STUDENT OF THE YEAR 2 (2019)

6 komentar
Saya menyukai Student of the Year (2012) walau tetap meyakini bahwa karya Karan Johar (Kuch Kuch Hota Hai, Kabhi Khushi Kabhie Gham, My Name is Khan) tersebut menyasar target yang jauh di luar jangkauan kemampuannya. Sedangkan Student of the Year 2 tampil lebih sederhana, tanpa penggabungan narasi masa lalu-masa kini, pula mengesampingkan kisah persahabatan demi menampilkan romansa dan drama olahraga klise dibumbui sekuen aksi over-the-top. Dan itu bekerja dengan baik.

Pendekatan tersebut cukup menjustifikasi pemilihan Tiger Shroff sebagai aktor utama. Kapasitas aktingnya jauh di bawah Siddharth Malhotra atau Varun Dhawan, dengan ekspresi datar yang cuma sesekali digantikan senyum cringey. Tiger pun tampak terlalu tua untuk pantas disebut “student”. Tapi ia merupakan penari hebat sekaligus jagoan aksi mumpuni, yang sanggup melakukan banyak stunts rumit, suatu hal yang jadi salah satu senjata film ini selaku hiburan ringan.

Latarnya masih di kampus St. Teresa, pun Jeet (Sahil Anand) dan Dimpy (Manjot Singh) melakoni penampilan spesial sebagai duo komentator pertandingan Kabaddi, sedangkan Alia Bhatt muncul di nomor musikal sebelum kredit (The Hook Up Song), namun plotnya tak punya keterkaitan dengan film pertama. Bentuk kompetisi memperbutkan gelar “Student of the Year” pun diubah, dari ujian otak plus otot berlingkup internal menjadi acara olahraga antar kampus bernama Dignity Cup.

Serupa karakter peranan Varun Dhawan di film pertama, protagonis Student of the Year 2 bernama Rohan (Tiger Shroff), mahasiswa Pishorilal Chamandas, suatu universitas kelas bawah yang rutin mengisi posisi juru kunci pada Dignity Cup. Rohan ingin pindah ke St. Teresa yang prestisius, tapi bukan demi mengejar masa depan cerah, melainkan untuk pujaan hatinya, Mridula (Tara Sutaria). Meski bagi Rohan, rasanya Mridula adalah masa depan itu sendiri.

Berkat beasiswa olahraga, Rohan berhasil diterima, namun Mridula kini telah berbeda. Dia mengubah namanya menjadi Mia sebagai usaha membaur di antara para mahasiswa borjuis, pula ragu untuk melanjutkan hubungan bersama Rohan. Mengutip kalimatnya, “Daripada melihat dunia, Mia ingin dunia melihatnya”.

Bukan itu saja penghalang impian Rohan. Ada Manav (Aditya Seal), putera ketua komite universitas sekaligus peraih Student of the Year dua thaun terakhir dan adiknya, Shreya (Ananya Panday), pembuat onar yang langsung bertengkar dengan Rohan di hari pertama. Biarpun baru menjalani layar lebar, Ananya justru penampil terbaik film ini, melemparkan deretan olok-olok dari lidah tajamnya, yang alih-alih membuatnya mudah dibenci, malah ampuh meramaikan situasi dan memancing tawa. Saya berani bertaruh, serupa Alia Bhatt yang tampil perdana di Student of the Year, karir Ananya akan segera melesat.

Seiring waktu, Shreya terus mengganggu Rohan, sebaliknya, Manav membuka jalan pertemanan. Tapi kita tahu, dua bentuk hubungan di atas bakal berbalik, sebab seperti telah disebutkan, Story of the Year 2 memang klise. Tapi sungguh keklisean menyenangkan, sampai saya berharap kisahnya berakhir seusai prediksi. Alasannya, Rohan dan Shreya merupakan karakter (dan nantinya pasangan) likeable. Rohan jadi simbol perlawanan kalangan menengah ke bawah, sementara Shreya adalah gadis kesepian yang rindu kasih sayang.

Berlangsung selama 145 menit, naskah tulisan Arshad Sayed (Dasvidaniya, Chalo Dilli) menuturkan plot yang tak luar biasa, diisi elemen-elemen sederhana namun relatable, dari kisah cinta penuh perjuangan dan pengkhianatan, sampai underdog story formulaik. Kompleksitas urung ditemukan di permukaan, melainkan dalam perasaan tokoh-tokohnya. Film ini adalah soal menghadapi realita tatkala sesuatu (atau seseorang) yang kita kejar sekian lama mungkin saja takkan kita dapatkan, atau malah tidak layak diperjuangkan. Dan mudah bersimpati kepada Rohan, karena banyak dari kita pasti pernah merasakan kondisi demikian.

Kata “sederhana” layak pula disematkan di konsep turnamennya. Meski saya tetap mempertanyakan signifikansi disertakannya olahraga lain tatkala Kabaddi bagai satu-satunya cabang yang menentukan, karena Dignity Cup murni acara olahraga biasa,tidak ada lagi aturan-aturan problematik nan memusingkan milik pertama. Alhasil, lebih mudah membiarkan diri kita terhanyut dalam pertandingan demi pertandingan tanpa memusingkan lubang-lubang logika.

Student of the Year 2 menyimpan daya hibur tinggi berkat tenaga yang disuntikkan penyutradaraan Punit Malhotra (I Hate Luv Storys, Gori Tere Pyaar Mein). Termasuk di dalamnya yaitu sekuen tarian yang salah satunya memperlihatkan kemeriahan aneka set, dari panggung berhiaskan kilauan bohlam, hingga dinding berlukiskan rumus-rumus sains (dilengkapi cameo Will Smith).

Dan memanfaatkan talenta terbesar (atau satu-satunya?) Tiger, Student of the Year 2 mengandalkan lebih banyak sekuen aksi ketimbang pendahulunya. Ada beberapa perkelahian hard-hitting, tapi momen-momen terbaik dihadirkan pertandingan Kabaddi selaku klimaks film, yang melibatkan berbagai gerak akrobatik mengesankan. Saya dibuat terpukau (bahkan sebagian penonton berulang kali bertepuk tangan) setiap stunts rumit—yang tampak mudah berkat kemampuan fisik Tiger—sukses dilakukan. Jadi, lupakan kedangkalan ceritanya, cukup nikmati keseruan dan ke-cheesy-an crowd-pleaser ringan ini.

6 komentar :

Comment Page:
ifah mengatakan...

di imbd ratingnya ancur bang .. pdhl untuk tontonan , aku sangat terhibur

Rasyidharry mengatakan...

Buat kebanyakan orang memang mengecewakan kalau dibandingin film pertama.

Dan ngapain cek skor IMDb coba? 😅

ei mengatakan...

alia bath banyak bener ya main filmnya, berapa judul tu setahun......

Rasyidharry mengatakan...

Paling banyak 2016, 4 film. Tahun ini cuma 2. SotY2 itungannya cameo sih

Deaalbari mengatakan...

Baru aja nonton, 1 jam pertama nuansa dari SOTY 1 masih kerasa kental banget, baru deh ketika Mia ketahuan selingkuh mulai mengalir ceritanya... Setelah nonton sampe selesai, menurut saya konflik ceritanya bagusan di SOTY 1.. berasa kentang banget nggak sih sama endingnya? Rohan menang(mainstream sih tapi ya.. berhubung nggak suka sama si Manav,bolehlah) terus si Manav nggak terima, pergi gitu aja..!?? lah adeknya malah jadian tuh sama si Rohan.. apa nggak muncul konflik baru tuh? Terus Will Smith ngapaian lagi muncul ditengah-tengah orang perform, ikut joget lagi,terus ngilang tiba-tiba.. kirain bakal ada dialognya,ternyata nggak,unfaedah banget dah.. -_-
Skor dari saya 6/10 deh,eh.. berhubung ada cameo Alia Batt saya tambahin satu deh.. 7/10.

Unknown mengatakan...

Make your film