JUMANJI: WELCOME TO THE JUNGLE (2017)

14 komentar
Banyak film berbasis video game menutup mata akan gameplay sumber materinya sehingga gagal menghasilkan pengalaman yang sama. Sebagai adaptasi kegiatan menyenangkan, mereka bersikap terlalu serius. Seperti kita tahu, Jumanji: Welcome to the Jungle adalah sekuel Jumanji (1995) yang diangkat dari buku anak buatan Chris Van Allsburg. Tapi jika timbul pertanyaan "film apa yang menimbulkan kesan serupa bermain video game?", inilah jawabannya. Gamers bakal tertawa sambil mengangguk paham mendapati beragam referensinya, penonton umum pun takkan terasing dan tersesat, sementara keempat tokoh utamanya tersesat di suatu dunia asing. 

Dunia itu berada dalam video game. Ya, Jumanji yang 22 tahun lalu berbentuk papan permainan kini adalah Nintendo 90-an. Jangan tanya bagaimana. Anggap saja keajaiban. Keajaiban serupa turut mengubah Spencer, Bethany, Fridge, dan Martha, dari kuartet siswa SMA bermasalah menjadi tokoh video game. Ini membahagiakan bagi Spencer, yang memiliki otot besar sebagai Dr. Smolder Bravestone (Dwayne Johnson) atau Martha sebagai Ruby Roundhouse (Karen Gillan) yang atletis pula jago berkelahi sambil menari. Sebaliknya, Fridge dibuat kesal akibat perawakan tinggi tegapnya mengkerut saat menempati badan Moose Finbar (Kevin Hart).
Setidaknya penderitaan Fridge tidak setara Bethany. Hilang sudah paras cantik dan rambut pirang (dan telepon genggam), berganti jenggot lebat dan perut buncit Professor Sheldon Oberon (Jack Black). Melihat Dwayne Johnson kagum pada tubuh kekarnya,  sebagaimana kita para manusia biasa kerap rasakan  Kevin Hart heboh mengeluhkan keadaan, hingga ketangguhan bertarung serta kecanggungan Karen Gillan berlagak seksi jelas menghibur. Namun Jack Black dengan tingkah "anggun" yang bukan parodi murahan terhadap pria feminin memberi pesona terkuat, bukti bahwa sang komedian belum habis.

Perjalanan berikutnya sederhana. Keempatnya mesti menyelamatkan dunia Jumanji, menjelajahi hutan, menghadapi serbuan kudanil buas, segerombol badak, sampai ular berbisa. Kemasan aksi dalam penyutradaraan Jake Kasdan (Bad Teacher, Sex Tape) memang menyenangkan walau detail tiap set-piece mudah terlupakan begitu kita meninggalkan bioskop. Menariknya, justru para karakter yang dapat bertahan lama di ingatan berkat penokohan khas, juga porsi merata, baik momen aksi maupun komedi. Bermain video game perlu pemikiran taktis, dan mereka berempat memperlihatkan itu kala menghadapi setumpuk rintangan. 
Jatah nyawa, NPC (Non-Player Character) dengan kemampuan bicara sebatas instruksi samar bak sandi, merupakan segelintir cara Jumanji: Welcome to the Jungle bersenang-senang menggunakan ciri video game. Tidak muluk pula usungan pesannya, sekedar "we can make new friends by playing multiplayer video game", yang mana kerap terjadi di keseharian kita. Kisah persahabatan (berbumbu romansa) ditangani dengan baik, menciptakan penutup hangat meski tidak mencapai level emosional setinggi reuni Alan dan Sarah di film pertama.

Jumanji: Welcome to the Jungle memilih menekan nostalgia secukupnya, hanya secuil referensi berupa nama dua tokoh, termasuk versi lain Van Pelt (Bobby Cannavale) selaku antagonis. Tidak seperti pendahulunya, Jumanji: Welcome to the Jungle takkan meraih status tontonan keluarga klasik, apalagi di tengah seringnya keterlibatan Dwayne Johnson pada suguhan aksi petualangan. Pun empat bulan lagi, kita segera melihatnya memerankan action hero, bertarung melawan hewan-hewan liar di tengah hutan belantara (sebelum berlanjut ke pusat kota) sambil mengenakan kemeja berwarna abu-abu yang sama dalam Rampage. But this is fun and that should be enough.

14 komentar :

Comment Page:
Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Saya kira ini remake, taunya sekuel, ngeh pas yang opening scene di pantai.

Ralat Bang, bukan 12 tahun, tapi 22 tahun. Kan rilis tahun 1995.

Masih saya liatin yang pas Professor Sheldon Oberon sama "The Missing Piece" kok keliatan banget di-cut gitu ya sampe bagian kedua sama ketiga (YKWIM) gak sampe full. Ada kaitannya sama LGBT di Indonesia atau karena ini film family-friendly ya, Bang ?

Rasyidharry mengatakan...

Hahaha thanks ralatnya. Ngaco 12 tahun.

Walau tetep ngawur, sensor kissing scene yang beneran itu masih lebih bisa ditoleransi daripada adegan CPR. Parno banget LSF sama LGBT, padahal konteksnya pun pertolongan pertama.

Unknown mengatakan...

Sama-sama Bang. Nah justru itu Bang kan sekalian ngajarin CPR juga ke anak-anak pas urgent kalo yang belum tau. Ya mungkin daripada berdampak Jumanji dapet kontroversi sama kena boikot, cari aman dengan nge-cut kali ya, Bang. Justru saya nonton di bioskop tuh pengen nyari movie experience-nya, bukan justru sensor sana-sini kayak di tv, hadeuh peraturan LSF mulai ketat nih ke depannya.

Ilham Ramadhan mengatakan...

akhirnya direview juga :D

pas nonton trailernya memang sempat berpikir, kok malah jd video game? sempat ngerasa hopeless dengan film ini karena suasana asli difilm dan kartun terdahulu di "upgrade" menjadi sebuah video game nintendo.

apakah ada cameo pemain2 jumanji yg lama (kecuali robin williams)?

Rasyidharry mengatakan...

@Pramudya Ya parno itu namanya. Namanya bocah nggak akan kepikiran ke sana. Kalau sampai ada pertanyaan "kok ciuman?", ortu mestinya bisa jawab.

@Ilham Sama, tapi setelah nonton sadar, ya kalau tetep board game bakal repetitif. Kayanya sih nggak ada cameo. Entah kalau kelewat karena >20 tahun mukanya pada beda

Ilham Ramadhan mengatakan...

iya sih, biasa, ikut jaman dan pasar. soalnya board game udah mulai langka ditemukan -_- adapun board gamenya udah didesain utk smartphone hha nama juga strategi marketing. untung nintendo, bukan ps4 haha

oalah, padahal kirsten dunst wajahnya yg paling gampang dikenali. minimal nostalgia dikit hhe

okelah, dimasukin list nonton :D thank you reviewnya

Muhammad Faisal Aulia mengatakan...

Sebenarnya gw cukup suka dengan sekuel Jumanji skrg karena faktor humor banyak yang tepat sasaran dan gak garing. Mungkin unsur hati seperti sekuel nya yang kurang. Tp btw masih enjoy mantap lah Jumanji 2 ini.

Rasyidharry mengatakan...

@Ilham Oh, kalau udah nonton langsung ngeh, kenapa kudu Nintendo, bukan PS4 atau konsol lain yang agak modern :)

@Muhammad Ending-nya udah cukup memberi hati kok :)

Ilham Ramadhan mengatakan...

hhe itulah hebatnya blog ini. gak di spoiler-kan. jd kita bisa nebak2 dan penasaran kalau belum nonton :D

Rudyanto Bona mengatakan...

Bnr2 enjoy bgt pas scene Oooo...baby I love your way UB40 dikumandangkan πŸ˜‚

Jack black emg gokil bgt di film ini scene stealer abis dia, ngakak bnr2

Btw si alex vreek (Nick Jonas wkt di hutan) yg udh dewasa dan nenteng baby kok mirip bgt ama James Hetfield wkt muda ya + pk kaos Metallica pula sempet pangling kirain jadi cameo

Ilham Ramadhan mengatakan...

Tulisan di tempat alex vreek bersembunyi itu bikin sedikit baper. "Alan parish was here" cmiiw 😭

Rasyidharry mengatakan...

@rudyanto Hahaha padahal anaknya Tom Hanks itu

@Ilham Yep, itu dia tulisannya. Penghormatan sederhana tapi ngena :)

Ilham Ramadhan mengatakan...

Anaknya tom hanks toh πŸ˜‚πŸ˜‚ pantes familiar wajahnya.

Yup, ntah banyak yg ngeh atau gak, klo saya sih lgsg tahu.

Jack black juara utk komedinya. Adegan buang air kecil dan nyelametin alex bikin ngakak πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚