EGGNOID: CINTA & PORTAL WAKTU (2019)
Rasyidharry
Desember 07, 2019
Anggika Bolsterli
,
Drama
,
Indonesian Film
,
Lumayan
,
Luna Maya
,
Marissa Anita
,
Martin Anugrah
,
Morgan Oey
,
Naya Anindita
,
Nurita Anandia
,
REVIEW
,
Reza Nangin
,
Romance
,
Science-Fiction
,
Sheila Dara
9 komentar
Saya yakin, di luar tujuan finansial, salah satu alasan Visinema
Pictures mengadaptasi berbagai judul webtoon dengan beragam imajinasi
liarnya—yang diawali oleh Terlalu Tampan Januari lalu—adalah memberikan
kesegaran bagi tema-tema usang. Demikian pula Eggnoid: Cinta & Portal
Waktu yang diadaptasi dari karya Archie The RedCat, di mana elemen fiksi
ilmiah disuntukkan dalam tuturan romansa remaja dan drama tentang proses individu
menyembuhkan duka.
Tepat di ulang tahunnya yang ke-17, Ran (Sheila Dara), gadis
SMA yang hidupnya dipenuhi kesedihan setelah kematian kedua orang tuanya akibat
kecelakaan, menemukan sebuah telur bercahaya misterius. Dari telur itu keluar
sosok seperti manusia yang disebut Eggnoid. Ternyata, Eggnoid yang olehnya
diberi nama Eggy (Morgan Oey) itu dikirim dari masa depan guna membahagiakan
Ran, menghilangkan kabut kelam bernama duka yang sudah terlalu lama menyelimuti
kesehariannya.
Kalau sudah membaca webtoon-nya, anda tahu naskah
buatan sutradara Naya Anindita (Sundul Gan: The Story of Kaskus, Berangkat!),
Nurita Anindita (Terlalu Tampan), Yemima Krisantina, dan Indriani
Agustina, melewatkan salah satu bagian paling menarik, yakni proses belajar pendewasaan
serta pembiasaan Eggy, dari bayi bertubuh pria dewasa yang hanya bisa berkata “mama”,
menjadi seperti manusia normal. Bahkan menyelipkan montage pun tidak. Agak
disayangkan, karena selain punya potensi tinggi memproduksi tawa, Morgan terbukti
mampu mengeluarkan kekonyolan di balik kepolosan kanak-kanak seorang pria
dewasa. Bayangkan melihat Eggy miliknya kesulitan belajar memakai baju dan lain
sebagainya.
Filmnya memilih langsung lompat menuju dua tahun berikutnya, sewaktu
Ran mulai membaik. Dengan kepolosannya, Eggy, yang tinggal bersama Ran dan Diany
(Luna Maya), tantenya—yang hanya mau dipanggil “kakak”—bisa mengembalikan tawa
sang gadis. Eggy sendiri mulai menyesuaikan diri dengan dunia luar, setelah
bekerja di toko es krim kepunyaan Tania (Anggika Bolsterli). Satu hal yang
mestinya di titik ini telah dipahami produser dan sineas. Menempatkan Anggika
Bolsterli dalam peran komedik dapat mengatrol daya hibur suatu film, yang
kembali dibuktikannya di sini melalui reaksi-reaksi komikal lovable, yang
membuat kita paham mengapa Zen (Reza Nangin) terpikat pada Tania di pandangan
pertama.
Zen dan Zion (Martin Anugrah) merupakan dua orang dari masa
depan yang bertugas mengawasi Eggy, menjaga si Eggnoid agar tidak menyalahi
aturan. Di situ pangkal permasalahannya. Eggnoid dilarang jatuh cinta apalagi
memacari majikannya. Dan Eggy, pasca mendapat kecupan di pipi, sadar bahwa ia
mencintai Ran. Mencapai musim keempat yang masih bergulir hingga sekarang, Eggnoid
versi Webtoon menyimpan mitologi menarik dan cakupan luas, yang
dibangun lewat penceritaan jangka panjang. Bisa diapahami ketika film ini memilih
menyederhanakannya.
Penyederhanaan yang naskahnya lakukan cukup banyak, tapi
poinnya bukan di “seberapa berbeda”, namun mampu atau tidaknya para penulis
mengubah tanpa menghilangkan esensi. Eggnoid: Cinta & Portal Waktu sukses
melakukan itu, menjalin sebuah romantika ringan yang menggunakan elemen fiksi
ilmiahnya sebagai faktor penyegar guna mengurangi familiaritas dengan deretan
film percintaan anak muda yang banyak bertebaran.
Tahun 2019 benar-benar titik lonjakan karir Sheila Dara. Setelah
sahabat yang mencuri perhatian di Bridezilla dan wanita misterius dalam Ratu
Ilmu Hitam, kali ini ia kembali memikat sebagai gadis kesepian yang seringkali
clingy setelah Eggy melenyapkan kesepian tersebut. Membuat kita
bersimpati terhadap Ran sehingga memberi nyawa kepada romansanya, Eggnoid:
Cinta & Portal Waktu adalah pembuktian dari Sheila, jika ia sudah lebih
dari siap mengemban posisi peran utama.
Kembali soal penyederhanaan, mencapai babak konklusi, naskahnya
seolah “kaget” ketika coba sedikit menggali perihal latar belakang Eggnoid.
Dari kisah cinta ringan, lompatan menuju unsur fiksi ilmiah yang menyelipkan
sekelumit filosofi soal ambiguitas benar/salah dalam hidup, gagal berjalan
mulus. Merangkum nilai yang sedikit kompleks lewat beberapa baris kalimat dari
mulut karakter yang baru muncul di akhir jelas bukan keputusan bijak. Apalagi
saat filmnya terkesan ditutup tiba-tiba oleh konklusi yang lebih banyak
memancing pertanyaan mengganjal ketimbang dampak emosi, biarpun niatnya memang
membuka jalan bagi sekuel.
Setidaknya kekurangan tersebut bisa dimaafkan, sebab Eggnoid:
Cinta & Portal Waktu punya salah satu momen paling emosional dalam film
Indonesia sepanjang tahun (bukankah ini selalu jadi kebolehan judul produksi
Visinema Pictures?), yang turut melibatkan Marissa Anita dalam penampilan
singkat namun berkesan lewat penanganan penuh rasa akan kalimat sederhana. Silahkan
berusaha menahan haru ketika filmnya mengungkap proses terciptanya foto
polaroid yang tergantung di kamar Ran. Melalui momen itu saja, meski melewati
banyak penyederhanaan, film ini sudah membuktikan kesuksesannya memanfaatkan
elemen fiksi ilmiah demi menunjang paparan drama.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
9 komentar :
Comment Page:Bener bangettt bang, saya udah gak kuat kontrol waktu di bagian marissa anita muncul, "Selamat ulang tahun ya kirana" ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ emosinya dapet banget. Tante dianynya juga kurang banyak scenenya,padahal dari awal nungguin banget karena castnya cocok banget sebagai tante diany (luna maya) si tante hedon
Gak disangka ternyata reviewnya positif, terlihat dari skornya yang dikasih 3,5 bintang.
Jadi tertarik buat nonton, meskipun awalnya skeptis karena ternyata ngambil cerita 2 tahun setelah peristiwa ran menemukan eggnoid. Mungkin kalau ada adegan flashback sedikit2 pas awal2 eggy beradaptasi, saya setuju sama mas Rasyid, pasti mengundang tawa.
Setelah Terlalu Tampan, Eggnoid, kayaknya langkah untuk melakukan adaptasi serial webtoon indonesia ke Film terbuka lebar nih.
Terima kasih reviewnya,mas :D
Cinecrib malah kasih rating bagus
Iya, si tan, eh Kak Diany punya potensi banyak banget buat diolah di sekuelnya (kalau dibikin)
Masalahnya cuma 1. Adaptasi Webtoon nggak ada yang laku. Eggnoid juga kayaknya nggak beda nasib sama Terlalu Tampan
Ini mah juga positif kan
jujur pas di scene eggy keluar dari pod itu cringe ya, pas bilang MAMA!,,, haduuuh, mungkin kalo bilang mama nya dibuat innocent malu2 lebih pas dan gak terlalu maksa wkwk
morgan emang cocok banget meranin eggy ini, gak kebayang kalo aktor lain, tapi cuma satu adegan itu doang yg bikin saya cringe omg
Sayang sekali film ini layarnya kurang, di kota saya pun gk tayang. Bioskop di isi full dgn Frozen 2 dan Jumanji 2
Telat dua tahun, tapi maksud dari ending yang Eggy baru itu nangis liat berita Ran apa ya?
Posting Komentar