanyakan. Sorot mata orang yang disayangi akan selalu bisa dikenali walaupun mukanya udah berubah jadi Avatar atau Godzilla sekalipun... Sudah gitu ngapain juga Aisha pake operasi plastik. Apa kalau mukanya rusak (walaupun ga rusak2 amat) mereka tak bisa bersatu lagi dalam cinta hingga akhir masa? So ridiculous!

Rasyidharry mengatakan...

@Anoni Nah jenis film religi yang begitu yang paling saya benci :)

@Tri Padahal kalau mau total dipandang dari perpsektif religi, bikin karakter sempurna mana boleh, kan bukan Rasul hehe

@Rasyid Dan kalau diingat, pertama dia kenal Aisha kan udah pakai cadar. Masa iya nggak sadar.

Anonim mengatakan...

Sinetron banget yah ternyata.

Kok jadi inget kisah sinetron yg di akhir episode itu ternyata sang putri kaya raya itu ternyata belum mati, dan tiba2 saja muncul dari penyamaran bermodalkan wig konyol (dg muka dan suara yg tidak berubah saat menyamar) tapi sukses menipu semua orang.

Saya membuang muka sambil lewat,
sementara pembantu saya menyusut air mata saking terharu..

Epic!

Anonim mengatakan...

Sinetron banget yah ternyata.
Kok jadi inget kisah sinetron di mana akhir episodenya ternyata sang putri kaya raya itu rupanya belum mati. Tiba2 saja dia muncul dari penyamaran bermodalkan wig konyol (dg muka dan suara yg tidak berubah saat menyamar) tapi ceritanya sukses menipu semua orang.

Saya membuang muka sambil lewat, sementara pembantu saya menyusut air mata saking terharu..

Epic!

dim mukti mengatakan...

Ini MD cuma ngejar tembus berjuta penonton tanpa cerita yang kuat yah? Gw yang dari awal terlanjur kena spoiler dari resensi novel ko nonton sambil misuh-misuh dalam hati

Spoiler alert..

itu di pengujung akhir transplatasi muka apa gimana sih.. baru tau gw ada bedah macam git

Rasyidharry mengatakan...

Di real life, prosedur transplantasi wajah emang ada, tapi nggak serapi, secepat, semudah, dan sesempurna itu hasilnya. Ini mirip di Face/Off, bedanya itu bukan realis, AAC2 drama realis, jadi nggak bisa ditoleransi. Ngawur

Teguh Yudha Gumelar mengatakan...

ngeselin ya ternyata, masa iya operasi macam buka topeng terus pasangin di orang lain
terus dialog sebelumnya ngehe banget dah sumpah

Anonim mengatakan...

Herannya cewek2 yg nonton gada yg mempertanyakan logika film yg demikian ya? Semuanye ditelan bulat2.

Lalu terharu dan membathin:

Oohh.. Fahrii..
Mau dong dihalalin kamu...

Dooh

Unknown mengatakan...

kmaren aku nonton ini malah gara2 diajakin pacar wkwk. Akunya ga minat, pas nonton pun menggumam. Film macam apa ini, laki laki digambarkan terlalu sempurna. Mana endingnya gak banget. Nyesel 😂

Anonim mengatakan...

Ternyata filmnya parah banget!

Bersyukur ga nonton, setelah baca review kocak ini :

https://thefreakyteppy.com/2017/12/27/movie-review-suka-suka-ayat-ayat-cinta-2-spoiler-semua/amp/#click=https://t.co/TCyB3oPEjZ

Unknown mengatakan...

Saya sendiri belum nonton sih

Cumn ngasih sedikit logika aja sih
Yg mungkin bisa di terima
Kalo soal kaya raya, si fahri mngkin dapet dari aisha yg dari dulu udah kaya raya
Kalo pinter ya mngkin karena dia belajar udah lama kali ya, lulusan kairo gitu
Kurangnya dia dulu di sisi ilmu teknologi yg masih di bantu sama maria
Tapi kalo di sekarang lihat deh dia masih punya sifat manusia kok, contohnya masih bisa setia mskipun ujungnya dia nikah lagi
Yg bikin saya penasaran disini ya, gimanakah nasibnya aisha???

Rasyidharry mengatakan...

@Farid Coba tonton dan bakal paham kenapa dia macam robot or nabi yang terlalu sempurna :)

Anonim mengatakan...

Baca review ini, kocaaaakk :) :)

https://thefreakyteppy.com/2017/12/27/movie-review-suka-suka-ayat-ayat-cinta-2-spoiler-semua/amp/#click=https://t.co/TCyB3oPEjZ

Luaarrbyasaaahh wkwkwkwk
Pembuat naskahnya sukses menginjak2 logika penonton yg bayar tiket mahal2

Alhamdulillaah ga nonton...

zilvy mengatakan...

Agak gimana gtu ya liat Fahri tapi ya sudah lah, semoga hanya difilm

Shanaya mengatakan...

Iya bener jg klo di pikir2, di film ini jg ada tokoh yg meninggal lg trS happy ending lg loh 😂

Shanaya mengatakan...

Awal2 film msh penasaran, menjelang akhir film malah jd jengkel abiiiiiz, ujung2nya nyesel bgt udh nonton, btw yg scene d penjara itu emg epic tp jg disturbing bgt 😂😂😂

Shanaya mengatakan...

Aku termasuk yg mempertanyakan loh, dan nyesel sedalem2nya krn dah membuang uang 40rb untuk nonton film itu, film yg uaneeeh bgt jalan ceritanya 😆😂

wibu mengatakan...

Top 10 Harem Anime.