CONFUCIUS (2010)
Biography
,
Drama
,
Lumayan
,
REVIEW
1 komentar
Nama Confucius dikenal luas sebagai filsuf terbesar China. Ajarannya sudah banyak menyebar ke penjuru dunia. Bahkan beberapa ajaran menganggap Confusius sebagai nabi mereka. Pemeluk Agama Kong Hu Cu meyakini kenabian seorang Confucius. Bahkan kalau saya tidak salah, penganut Ahmadiyah juga meyakini kalau Confucius adalah nabi. Diluar kepercayaan saya, dari berbagai fakta tersebut saya bisa menangkap kalau pada dasarnya Confucius adalah sosok besar nan bijak yang penuh dengan nilai moral dan filsafat dalam kehidupan. Dan ketika mendengar film yang mengangkat kisah hidupnya, harapan saya adalah film tersebut menyajikan juga berbagai filosofi hidup ajaran Confucius. Dengan kata lain saya mengharapkan sebuah film yang menggugah dan inspiratif.
Confucius (Chow Yun-fat) dikenal sebagai seorang guru dari Kerajaan Lu yang mempunyai banyak murid dan pengikut dan dikenal akan ajarannya mengenai moral dan etika. Karena kepandaiannya diakui, Confucius mulai mendapat jabatan tinggi di kerajaan. Dia juga banyak berjasa dalam pembangunan negara sekaligus ahli dalam strategi perang dan politik. Hal itu ia buktikan saat berhasil merebut kembali 3 kota yang pernah jatuh ketangan kerajaan Wei. Tapi intrik dalam politik kerajaan dimana banyak pihak yang merasa posisinya terancam oleh Confucius membuat hubungannya dengan pihak kerajaan retak dan akhirnya harus terusir dari Kerajaan Lu. Sejak itu Confucius beserta murid-muridnya mulai berkelana dari satu kerajaan ke kerajaan lain sembari menyebarkan ajarannya.
TUCKER & DALE VS EVIL (2010)
Menonton film ini kurang lebih adalah pengalaman yang sama dengan saat saya menonton "Shaun of the Dead" dulu. Jika "Shaun of the Dead" mengobrak abrik segala pakem dan formula dalam film zombie, maka "Tucker & Dale vs Evil" mengobrak abrik berbagai macam formula dasar film slasher seperi sekumpulan remaja bodoh yang tanpa tujuan jelas camping ditempat terpencil hanya untuk mabuk-mabukan dan seks, gadis pirang yang ditampilkansebagai sosok paling bodoh, dan beberapa formula klise lainnya termasuk pameran darah dan potongan tubuh manusia.
Seperti kebiasaan dalam film slasher, film ini dibuka dengan sekumpulan remaja yang berniat untuk camping ditengah hutan. Diawal saja sudah diperlihatkan walaupun mereka berlatar belakang mahasiswa, mereka adalah sekumpulan remaja yang bodoh dan bisa dibilang lebay. Lebay dan berlebihan sepertinya adalah "keutamaan" mereka. Hal itu terbukti disaat mereka semua merasa ketakutan dan paranoid disaat bertemu dengan Tucker (Alan Tudyk) dan Dale (Tyler Labine) hanya karena sosok mereka berdua yang mengerikan. Padahal Tucker dan Dale hanyalah dua orang sahabat yang lugu, dan baru saja membeli sebuah gubuk tua ditempat yang sama dengan tujuan para mahasiswa tersebut camping. Mereka berdua hanya berniat berlibur disana.
THE MIRROR NEVER LIES (2011)
Saya sempat khawatir dengan film ini yang katanya berhasil memperlihatkan dan mengeksplorasi keindahan alam Wakatobi didalamnya. Yang saya khawatirkan adalah film ini menggunakan aspek tersebut untuk menutupi kelemahan dari segi cerita dan nantinya akan berlebihan dan menjadi layaknya film dokumenter. Tapi ternyata yang disajikan oleh Kamila Andini (putri Garin Nugroho) selaku sutradara lebih dari sekedar pamer pemandangan indah dan mengeksplorasi shoot mengenai keindahan alam Wakatobi secara berlebihan.
Seperti yang sudah disinggung diatas film ini ber-setting di Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dimana berlatar pada kehidupan penghuni lokal alias Suku Bajo. Pakis (Gita Novalista) adalah gadis cilik yang setiap hari hanya menunggu ayahnya pulang dari melaut setelah sekian lama. Dia masih percaya bahwa sang ayah masih hidup dan suatu saat nanti akan pulang untuk melengkapi kembali keluarganya. Keyakinan itu dia tunjukkan dengan berbagai sikap seperti membawa cermin pemberian ayahnya kemanapun dia pergi bahkan membawa cermin itu ke dukun supaya lewat cermin tersebut dia bisa melihat dimana sang ayah berada.
EXAM (2009)
Lumayan
,
Mystery
,
REVIEW
,
Thriller
9 komentar
Entah kenapa film ini tidak terlalu terdengar gaungnya. Distribusi film ini memang tidak terlalu luas, dan sepertinya film ini tertutup oleh sesama film British lain yaitu "Moon" yang dirilis pada tahun yang sama. Secara kebetulan "Moon" juga disutradarai oleh sutradara debutan, yaitu Duncan Jones. Jones dan sutradara "Exam", Stuart Hazeldine memang bersaing di BAFTA 2010 untuk kategori "Outstanding Debut by a British Director, Writer or Producer" dimana Duncan Jones yang menang. Padahal film "Moon" sendiri secara keseluruhan gaungnya tidaklah terlalu kencang walaupun dari segi kualitas jelas nomor wahid. Jadi bisa dibayangkan apabila pihak yang menang saja gaungnya masih kurang apalagi yang gagal menang, padahal "Exam" menawarkan premise yang tergolong unik dan menarik diikuti.
Sebuah perusahaan besar mengadakan sebuah seleksi untuk mencari calon pegawai yang dijanjikan posisi penting dan bergaji besar di perusahaan tersebut. Seleksi memasuki tahap akhir dimana tersisa 8 orang peserta. Dalam ruangan tes mereka masing - masing dihadapkan pada selembar kertas kosong. Keanehan makin bertambah saat seorang pegawai yang bertugas mengawasi ujian mengumumkan peraturan yang tidak boleh dilanggar: Dilarang merusak kertas ujian, Dilarang berbicara pada pengawas ataupun petugas keamanan yang menjaga didalam ruangan tersebut, Dilarang meninggalkan ruangan dengan alasan apapun. Apabila melanggar peserta dinyatakan gugur.
KERAMAT (2009)
Indonesia punya segala macam kisah mengenai hantu-hantuan yang sangat dekat dan merakyat. Dan apabila digarap dengan benar dan setia dengan kisah yang ada maka sebuah sajian film horror yang seram bukanlah hal sulit dalam horror lokal. Tapi sayangnya atas nama komersialitas hal tersebut mulai dikesampingkan. Bumbu porno dan seksual yang tidak penting mulai menjadi tren di film horror kita. Bahkan penggambaran hantu seperti pocong tidaklah terlihat seram di filmnya. Tapi sekali lagi perlu ditekankan apabila seorang sutradara horror lokal menmapilkan segala kisah yang tidak dilebih-lebihkan dan bertutur apa adanya atau paling tidak mendekati hal tersebut, maka horror yang seram adalah sebuah jaminan. Dan seorang Monti Tiwa telah melakukan itu 2 tahun lalu melalui "Keramat".
Kru dan pemain dari film "Menari di Atas Angin" sedang melakukan perjalanan ke Jogja untuk pengambilan gambar sekaligus pra-produksi. Proses tersebut juga direkam oleh salah satu kru dengan kamera untuk behind the scene nantinya. Proses yang awalnya antusias bagi mereka lama-lama mulai berubah saat salah satu pemain mereka, Migi (Migi Parahita) tiba-tiba sakit parah dan tak sadarkan diri. Dan ternyata tubuh Migi sudah dirasuki oleh makhluk halus yang kemudian membawanya ke alam lain. Seluruh kru dan pemain tentunya berusaha mencari dan membawa pulang Migi. Dan hal tersebut yang akhirnya membawa mereka kedalam berbagai peristiwa gaib yang menyeramkan. Dan semua itu terekam dalam kamera behind the scene yang mereka bawa.
MOVFREAK 1st ANNIVERSARY
Akhirnya! Itulah kata yang pertama terucap setelah blog saya ini menginjak usia setahun. Akhirnya saya bisa juga memiliki blog yang bertahan sampai melewati tahun pertamanya. Sekedar berbagi info, kalau blog ini adalah blog kedua saya, bahkan mungkin bisa dibilang blog ketiga (lengkapnya akan saya ceritakan dibawah nanti). Dan blog saya sebelumnya belum pernah ada yang mencapai umur setahun. Dan ini adalah blog pertama saya yang membahas mengenai hobi saya dalam menonton film. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih bagi kalian yang sudah setia membaca postingan saya (walaupun belum begitu banyak pengunjung :P). Saya harap blog ini bisa terus berlanjut dan melewati ulang tahun yang berikutnya, berikutnya, dan berikutnya., AMIN.
INSIDIOUS (2011)
Horror dengan premis mengenai keluarga yang tinggal dirumah berhantu dan mengalami berbagai kejadian menyeramkan bukanlah hal yang baru. Franchise "Paranormal Activity" adalah salah satu film yang menawarkan hal tersebut. Saya sendiri termasuk dari (mungkin) sedikit orang yang mengatakan film tersebut tidak mengerikan dan malah cenderung membosankan. Dan kali ini sutradara James Wan dan penulis naskah Leigh Whannell yang terkenal lewat "Saw" kembali membuat film dengan premis serupa. Bedanya film ini ditampilkan dengan format biasa dan bukan bergaya mockumentary layaknya "Paranormal Activity".
Sepasang suami istri, Josh (Patrick Wilson) dan Renai (Rose Byrne) baru saja pindah kerumah baru bersama 3 orang anaknya. Mereka pindah rumah dengan harapan mendapat kehidupan baru yang lebih bahagia. Tapi harapan itu sepertinya hanya tinggal harapan saat beberapa kejadian aneh mulai mereka alami dirumah tersebut. Puncaknya saat putera mereka, Dalton (Ty Simpkins) terjatuh di loteng. Disaat sepertinya dia baik-baik saja dan hanya terluka kecil, keesokan harinya Josh dan Renai dibuat panik saat Dalton ditemukan tidak sadarkan diri layaknya sedang koma. Sampai 3 bulan Dalton berada dalam kondisi tersebut dan teror yang dialami Renai makin banyak saja. Dia makin sering melihat sosok misterius dirumah tersebut. Karena merasa tidak tahan, mereka memutuskan untuk kembali pindah rumah. Tapi tanpa mereka duga ternyata teror dari makhluk halus tersebut masih terus berlanjut.
INSIDE JOB (2010)
Bukan hal yang mudah untuk mencerna film yang memenangkan "Best Documentary Feature" di Oscar 2011 lalu ini. Saya yang sama sekali tidak mempunya background ekonomi dan termasuk orang yang kruang mengikuti secara mendalam mengenai krisis ekonomi global yang terjadi pada 2008 lalu harus berusaha ekstra keras untuk bisa mengerti apa yang ditawarkan film ini secara keseluruhan. Bahkan akibat kemampuan berbahasa Inggris saya yang pas pasan saya sampai harus menunggu subtitle Bahasa Indonesia dari film ini keluar sebelum saya menontonnya.
Premis film ini yaitu mengenai bagaimana sebuah krisis ekonomi global tersebut dapat terjadi. Secara keseluruhan film ini dibagi menjadi 4 bagian besar yang kalau dijabarkan adalah proses awal yang menjadi penyebab krisis teresbut terjadi sampai bagaimana kondisi pasca krisis. Cukup banyak narasumber yang dihadirkan oleh sutradara Charles Ferguson disini. Sejauh yang saya tangkap narasumber tersebut datang dari berbagai macam pihak yang membuat penonton bisa memahami krisis ini dari berbagai macam sudut pandang. Tapi untuk bisa memaknain hal itu sekali lagi saya membutuhkan usaha keras. Karena mayoritas narasumber berbicara dengan menggunakan istilah-istilah ekonomi yang saya tidak mengerti. Beruntung Charles Ferguson masih "berbaik hati" menjelaskan bebera hal yang orang awam tidak akan paham.
AN EDUCATION (2009)
Bagus
,
Drama
,
REVIEW
2 komentar
"An Education" adalah film yang mengorbitkan nama seorang Carey Mulligan. Film ini juga termasuk salah satu dari 10 film yang masuk nominasi "Best Picture" dalam Oscar 2010 lalu. Film yang diadaptasi dari sebuah autobiografi yang ditulis oleh Lynn Barber ini menceritakan kisah seorang remaja putri yang hidup di tahun 1960an dimana dia edang beranjak menuju dewasa atau sering disebut dengan coming-of-age.
Jenny (Carey Mulligan) adalah gadis SMA yang kesehariannya hanya digunakan untuk belajar dan belajar guna memenuhu target berkuliah di Oxford. Walaupun begitu, target dan cita-cita tersebut bukan sungguh-sungguh yang diinginkan Jenny. Hal itu berasal dari keinginan sang ayah (Alfred Molina) yang sangat menginginkan putrinya berkuliah di Oxford dan dia benar-benar mengekang Jenny untuk bergaul dan menikmati masa remajanya. Jack memang adalah figur ayah dan pria yang kolot dimana dia sendiri sangat jarang bersosialisasi dan bepergian keluar.
RUMAH DARA (2009)
Sangat terlambat memang saya baru menonton film yang aslinya sudah tayang kalau tidak salah akhir 2009 ini. Karena saya melewatkan pemutarannya di layar lebar dan vcd apalagi dvd untuk film lokal memang lama keluar (link downloadnya) jadi saya akhirnya begitu terlambat menyaksikan film ini. Film yang di Singapura memiliki judul "Darah" ini memang banjir pujian tidak hanya dari dalam, bahkan dari berbagai kritikus dan penonton luar negeri film ini mendapat pujian dan beberapa penghargaan. Dalam beberapa review yang saya baca, kebanyakan pujian ditujukan untuk duo sutradara Mo Brothers yang dalam karya debutnya ini bisa menampilkan sebuah film slasher yang menegangkan. Pujian juga banyak ditujukan untuk Shareefa Danish atas perannya sebagai Dara.
Layaknya film slasher lain, kita akan diperkenalkan pada sekumpulan anak muda yang sedang melakukan perjalanan bersama. Ada Ladya (Julie Estelle) terlihat tidak akrab dengan kakaknya, Adjie (Ario Bayu) yang mengajak istrinya yang tengah hamil, Astryd (Sigi Wimala). Mereka melakukan perjalanan dari Bandung menuju Jakarta. Ikut juga beberapa teman mereka, yaitu Jimmy (Daniel Mananta), Alam (Mike Lucock) dan Eko (Dendy Subangil). Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang gadis yang sendirian dibawah hujan. Wanita bernama Maya (Imelda Therinne) itu ternyata baru saja dirampok dan meminta tolong pada mereka untuk mengantarnya pulang kerumah.
RIO (2011)
Film ini disutradarai oleh sutradara dari trilogi "Ice Age" yakni Carlos Saldanha. Harapan saya melihat nama Saldanha sebagai sutradara adalah film ini setidaknya mampu menampilkan hiburan yang bisa menyaingi tirlogi "Ice Age" (saya masih menyukai seri kedua & ketiga yang dapat kritikan buruk). Apalagi di deretan pengisi suara ada nama-nama besar macam Jesse Eisenberg, Anne Hathaway, George Lopez, Jamie Foxx, sampai Will.i.am. Sudah terlihat dari judulnya, film ini akan berkutat di kota Rio de Janeiro.
Tokoh utama film ini adalah Blu (Jesse Eisenberg), seekor burung macaw berwarna biru yang disaat bayi tertangkap oleh manusia dan dibawa pergi dari tempat tinggalnya di hutan Rio de Janeiro untuk diekspor ke Amerika. Karena sebuah insiden, box yang membawa burung itu terjatuh dari truk dan dipungut oleh gadis cilik bernama Linda (Leslie Mann). Linda merawat Blu dengan penuh kasih sayang hingga dewasa. Tapi akibat perawatan yang berlebihan Blu menjadi burung yang manja dan tidak bisa terbang.
IMBLOG'S PICKS: TWISTING FILMS
Awards
,
IMBlog
,
List
6 komentar
Event "IMBlog's Picks" masuk ke bagian ke-2. Kalo di bagian pertama lalu kami memilih 20 film terbaik Indonesia periode 2000 s/d 2009, kali ini yang dipilih adalah 20 film rilisan 2000 s/d 2009 yang mempunyai twist atau kejutan terbaik. Dan diantara 20 film ini ternyata terselip 1 film Indonesia! Apakah itu? Ini dia 20 film dengan twist terbaik versi Indonesian Movie Blogger:
THE TEXAS CHAINSAW MASSACRE (1974)
Texas Chainsaw Massacre (TCM) dengan Leatherface sebagai icon sudah menjadi salah satu franchise horror terbesar dan melegenda saat ini. Selain film pertamanya ini tercatat film ini sudah dibuatkan 3 sekuel, 1 remake dan 1 prekuel dari remake. Bahkan Leatherface sudah muncul di berbagai komik dan video games. TCM juga menjadi salah satu film yang menjadi standar dalam pembuatan film slasher di masa mendatang. Ide mengenai TCM dan Leatherface sendiri datang dari sosok Ed Gein yang merupakan pembunuh nyata yang juga doyan menguliti korbannya. Film ini sendiri sempat dilarang beredar di beberapa negara karena tingkat kesadisan yang cukup tinggi didalamnya.
Layaknya film slasher lain, film ini mengisahkan tentang sekumpulan anak muda yang sedang melakukan perjalanan. Dua bersaudara Sally (Marilyn Burns) dan Franklin (Paul A. Partain) bersama 3 orang temannya sedang melakukan perjalanan untuk mengunjungi rumah dan makam dari kakek Sally dan Franklin. Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang pejalan kaki. Karena kasihan mereka memberi tumpangan padanya. Tapi lama kelamaan tingkah laku pria tersebut makin aneh. Dia mulai melukai tangannya sendiri dan puncaknya melukai Franklin dengan pisau. Hal itu membuat mereka mengusir pria tersebut dari mobil. Sesampainya di tujuan mereka mulai menjelajah dan menemukan sebuah rumah. Rumah yang tidak mereka ketahui sebagai sebuah tempat penjagalan manusia milik Leatherface dan keluarganya yang tentu saja kesemuanya adalah orang sinting.
NEKROMANTIK 2 (1991)
Film pertama "Nekromantik" meninggalkan kesan yang unik buat saya. Film tersebut sangat menjijikkan, membuat miris tapi disisi lain saya cukup mengagumi bagaimana Jorg Buttgereit memvisualisasikan necrophillia tanpa harus terlihat murahan. 4 tahun berselang semenjak film pertamanya, Buttgereit kembali dengan sekuelnya. Jelas saja saya penasaran hal gila macam apalagi yang akan dia pertontonkan disini. Apalagi ending film pertamanya yang mengisyaratkan akan ada sekuel. Saya rupanya sudah tertipu dengan ending film pertamanya dimana saya mengira sosok wanita itu adalah Betty, kekasih Rob yang minggat. Tapi ternyata itu adalah orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan film pertama.
Film dibuka dengan klimaks memorable dari film pertama dimana Rob diperlihatkan (lagi) melakukan bunuh dari sambil orgasme. Kemudian adegan berlanjut ke daerah pemakaman. Disana ada Monika (Monika M.) seorang suster yang menderita necrophilia sama seperti Rob. Rupanya berita tentang Rob telah sampai kepada Monika dan hal itu membuat dia terbosesi kepada Rob....emmm, mayat Rob maksudnya. Monika lalu memutuskan membongkar makam Rob dan membawa mayatnya yang sudah membusuk ke apartemennya. Disanalah dia mulai "bermain" dengan mayat Rob.
3 HATI DUA DUNIA, SATU CINTA (2010)
Comedy
,
Cukup
,
Drama
,
Indonesian Film
,
REVIEW
,
Romance
1 komentar
Setelah menyaksikan film ini kesan pertama yang saya dapat adalah sutradara Benni Setiawan terasa begitu terobsesi menghadirkan sebuah kisah cinta yang berbobot dan pelik namun dia takut dengan segala kerumitan dan tema yang berat membuat penonton awam kurang bisa menikmati sehingga dia memilih menyampaikan film ini dengan cara bertutur ringan dan mengusung genre drama komedi. Harapannya penonton bisa terhibur dengan kisah cinta dan kelucuan yang ada tetapi juga mampu menyerap pesan moral yang ada. Film yang diadaptasi dari 2 novel berjudul "The Da Peci Code" dan "Rosid dan Delia" ini sendiri adalah film yang berhasil menyabet 5 penghargaan di FFI 2010 lalu termasuk di kategori "Film Terbaik"
Rosid (Reza Rahardian) merupakan pemuda muslim yang taat beragama tapi tidak ortodoks dan merupakan pengagum berat W.S. Rendra. Rosid sendiri mempunyai ciri khas dengan rambut kribonya. Karena rambut kribo itu Rosid tidak memakai peci. Hal itulah yang sering membuat ayahnya, Mansur (Rasyid Karim) marah padanya. Menurut sang ayah memakai peci putih dan baju koko adalah keharusan dan lambang kesalehan dalam Islam. Tapi menurut Rosid hal itu bukanlah hal wajib dan hanya adat dari nenek moyang. Hal lain yang membuat sang ayah marah adalah karena Rosid berpacaran dengan gadis Katolik, Delia (Laura Basuki). Hubungan keduanya memang mendapat tentangan dari keluarga kedua belah pihak yang melakukan berbagai cara untuk memisahkan mereka. Bila keluarga Delia mencoba mengirim Delia kuliah di Amerika, keluarga Rosid mencoba menjodohkannya dengan Nabila (Arumi Bachsin), seorang muslimah yang merupakan putri dari teman lama ayah Rosid. Apakah keputusan yang akan diambil Rosid dan Delia?
IMBLOG'S PICKS: INDONESIAN FILMS
Sekali lagi Indonesian Movie Bloggers atau disingkat "IMBlog" membuat sebuah even. Setelah sebelumnya mengadakan awards untuk film-film terbaik 2010, kali ini para anggota IMBlog mengadakan sebuah polling atau vote mengenai 20 film Indonesia terbaik yang dirilis dalam jangka waktu tahun 2000-2009. Awalnya terkumpul 50 besar judul film yang akhirnya diseleksi lagi menjadi 20 besar. Tidak perlu panjang lebar ini dia 20 film terbaik Indonesia (2000-2009) versi Indonesian Movie Bloggers:
THE RITE (2011)
Ada kalanya sebuah jenis film akan lebih bagus dan efektif bila ditampilkan dengan minimalis. Film horor termasuk yang bertema exorcism adalah salah satunya. Dibanding menyuguhkan kemegahan film, sebuah horror yang aslinya bertujuan memberikan ketakutan pada penontonnya untuk saya pribadi akan lebih efektif bila ditampilkan dengan sederhana dan minimalis sehingga mampu membuat penonton merasakan kedekatan dan film tersebut terasa lebih realistis. "The Rite" adalah sebuah contoh dari film horror yang mencoba memberikan unsur kengerian yang dibalut dengan efek dan setting yang coba dibuat "megah" namun akhirnya berujung pada kegagalan membuat efek ngeri pada penonton. Coba bandingkan dengan "The Last Exorcism" yang sama-sama mengangkat tema pengusiran setan yang rilis tahun lalu. Dengan bujet yang hanya sekitar 1/19 dari "The Rite" film tersebut mampu memberikan efek ngeri yang jauh lebih ngeri dengan mengandalkan sistem mockumentary yang membuat filmnya lebih realistis.
"The Rite" sendiri berkisah tentang Michael Kovak (Colin O'Donoghue) yang merupakan seorang calon pastur muda. Michael dikirim dari sekolah kepasturannya di Amerika untuk belajar mengenai teknik pengusiran setan alias Exorcism di Vatikan. Michael sendiri sebenarnya adalah pemuda yang mengalami krisis keimanan. Dia lebih percaya pada hal ilmiah dan medis dibanding hal gaib macam exorcism. Karena itu dia menganggap pengusiran setan dengan bantuan pastur dan doa hanyalah lelucon dan baginya orang yang mengaku kesurupan hanyalah orang yang menderita gangguan psikologis. Disana Michael dipertemukan dengan pastur senior bernama Bapa Lucas (Anthony Hopkins) yang sudah sangat berpengalaman dalam pengusiran setan. Disanalah Michael mulai melihat secara langsung upacara pengusiran setan. Awalnya semua terlihat terkendali sampai akhirnya terungkap bahwa iblis yang ditangani oleh mereka berdua bukanlah iblis sembarangan.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar