10 WORST MOVIES OF 2011
Sebenarnya saya berniat meniadakan daftar film terburuk untuk tahun ini. Tapi demi menambah jumlah posting dan untuk menyambut tahun baru sekaligus untuk menunggu daftar film terbaik 2011 yang sepertinya akan sedikit terlambat (paling cepat tengah Januari) maka tidak ada salahnya saya memposting daftar film terburuk tahun ini. Yang harus digaris bawahi adalah ini bukan film terburuk secara keseluruhan, tapi ini hanyalah film yang saya anggap palign buruk diantara semua film yang saya tonton selama setahun ini. Sebelumnya saya pernah membuat daftar film yang paling saya tunggu di tahun 2011 yang pada akhirnya malah menyisakan berbagai kekecewaan karena beberapa film yang masuk daftar itu malah mengecewakan seperti Cars 2 yang untuk pertama kalinya jadi film Pixar yang tidak membekas bagi saya. Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides memang tidak buruk tapi tetap saya tidak sebaik yang saya harapkan. Hal yang sama juga terjadi pada sekuel Sherlock Holmes dan The Hangover yang kualitasnya dibawah film pertamanya. Cukup sudah cuap-cuapnya, ini dia 10 film terburuk 2011 versi Movfreak yang sebenarnya saya susun dengan agak kurang bersemangat ini.
MARTHA MARCY MAY MARLENE (2011)
Judul filmnya unik, terasa seperti gabungan nama perempuan. Dalam film ini sendiri nyaris tidak ada nama besar kecuali aktor John Hawkes (Winter's Bone) dan juga ada nama Elizabeth Olsen yang merupakan adik dari Mary-Kate dan Ashley Olsen dimana Elizabeth baru menajalani debutnya bermain film disini. Kisah dalam film ini adalah mengenai Martha (Elizabeth Olsen) yang baru saja kabur dari sebuah perkumpulan cult setelah selama 2 tahun ini tinggal disana. Selama 2 tahun ini juga sang kakak, Lucy (Sarah Paulson) selalu gagal menemukan keberadaan sang adik tersebut. Maka hal pertama yang dilakukan oleh Martha adalah menelepon sang kakak yang kemudian langsung membawa Martha untuk tinggal sementara waktu bersama dia dan suaminya, Ted (Hugh Dancy).
Kemudian kita akan diajak mengikuti plot yang maju mundur secara bergantian. Selain mengikuti keadaan dan kehidupan Marcy selama bersama Lucy dan Ted, kita juga akan diajak melihat bagaimana kehidupan Martha selama tinggal bersama kelompok cult yang dipimpin oleh Patrick (John Hawkes) tersebut. Perkumpulan tersebut memang awalnya terlihat menyenangkan dan ramah, tapi lama kelamaan banyak hal-hal yang tidak mengenakkan disana seperti pemerkosaan secara halus dan berbagai tindakan yang membuat Martha tertekan. Selama tinggal disana Martha dipanggil dengan nama Marcy May yang diberikan oleh Patrick. Berbagai perlakuan tersebut yang membuat Martha mengalami paranoia dan mungkin juga delusi walaupun sudah keluar dari tempat tersebut.
FRIGHT NIGHT (2011)
Pembuatan sebuah remake khususnya untuk film-film klasik memang masih jadi sebuah kontroversi karena seringkali hasil akhirnya justru merusak kualitas film originalnya. Tapi tidak bisa dipungkiri hal tersebut cukup bisa mengahsilkan banyak uang. Dalam film horror juga hal tersebut tidak berbeda dimana film-film klasik macam A Nightmare on Elm Street dan Friday the 13th sudah mendapatkan remake yang sangat disayangkan kualitasnya sangat sampah. Film garapan Craig Gillespie ini sendiri adalah remake dari film berjudul sama yang dirilis tahun 1985. Pentingkah membuat kembali film yang telah mendapat status cult-classic tersebut? Bisa ya bisa tidak. Dikatakan penting karena film ini berpotensi mengembalikan kengerian vampir menjadi makhluk penghisap darah yang mengerikan. Saya sendiri bukannya anti dengan modifikasi vampir di Twilight Saga, tapi jujur saya tetap merindukan kemunculan vampir sebagai penghisap darah yang ganas.
Charley Brewster (Anton Yelchin) yang dulunya termasuk golongan remaja cupu kini telah mulai berubah menjadi lebih gaul. Dia punya banyak teman dan yang paling penting dia bisa berkencan dengan Amy (Imogen Poots) yang cantik dan seksi. Tapi status barunya itu membuatnya meninggalkan teman lamanya termasuk Ed Lee (Christopher Mintz-Plasse) yang nerd. Ed berusaha memperingatkan Charley bahwa tetangga barunya, Jerry (Colin Farrell) adalah seorang vampir dan telah membunuh salah seorang teman mereka. Tentu saja Charley tidak percaya dan menganggap Ed konyol. Tapi lama kelamaan Charley mulai menyadari adanya keanehan dalam diri Jerry dan kini dirinyalah yang berada dalam posisi tidak dipercaya walaupun telah memperingatkan orang-orang termasuk Amy dan ibunya sendiri (Toni Collette).
THE IDES OF MARCH (2011)
Istilah "Ides of March" sendiri berasal dari sebutan untuk tanggal 15 Maret dalam penanggalan Romawi. Tapi istilah itu juga dikenal untuk menyebut hari dimana Julius Caesar tewas dibunuh dalam sebuah konspirasi besar. Menilik dari judulnya itu garis besar kisah dalam film yang disutradarai oleh George Clooney ini juga ada hubungannya dengan kejadian tersebut setidaknya dalam garis besar temanya yakni konspirasi yang terjadi dalam politik dan perebutan kekuasaan, hanya saja dalam film ini bukan kekaisaran Romawi yang diangkat tapi pemilu Presiden Amerika Serikat. Saya sendiri sangat tertarik akan film ini. Poster yang keren, dibintangi oleh dua aktor favorit saya yaitu Ryan Gosling dan George Clooney dimana Clooney juga menjadi sutradara dan membantu menulis naskah, lalu beberapa pemain pendukung yang tidak kalah besar namanya seperti Philip Seymour Hoffman, Paul Giamatti, Marisa Tomei hingga Evan Rachel Wood.
Daya tarik film ini makin berlanjut setelah mendapat tanggapan positif termasuk mendapat 4 nominasi di Golden Globe (Best Picture-Drama, Best Actor for Ryan Gosling, Best Director dan Best Screenplay). Berkisah mengenai Stephen Meyers (Ryan Gosling) yang merupakan manajer dalam kampanye untuk capres dari partai demokrat sekaligus sedang menjabat sebagai Gubernur Pensylvania Mike Morris (George Clooney). Meyers sendiri dianggap punya bakat dan masa depan yang cerah dalam bidang politik meskipun sangat terlihat dia adalah orang yang naif dan masih hijau dalam kerasnya politik. Dalam prosesnya, Morris sementara masih unggul tipis dari pesaingnya Pullman (Michael Mantell). Namun hasil di Ohio akan sangat menentukan hasil akhir dimana pihak yang menang disana berarti akan memenangkan pemilihan tersebut.
MISSION: IMPOSSIBLE - GHOST PROTOCOL (2011)
Melanjutkan tren 3 film sebelumnya, film keempat Mission: Impossible ini juga kembali berganti sutradara. Setelah secara berurutan ditangani oleh Brian de Palma, John Woo dan terakhir J.J. Abrams, kali ini sutradara yang biasanya menangani film animasi, Brad Bird (The Incredibles, Ratatouille) menjadi nahkoda film ini. J.J. Abrams sendiri kali ini bertindak sebagai produser bersama dengan sang bintang Tom Cruise. Bisa dibilang film ini juga jadi usaha seorang Tom Cruise mengembalikan kebintangannya setelah beberapa film terakhirnya termasuk Knight and Day tidak terlalu sukses di pasaran. Selain Cruise beberapa bintang lain juga turut meramaikan film ini seperti Simon Pegg, Jeremy Renner dan Michael Nyqvist.
Ethan Hunt (Tom Cruise) yang baru "bebas" dari penjara harus menjalani misi untuk mengambil dokumen rahasia di Kremlin, Moscow. Dalam misinya kali ini Hunt dibantu oleh Jane Carter (Paula Patton) dan Benji (Simon Pegg) yang kini telah menjadi agen lapangan. Tapi ditengah misi tiba-tiba terjadi ledakan disana dan Hunt menjadi tertuduh dalam peledakan tersebut. Tapi sebenarnya peledakan itu didalangi oleh Kurt Hendricks (Michael Nyqvist) yang berencana mewujudkan perang nuklir antara Amerika dan Russia. Dalam kondisi itu Presiden Amerika memberlakukan "Ghost Protocol" yang membuat IMF keberadaannya tidak diakui meskipun harus menjalankan misi. Kini Hunt dan tim yang dia kumpulkan termasuk William Brandt (Jeremy Renner) yang sebelumnya adalah seorang konsultan IMF harus berkeliling dunia untuk menghentikan usaha Hendricks sebelum perang nuklir pecah.
MEEK'S CUTOFF (2011)
Saya yakin tidak banyak orang yang menonton atau bahkan mendengar judul film ini. Padahal ada nama Michelle Williams dan Paul Dano disini. Tapi memang film arahan sutradara Kelly Reichardt ini kurang mendapat buzz sehingga kurang terdengar khususnya bagi kalangan penonton film mainstream. Meek's Cutoff juga tidak terlalu digubris dalam award season kali ini. Jikapun ada itu dikarenakan Michelle Williams yang mendapat nominasi untuk Best Actress dan itupun lebih condong kearah performanya di My Week with Marylin sebagai Marylin Monroe. Hal tersebut menyebabkan film ini jadi terasa sangat underrated padahal dari segi kualitas boleh diaktakan film ini patut jadi salah satu yang terbaik tahun ini meskipun akan sulit diikuti oleh banyak orang karena temponya yang lambat dan minim dialog.
Kisah dalam film ini diangkat dari sebuah kejadian nyata mengenai perjalanan sekelompok orang melintasi Oregon Trail yang terjadi pada 1845. Kelompok itu terdiri dari 3 pasang suami istri termasuk Solomon Tetherow (Will Patton) sang pimpinan dan istrinya Emily Tetherow (Michelle Williams). Dalam perjalanan tersebut mereka menyewa jasa Stephen Meek (Bruce Greenwood) sebagai penunjuk jalan. Tapi perjalanan itu mulai makin berat setelah memasuki minggu kelima dimana persediaan air mulai menipis. Padahal Meek berjanji akan bisa membawa mereka ke tempat tujuan dalam 2 minggu. Hal itu membuat mereka menjadi kurang percaya pada Meek bahkan sempat muncul rencana untuk membunuhnya meski akhirnya urung dilakukan.
SHERLOCK HOLMES: A GAME OF SHADOWS (2011)
Guy Ritchie merangkum kisah seorang Sherlock Holmes dengan gaya yang berbeda 2 tahun lalu. Menambahkan nuansa action dan karakterisasi yang cukup berbeda pula dari tokoh-tokohnya. Dengan menjadikan Robert Downey Jr. sebagai Sherlock Holmes jelas karakter seorang Holmes lebih kearah komedik dan jauh lebih eksentrik dibandingkan karakterisasi Holmes sebelumnya yang sebenarnya sudah agak eksentrik dibanding detektif lainnya. Tapi meskipun banyak terjadi perombakan dan bukan tidak mungkin arwah Conan Doyle berusaha bangkit dari kuburnya jika melihat film tersebut, saya menyukai film tersebut. Misteri yang disuguhkan dengan apik dan menarik untuk diikuti, balutan action yang porsinya pas, serta performa dari Downey Jr. dan Jude Law yang memberikan efek chemistry unik antara Holmes-Watson menjadikan film tersebut sangat menarik.
Hal itulah yang menyebabkan sekuelnya yang bertajuk A Game of Shadows ini jadi salah satu film paling dinanti tahun ini. Apalagi dalam sekuelnya ini karakter Professor James Moriarty yang merupakan musuh bebuyutan Sherlock muncul sebagai villain utama setelah sebelumnya hanya muncul sekilas tanpa terlihat mukanya. Ceritanya berpusat pada terjadinya berbagai kasus peledakan bom yang terjadi di berbagai tempat dan diduga didalangi oleh kelompok ekstrim anarkis. Tapi Sherlock Holmes (Robert Downey Jr.) punya hipotesis lain yang mana menurutnya dalang dibalik semua itu adalah Professor James Moriarty (Jared Harris). Sementara itu Holmes juga masih terlibat sebuah romansa pelik dengan Irene Adler (Rachel McAdams) yang dilain pihak bekerja untuk Moriarty.
TABLOID (2011)
Tahun 1977 muncul kasus yang cukup menggemparkan di Inggris yaitu sebuah kasus penculikan terhadap seorang penganut mormon yang mana kasus tersebut dikenal dengan sebutan "Mormon sex in chains case". Kasus itu sendiri sempat menjadi perbincangan terjadi persaingan antara beberapa tabloid khususnya "Dayly Mirror" dan "Daily Express". Jujur saya sendiri belum pernah mendengar kasus tersebut sebelum menonton film garapan Errol Morris ini. Singkat kasusnya kurang lebih adalah diawali pertemuan antara Joyce McKinney yang merupakan mantan Miss Wyoming dengan seorang pria bernama Kirk Anderson yang merupakan seorang penganut ajaran mormon. Keduanya lalu saling jatuh cinta dan sudah merencanakan pernikahan. Tapi tiba-tiba Kirk menghilang entah kemana. Merasa sangat kehilangan sang pujaan hati, Joyce memutuskan melakukan berbagai tindakan yang boleh dibilang cukup ekstrim.
Joyce awalnya menyewa jasa beberapa orang yang bisa disebut sebagai agen rahasia untuk melacak keberadaan Kirk. Lalu diketahui dia sekarang berada di Inggris dan tinggal sebagai salah seorang mormon missionairy. Joyce kemudian melakukan tindakan yang lebih ekstrim lagi dimana dia memutuskan untuk terbang ke Inggris bersama temannya bernama Keith dan seorang pilot sewaan dan juga seorang bodyguard. Mereka lalu memulai pencarian terhadap Kirk yang nantinya akan berujung pada sebuah kasus kontroversial dimana Kirk dinyatakan menghilang dan diculik oleh Joyce lalu kemudian diikat ke tempat tidur dan diperkosa oleh Joyce. Tapi menurut Joyce pemerkosaan sama sekali tidak terjadai karena menurutnya mereka berdua justru menjalani malam yang indah dan penuh akan cinta. Film ini mencoba menelusuri berbagai sumber termasuk Joyce dan beberapa media massa dan orang-orang yang terlibat dalam kasus itu untuk menarik fakta yang ada ke permukaan.
SPY KIDS: ALL THE TIME IN THE WORLD (2011)
Robert Rodriguez itu bagaikan sutradara yang punya dua sisi kepribadian. Satu sisinya adalah sisi gelap yang sering menghasilkan film-film gila yang cenderung mengarah ke eksploitasi seperti Machete, Sin City atau Planet Terror dan saya menyukai sisi tersebut. Sedangkan sisi yang satu adalah seorang sutradara yang gemar menghasilkan film-film anak yang terkadang terasa konyol. Memang ada film pertama Spy Kids yang terasa fresh dan menghibur, tapi film kedua dan ketiganya makin membosankan. Bahkan ada juga Shorts yang kurang menghibur sampai debut Taylor Lautner lewat The Advnetures of Sharkboy and Lavagirl. Sisi kedua ini kurang saya suka. Setelah tahun lalu menggebrak kembali lewat Machete, tahun ini Rodriguez memilih kembali ke sisi terangnya dengan melanjutkan franchise Spy Kids yang seharusnya sudah game over di seri ketiga.
Kini kisahnya beralih ke Marissa (Jessica Alba) yang merupakan agen rahasia terbaik yang sekarang dimiliki OSS. Tapi sayangnya dia memilih pensiun setelah melahirkan bayi. Marissa ingin meluangkan waktunya untuk sang bayi dan suaminya, Wilbur (Joe McHale) dan kedua anak tirinya Rebecca (Rowan Blanchard) dan Cecil (Mason Cook). Tapi usahanya tersebut lebih susah daripada menjadi seorang agen rahasia. Rebecca sangat membencinya dan tidak bisa menerima keberadaan sang ibu tiri. Sedangkan suaminya sibuk dengan pekerjaannya dalam reality show yang ironisnya merupakan acara untuk memburu mata-mata berjudul "Spy Hunter". Tapi selang setahun penjahat yang dulu dia ringkus, Tick-Tock (Jeremy Piven) berhasil kabur dan kini dia bersama seorang penjahat misterius bernama Timekeeper berusaha untuk mencuri waktu yang ada dan membuat dunia kiamat. Hal itu membuat Marissa dipanggil kembali dan kali ini kedua anak tirinya secara tidak sengaja ikut terseret dalam kasus tersebut.
A SEPARATION (2011)
Film tentang perpisahan tidaklah harus menjadi mellow dan banjir air mata. Film Iran garapn sutradara Asghar Farhadi ini adalah buktinya. Nader and Simin, A Separation atau yang sering disingkat menjadi A Separation ini juga berhasil memenangkan penghargaan tertinggi Golden Bear (Film Terbaik) di ajang Berlin Film Festival sekaligus Best Actor dan juga Best Actress pada ajang tersebut. Film ini berkisah mengenai sepasang suami istri, Nader (Peyman Moaadi) dan Simin (Leila Hatami) yang tengah menjalani proses perceraian padahal keduanya telah menikah selama 14 tahun dan termasuk keluarga yang ekonominya masuk golongan menengah keatas. Simin adalah pihak yang menggugat cerai. Alasannya adalah karena sang suami tidak mau pindah ke luar negeri, padahal menurut Simin rencana tersebut sudah mereka berdua rancang sejak lama dan perjuangan untuk mendapatkan surat-surat yang dibutuhkan juga tidaklah mudah tapi tiba-tiba Nader tidak bersedia untuk ikut. Nader beralasan bahwa dia harus menjaga ayahnya yang menderita alzheimer.
Tapi masalah tidak sampai disitu saja karena meskipun sudah bersedia diceraikan oleh Simin, Nader tidak bersedia jika puteri mereka,Termeh (Sarina Farhadi) ikut ibunya keluar negeri. Padahal menurut Simin alasannya ngotot pindah keluar negeri adalah supaya puterinya tersebut bisa mendapat masa depan yang lebih baik. Tapi karena hukum di Iran yang boleh dibilang masih menempatkan pria sebagai pihak yang lebih otoriter,maka Simin tetap tidak bisa dengan mudah mendapatkan perceraian yang dia inginkan dan membawa Termeh ikut bersamanya. Pada akhirnya hakin menolak gugatan yang diajukan Simin. Tapi itu bukan berarti masalah selesai karena setelah itu Simin memilih berpisah dengan suaminya dan tinggal dirumah sang ibu.
Tapi masalah tidak sampai disitu saja karena meskipun sudah bersedia diceraikan oleh Simin, Nader tidak bersedia jika puteri mereka,Termeh (Sarina Farhadi) ikut ibunya keluar negeri. Padahal menurut Simin alasannya ngotot pindah keluar negeri adalah supaya puterinya tersebut bisa mendapat masa depan yang lebih baik. Tapi karena hukum di Iran yang boleh dibilang masih menempatkan pria sebagai pihak yang lebih otoriter,maka Simin tetap tidak bisa dengan mudah mendapatkan perceraian yang dia inginkan dan membawa Termeh ikut bersamanya. Pada akhirnya hakin menolak gugatan yang diajukan Simin. Tapi itu bukan berarti masalah selesai karena setelah itu Simin memilih berpisah dengan suaminya dan tinggal dirumah sang ibu.
HORRIBLE BOSSES (2011)

Setiap bawahan dalam perusahaan atau apapun konteksnya pasti pernah merasakan rasa kesal yang sampai dalam taraf kebencian luar biasa kepada bos atau atasannya entah itu karena bos mereka galak, tidak adil dan berbagai macam alasan lainnya yang menjadikan sang bos seolah monster mengerikan sekaligus menyebalkan. Tidak jarang pula para bawahan tersebut berimajinasi andaikan bos mereka hilang, mati atau bahkan sampai pada imajinasi paling liar dimana mereka membayangkan bahwa mereka bisa melampiaskan rasa kesal mereka dengan membunuh si bos dengan tangan mereka sendiri. Hal itulah yang kurang lebih mendasari premis film yang disutradarai oleh Seth Gordon ini. Gordon yang sebelumnya menyutradarai Four Christmases yang tidak terlalu bagus itu mencoba melampiaskan emosi dan kemarahan para karyawan tertindas lewat film yang memiliki ensemble cast ini.
Nick (Jason Bateman), Dale (Charlie Day) dan Kurt (Jason Sudeikis) adalah 3 orang sahabat yang punya masalah yang kurang lebih sama di tempat mereka bekerja, yaitu mereka sama-sama membenci bos masing-masing. Nick yang sudah bertahun-tahun bekerja keras tiap hari sampai melewatkan momen terakhir sebelum neneknya meninggal justru tidak mendapat kenaikan pangkat. Bahkan bosnya, Dave (Kevin Spacey) bukannya menaikkan pangkatnya atau setidaknya menghargai usahanya justru terus memperlakukannya dengan kejam. Lalu ada Dale yang bekerja sebagai asisten dokter gigi di tempat praktek milik Dr.Julia (Jennifer Aniston). Yang membuat Dave terganggu adalah perilaku Julia yang merupakan maniak tentang hal-hal berbau seksual dan selalu menggodanya dengan berbagai olok-olok yang menyerempet kearah seksual sehingga Dave merasa telah menerima pelecehan seksual dari bosnya. Apalagi dia juga merasa tidak enak dengan tunangannya.
Nick (Jason Bateman), Dale (Charlie Day) dan Kurt (Jason Sudeikis) adalah 3 orang sahabat yang punya masalah yang kurang lebih sama di tempat mereka bekerja, yaitu mereka sama-sama membenci bos masing-masing. Nick yang sudah bertahun-tahun bekerja keras tiap hari sampai melewatkan momen terakhir sebelum neneknya meninggal justru tidak mendapat kenaikan pangkat. Bahkan bosnya, Dave (Kevin Spacey) bukannya menaikkan pangkatnya atau setidaknya menghargai usahanya justru terus memperlakukannya dengan kejam. Lalu ada Dale yang bekerja sebagai asisten dokter gigi di tempat praktek milik Dr.Julia (Jennifer Aniston). Yang membuat Dave terganggu adalah perilaku Julia yang merupakan maniak tentang hal-hal berbau seksual dan selalu menggodanya dengan berbagai olok-olok yang menyerempet kearah seksual sehingga Dave merasa telah menerima pelecehan seksual dari bosnya. Apalagi dia juga merasa tidak enak dengan tunangannya.
THE RAID (2012)
The Raid sudah sejak lama memancing antusiasme tidak hanya saya tapi pastinya semua penikmat film ataupun orang awam di negeri ini. Bagaimana tidak, lihat saja prestasinya di luar negeri yang mampu memenangkan "People's Choice Award" di "Midnight Madness" yang diadakan saat Toronto International Film Festival lalu. Kemudian lihat trailer-nya yang begitu keren dan dibalut scoring dari seorang Mike Shinoda. Kemudian film ini sudah resmi akan dibuat remake-nya oleh Hollywood. Karena itu saat film ini diputar perdana di Indonesia saat INAFF lalu penonton langsung membludak dimana sayangnya saya tidak bisa menonton saat itu karena faktor lokasi dan kesibukan.
Sampai akhirnya Jogja Asian Film Festival (JAFF) membawa film ini kemarin dan tentunya saya tidak melewatkan kesempatan itu dimana lagi-lagi film ini sukses membuat penonton membanjiri antrian dan tiket yang berjumlah hampir 400 itu ludes tidak sampai 20 menit. Tapi apakah hasilnya memang memuaskan? Untuk ceritanya saya rasa semua orang sudah tahu dan saya tidak perlu menyinggungnya panjang lebar lagi. Intinya adalah sebuah tim khusus yang dipimpin Jaka (Joe Taslim) mendapat tugas untuk menyerbu sebuah gedung yang menjadi sarang para penjahat kelas kakap di Jakarta. Gedung itu dipimpin oleh Tama (Ray Sahetapy) yang dikenal sebagai raja dunia hitam. Dalam misi itu ikut juga seorang rookie bernama Rama (Iko Uwais) yang juga mempunyai tujuan lain dalam penyerbuan itu. Awalnya penyerbuan berjalan lancar sampai kemudian kedatangan mereka diketahui dan akhirnya malah tim itu yang jadi sasaran pembantaian oleh para penjahat yang tinggal disana. Misi penyerbuan itu berubah jadi misi untuk kabur dan keluar dari gedung itu hidup-hidup.
THE GUARD (2011)
Brendan Gleeson mungkin paling dikenal dalam perannya sebagai Mad-Eye di franchise Harry Potter, tapi saya paling menyukai penampilannya dalam sebuah film komedi hitam berjudul In Bruges. Selain filmnya yang memang sangat lucu, penampilan Gleeson disitu sangat menarik perhatian. Kali ini dia kembali bermain dalam black comedy lainnya tapi bukan Belgia setting-nya, tapi berpindah ke Irlandia. Selain Gleeson, ada juga nama Don Cheadle dan Mark Strong yang bermain disini. Sutradaranya sendiri adalah John McDonagh yang merupakan adik dari Martin McDonagh yang merupakan sutradara dari In Bruges. Apakah dengan faktor tersebut dan membawa juga Brendan Gleeson film ini akan sama lucunya?
Sersan Gerry Boyle (Gleeson) yang merupakan polisi Irlandia yang unik dan terkadang rasis menghadapi sebuah kasus pembunuhan yang tidak biasa dan diduga dilakukan oleh pembunuh berantai. Disamping itu juga dia harus memburu buronan internasional yang akan menyelundupkan narkoba. Dalam kasus itu dia dibantu oleh seorang agen FBI bernama Wendell (Don Cheadle). Kedua orang ini awalnya tidak bisa saling bekerja sama dimana Wendell tidak menyukai Boyle yang memang seringkali mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas menurut Wendell. Tapi ternyata Boyle yang selalu diremehkan dan dianggap bodoh justru menjadi salah satu ancaman bagi para buronan tersebut.
Sersan Gerry Boyle (Gleeson) yang merupakan polisi Irlandia yang unik dan terkadang rasis menghadapi sebuah kasus pembunuhan yang tidak biasa dan diduga dilakukan oleh pembunuh berantai. Disamping itu juga dia harus memburu buronan internasional yang akan menyelundupkan narkoba. Dalam kasus itu dia dibantu oleh seorang agen FBI bernama Wendell (Don Cheadle). Kedua orang ini awalnya tidak bisa saling bekerja sama dimana Wendell tidak menyukai Boyle yang memang seringkali mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas menurut Wendell. Tapi ternyata Boyle yang selalu diremehkan dan dianggap bodoh justru menjadi salah satu ancaman bagi para buronan tersebut.
69th GOLDEN GLOBE AWARDS NOMINATIONS LIST
Musim awards untuk film-film tahun 2011 sudah dimulai. Seperti biasa sebelum Oscaryang jadi puncaknya tahun depan, Golden Globe akan jadi sorotan terlebih dahulu. Golden Globe akan diumumkan pemenangnya pada 15 Januari 2012. Tapi sebelum itu ini lebih baik kita simak dahuludaftar nominasinya. Film Prancis The Artist yang cukup fenomenal karena penggunaan medium hitam putih dan tanpa suara alias film bisu memimpin daftar perolehan dengan meraih 6 nominasi disusul oleh The Help dengan 5 nominasi. George Clooney cukup berjaya karena 2 filmnya meraih cukup banyak nominasi dimana The Descendants meraih 5 nominasi dan The Ides of March dimana dia menajdi sutradara meraih 4 nominasi. Sedangkan pemenang palm emas di Cannes lalu, The Tree of Life justru sama sekali tidak tersentuh nominasi. Tidak terlalu mengejutkan karena film seperti itu memang sepertinya tidak terlalu sesuai dengan selera juri-juri. Berikut ini daftar lengkapnya:
THE DEBT (2011)
Sekali lagi remake oleh Hollywood kali ini dari film Israel rilisan tahun 2007 yang berjudul sama. Tapi remake yang satu ini cukup potensial karena disutradarai oleh John Madden (Shakespeare in Love) dan naskahnya ditulis oleh Matthew Vaughn (Kick-Ass, X-men: First Class). Selain itu didalamnya juga ada nama seorang Helen Mirren dan Tom Wilkinson sehingga film ini punya potensi untuk menjadi sebuah thriller yang menarik karena pada dasarnya film aslinya juga adalah film yang mendapat kritikan positif dan mendapat beberapa nominasi penghargaan. Jadi apakah pada akhirnya The Debt akan jadi sebuah remake yang berhasil atau justru jatuh seperti banyak remake lainnya?
Sarah (Romi Aboulafia) baru saja merilis buku terbarunya yang mengisahkan tentang cerita heroik mengenai ibunya, Rachel (Helen Mirren) yang 31 tahun lalu bersama mantan suaminya, Stefan (Tom Wilkinson) dan rekannya David (Ciaran Hinds) pernah menyelesaikan sebuah misi untuk menangkap seorang penjahat perang bernama Dieter Vogel (Jesper Christensen) yang pernah melakukan berbagai tindakan sadis terhadap kaum Yahudi pada Perang Dunia II. Tapi sebenarnya dibalik keberhasilan itu ada sebuah kebohongan yang telah tersimpan selama 31 tahun dalam misi tersebut dan kebohongan itu perlahan mulai terkuak.
LIFE IN A DAY (2011)
Sebuah film dokumenter yang aslinya terdiri dari 4.500 jam footage yang dikirim oleh 80.000 orang dari 192 negara lewat YouTube. Semua video tersebut terdiri dari kegiatan yang dilakukan oleh para pengirim video tersebut pada tanggal 24 Juli 2010. Dalam film yang diproduseri oleh Ridley Scott ini kita akan bisa melihat segala kegiatan yang dilakukan oleh para pengirim video tersebut selama sehari pada tanggal tersebut mulai dari kegiatan biasa seperti bangun tidur, bekerja, berinteraksi dengan orang-orang lain dan sebagainya. Sebuah ide yang saya ingat pernah diungkapkan oleh tokoh yang dimainkan Ethan Hawke di film "Before Sunrise". Tapi bukankah kegiatan sehari-hari manusia akan membosankan untuk ditonton jika dibandingkan dengan keseharian hewan-hewan? Tapi ternyata tidak.
Berkat arahan dari sutradara Kevin Macdonald dan editing yang dilakukan dengan begitu rapi dan jeli oleh Joe Walker, kegiatan keseharian yang tampil dalam film ini jadi begitu menarik bahkan menyentuh. Ada pernyataan dan rasa cinta, ada juga rasa takut, rindu, sedih dan hal-hal lain yang dari kita sendiri sebagai penonton pasti sudah pernah mengalaminya tiap hari. Yang membuat dokumenter ini begitu dekat dengan penonton adalah karena semua emosi dan perasaan yang ada muncul karena berbagai kejadian yang sudah biasa terjadi dalam keseharian manusia. Rasa cinta yang muncul disaat berinteraksi dengan orang-orang terdekat, rasa sedih karena tidak bisa bertemu dengan mereka yang berharga dan lain-lain.
PUSS IN BOOTS (2011)
Pihak Dreamworks jelas masih belum mau berpisah sepenuhnya dengan franchise Shrek. Namun mereka juga sadar bahwa meneruskan petualangan si Ogre hijau pasti akan cukup beresiko mengingat film keempatnya meski sukses secara finansial tapi dari segi kualitas adalah yang terburuk. Maka dibuatlah spin-off untuk karakter Puss in Boots yang merupakan karakter favorit dalam franchise tersebut disamping Shrek sendiri. Karakter si kucing yang memakai sepatu boot ini mulai menarik perhatian sejak kemunculannya di film kedua Shrek dengan tatapan matanya yang menggemaskan dan kemampuannya memainkan pedang. Cerita dalam film ini mengambil kisah sebelum kemunculannya di "Shrek 2", apalagi kalau bukan sejarah awal sang Puss.
Puss in Boots adalah seekor kucing yang jadi buronan oleh banyak pihak. Suatu hari Puss mendapat kabar bahwa duo penjahat yang ditakuti, Jack & Jilll baru saja mendapatkan kacang ajaib yang selama ini telah lama dia cari dan selalu gagal dia temukan. Dalam pencariannya, Puss bertemu dengan seekor kucing pencuri betina bernama Kitty Softpaws yang juga berniat mencuri kacang tersebut. Yang membuat Puss terkejut adalah kenyataan bahwa Kitty bekerja sama dengan Humpty Dumpty yang dulu sempat menjadi sahabat baiknya tapi kemudian persahabatan itu pecah saat Humpty mengkhianati Puss. Tapi demi mencapai mimpi mereka semasa kecil yaitu mendapatkan kacang ajaib tersebut, maka pada akhirnya Puss bersedia bekerja sama dengan Humpty dan Kitty.
SLEEPING BEAUTY (2011)
Membaca judulnya saya sempat mengira film debut dari Julia Leigh ini adalah adaptasi atau lebih tepatnya modernisasi terhadap dongeng Putri Tidur sama seperti yang dilakukan "Red Riding Hood" ataupun "Beastly" yang tidak hanya memodernisasikan dongeng tapi juga merusak dongeng tersebut karena kualitas filmnya hancur. Tapi ternyata film yang diputar perdana di Cannes Film Festival ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan dongeng tersebut. Cerita dalam film ini adalah murni ditulis oleh Julia Leigh. Disini memang ada wanita cantik yang tertidur tapi bukan seorang puteri melainkan seorang wanita cantik yang bekerja didunia prostitusi. Jangan harap juga ada pangeran tampan yang akan mencium sang puteri tidur, karena pria yang menciumi sang wanita cantik adalah para pria tua yang bahkan kemaluannya sudah tidak bisa ereksi dan berukuran amat kecil. Jadi bagaimanakah sebenarnya detail cerita dari film ini?
Lucy (Emily Browning) adalah seorang mahasiswi yang mempunyai banyak pekerjaan part time mulai dari sebagai relawan dalam sebuah penelitian yang dilakukan seorang dokter muda, dia juga menjadi seorang waitress dan bekerja juga di sebuah perusahaan. Tapi Lucy tetap mengalami masalah keuangan karena ibunya yang mabuk-mabukan selalu meminta uang padanya. Dia juga bermasalah dengan pemilik rumah yang kamarnya dia sewa. Hal itulah yang membuatnya tertarik saat dia membaca sebuah lowongan yang tercetak disebuah surat kabar. Lalu Lucy bertemu dengan Clara (Rachel Blake) yang menjadi pimpinan dalam pekerjaan tersebut. Pekerjaan itu mengharuskan Lucy untuk tidur dibawah pengaruh obat. Kemudian saat dia tidur para pria yang menjadi klien boleh melakukan apapun pada tubuhnya asalh tidak melakukan "penetrasi" dan tidak boleh meninggalkan bekas pada tubuh Lucy. Diluar pekerjaannya itu Lucy juga menjalin sebuah hubungan pertemanan yang unik dan aneh dengan seorang pria bernama Birdmann (Ewen Leslie).
Apakah sebenarnya yang diceritakan oleh "Sleeping Beauty"? Apakah mengenai gambaran wanita yang menjadi pihak yang lemah dalam hubungan seks dengan para pria? Atau mengenai hubungan tua dan muda? Apapun itu seharusnya film ini bisa tampil lebih menarik lagi jika ingin menampilkan pesan yang ada dengan tidak gamblang dan penuh metafor seperti ini. Pengemasan yang kurang menarik, perasaan sepi yang tidak menenangkan tapi cenderung membosankan membuat saya merasa malas dulu untuk mengungkap apa yang ingin disampaikan oleh Julia. Coba bandingkan dengan "Tree of Life" yang meskipun terasa nyeni dan lebih abstrak tapi penyampaiannya yang menarik dari segala aspek membuat saya betah mengungkap segala simbol dalam film tersebut. Sedangkan dalam "Sleeping Beauty" nuansa sepi yang ada justru memberikan kebosanan dan seringkali terjadi juga pengulangan momen atau adegan yang membuat saya nyaris mengikuti Lucy untuk tertidur.
Ketidakjelasan juga terjadi dalam hubungan antar karakternya khususnya pada hubungan Lucy dan Birdmann. Ending film ini juga mendapat sorotan dan perdebatan banyak pihak. Saya sendiri kurang bisa menangkap maksud ending film ini karena selain memang membingungkan saya sudah merasa malas sendiri untuk mencoba memecahakan maksudnya setelah pertengahan film yang membosankan. Tapi meskipun terasa banyak kekurangan, harus diakui ide cerita yang dibawa oleh Julia dalam film ini terasa segar dan orisinil. Fakta bahwa film ini adalah film tentang seks tapi tidak menampilkan satupun adegan seks juga unik. Hanya saja usaha dan eksperimen yang dialakukan dalam mengemas film inilah yang kurang berhasil dan mengurangi nilai positif yang telah dipunyai oleh premisnya.
Akting seorang Emily Browning juga patut diacungi jempol. Tipikal Lucy memang terasa memiliki persamaan dengan karakter Babydoll yang dia mainkan di "Sucker Punch", tapi perasaan hampa dan sepi yang terpancar di wajahnya juga totalitasnya untuk berani tampil tanpa busana di banyak adegan dan digerayangi tubuhnya oleh banyak pria membuat aktingnya disini pantas mendapat apresiasi lebih. Secara keseluruhan "Sleeping Beauty" adalah sebuah eksperimen yang kurang berhasil dari Julia Leigh. Bagus di ide dasar tapi lemah pada eksekusinya.
TAXI DRIVER (1976)
Sebelum sering berkolaborasi dengan Leonardo DiCaprio, Martin Scorsese sudah lebih dahulu sering berkolaborasi dengan aktor lain, yaitu Robert De Niro dimana mereka secara total telah 8 kali melakukan kolaborasi. "Taxi Driver" ini adalah kolaborasi kedua mereka setelah "Mean Streets" 3 tahun sebelumnya. Lewat film ini jugalah De Niro mendapatkan nominasi Oscar pertamanya untuk "Best Actor" setelah 2 tahun sebelumnya memenangkan "Best Supporting Actor" dalam "The Godfather Part II". Dalam film yang memenangi pengahrgaan Palm Emas di Cannes ini jugalah nama Jodie Foster terangkat dan mendapat nominasi Oscar untuk "Best Supporting Actress".
Travis Bickle (Robert De Niro) adalah seorang mantan marinir yang mempunyai masalah dengan amnesia yang diidapnya. Hal itulah yang membuatnya selalu berkeliling kota pada malam hari dan menjumpai berbagai hal kotor yang dibencinya seperti jual beli drugs sampai pelacuran. Tapi ironisnya Travis juga sering menghabiskan waktunya dengan menonton film porno di bioskop. Pada akhirnya dia menggunakan waktunya di malam hari sebagai seorang supir taksi. Travis juga sempat menjalin hubungan dengan seorang wanita bernama Betsy (Cybill Shepherd) yang merupakan salah satu tim sukses dari salah seorang calon presiden. Selain itu Travis juga bertemu dengan seorang pelacur berusia 12 tahun bernama Iris (Jodie Foster) yang menggugah kesadaran Travis tentang berbagai kerusakan yang terjadi disana dan berusaha mengakhiri semuanya dengan jalannya sendiri.
MR. POPPER'S PENGUINS (2011)
Pamor Jim Carrey sedang mengalami penurunan. Jika dibandingkan dengan komedian lainnya macam Adam Sandler yang rutin merilis film tiap tahun dan selalu sukses secara komersial, Carrey memang tengah meredup. Hal itu bisa dilihat juga dari jumlah filmnya akhir-akhir ini dimana terakhir dia muncul adalah 2 tahun lalu lewat "A Christmas Carol". Saya sendiri cukup menyukai komedian yang satu ini karena muka karetnya yang meski banyak dibilang orang menyebalkan tapi tetap cukup ampuh membuat saya tertawa. Bahkan kemampuan akting Carrey dalam film drama macam "Eternal Sunshine of the Spotless Mind" atau "The Truman Show" juga telah teruji. Maka dari itu film yang diadaptasi dari sebuah buku anak-anak berjudul sama ini bisa dibilang menjadi usaha Carrey mengembalikan pamornya. Apalagi kisah dalam film ini memang sederhana dan bisa dikonsumsi semua kalangan.
Seperti yang sudah saya bilang tadi, kisahnya amat sederhana. Tom Popper (Jim Carrey) adalah seorang agen real estate yang tengah mendaki kesuksesan. Kesuksesan itu jugalah yang membuatnya sibuk bekerja dan membuatnya kurang meluangkan waktu dengan kedua anaknya yang tinggal dengan sang mantan istri (Carla Gugino). Semuanya mulai berubah semenjak Tom mendapat kiriman paket yang berisis 6 ekor penguin dari mendiang ayahnya yang semasa Tom kecil dulu selalu berkeliling dunia dan membuatnya jarang berhubungan dengan anaknya bahkan sebelum meninggal sang anak juga hanya tahu bahwa ayahnya menghilang dan tidak ada kabar. 6 ekor penguin itu memang merepotkan Tom, tapi justru kehadiran mereka membuat hubungannya dengan keluarganya membaik. Tapi disisi lain karirnya justru dalam bahaya saat Tom harus bisa "menggusur" sebuah restoran yang mempunyai kenangan tersendiri bagi masa kecilnya.
SOME LIKE IT HOT (1959)
Siapa sih yang tidak kenal nama Marylin Monroe? Mulai dari sensualitasnya hingga dianggap sebagai ikon seks pada jamannya. Siapa juga yang tidak pernah melihat gambar Marylin Monroe memegangi roknya yang tertiup angin itu? Segala cerita tentangnya tidak pernah hilang. Bahkan tentang kematiannya sekalipun. Tapi baru pada film inilah untuk pertama kalinya saya menyaksikan penampilan seorang Marylin Monroe dalam filmnya. "Some Like it Hot" sendiri hingga sekarang sering dianggap sebagai film komedi terbaik yang pernah dibuat. Menampilkan cross dressing sebagai jualan utama (selain Marylin Monroe tentunya) untuk mengumbar kelucuan, film ini jauh dari kesan kasar atau murahan seperti yang sering kita jumpai dalam film komedi Hollywood lain yang menampilkan tema serupa.
Ceritanya mengenai 2 orang musisi, Joe (Tony Curtis) dan Jerry (Jack Lemmon) yang menjadi saksi atas sebuah pembantaian yang dilakukan oleh seorang gansgter dari Chicago bernama Spats (George Raft). Hal itu membuat nyawa mereka terancam bahaya. Pada akhirnya supaya bisa menyelamatkan diri, mereka mengambil sebuah langkah yang nekat sekaligus konyol, yaitu menyamar menajdi 2 orang musisi wanita yang akan manggung di Florida. Joe menjadi Josephine sedangkan Jerry menjadi Daphne. Dalam penyamaran tersebut mereka juga bertemu dengan penyanyi bernama "Sugar" Kane Kowalczyk (Marylin Monroe). Tentunya penyamaran mereka berujung pada berbagai kejadian konyol dan lucu. Apalagi disaat keduanya makin dekat dengan Sugar
FEAR (S) OF THE DARK (2007)
Film horror yang ditampilkan dalam teknik animasi? Bukan hal yang baru tapi masih sangat jarang ditemukan apalagi dalam bentuk film panjang karena biasanya film animasi horror lebih sering ditampilkan dalam bentuk short movie. Tapi sebenarnya film asal Prancis yang punya judul asli "Peur(s) du Noir" ini juga bukan murni film panjang tapi merupakan antologi yang terdiri dari 6 film pendek yang ditangani 6 sutradara berbeda juga. Tapi boleh dikatakan film ini bukanlah murni horor karena nuansa eksperimental sangat kental terasa didalamnya dan bukan tidak mungkin para penonton yang berharap mendapat sajian kengerian tanpa harus berpikir akan kecewa pada film ini.
Cerita pertama berkisah mengenai seorang pria yang sedang berbaring ditempat tidur dan sepertinya kondisi kesehatannya sedang buruk. Disitu dia mengingat masa lalunya mulai saat dia kecil dan menemukan sebuah spesies serangga misterius yang dia bawa pulang lalu kemudian hilang, sampai saat dia berkuliah dan mulai dekat dengan seorang gadis yang dia cintai. Tapi lama kelamaan ada yang tidak beres dengan gadis tersebut. Kisah kedua mengenai seorang gadis cilik yang sedang menjalani sebuah terapi yang membuatnya mengalami mimpi-mimpi mengerikan dari masa lalunya. Kisah ketiga mengisahkan tentang kejadian hilangnya banyak warga disuatu tempat dan dicurigai ada makhluk buas yang menculik atau membunuh warga-warga yang hilang tersebut. Kemudian cerita keempat mengenai seorang pria yang berada sendirian dalam rumah yang gelap dan kegelapan itu mulai menciptakan suasana ngeri untuknya.
CLOSE ENCOUNTERS OF THE THIRD KIND (1977)
Melalui "Jaws" seorang Steven Spielberg mulai diperhitungkan sebagai salah satu sutradara berbakat, tapi melalui film inilah nama Spielberg benar-benar terangkat dimana nominasi Oscar untuk "Best Director" pertama kali didapatkannya walaupun kalah oleh Woody Allen. Melalui film ini juga Spielberg yang saat itu baru berusia 29 tahun mulai meraih nama sebagai sutradara khas science fiction. Dengan naskah yang dia tulis dengan menggabungkan unsur science fiction mengenai kedatangan alien dan unsur keluarga dalam filmnyyang kelak akan dikenal sebagai ciri khas seorang Spielberg dalam filmnya, kemegahan film ini juga ditopang oleh Douglas Trumbull ("2001: A Space Odyssey", "Blae Runner", "The Tree of Life") yang menjadi visual effect supervisor.
Film dibuka dengan kedatangan beberapa ilmuwan di sebuah padang pasir bernama Sonora yang terletak di bagian Barat Laut Meksiko. Disana mereka dikejutkan dengan ditemukannya pesawat-pesawat tempur yang diketahui telah hilang sejak tahun 1945. Anehnya lagi pesawat tersebut masih terlihat baru dan bisa menyala walaupun awak-awaknya tidak ditemukan jejaknya. Ditempat lain di Indianapolis, air traffic control center disana mendapat laporan dari 2 pesawat yang mengatakan meliaht dan nayris bertabrakan dengan sebuah benda misterius yang bercahaya terang. Sementara itu beberapa warga sipil juga mengalami pengalaman-pengalaman aneh yang serupa.
DRIVING MISS DAISY (1989)
Ada banyak cerita yang ditinggalkan oleh film ini khususnya pada ajang Oscar. Selain menjadi satu-satunya pemenang "Best Picture" yang ceritanya diadaptasi dari naskah Broadway, "Driving Miss Daisy" juga menjadi film terakhir yang memenangkan kategori tersebut yang memiliki rating PG. Jessica Tandy yang menjadi pemeran utama juga mencatatkan dirinya sebagai nominator sekaligus pemenang tertua dalam kategori "Best Actress" dimana saat itu dia telah berumur 81 tahun. Cerita yang ditawarkan sebenarnya sederhana dan tidaklah rumit sama sekali, yaitu mengenai Miss Daisy (Jessica Tandy), wanita tua berumur 72 tahun yang tinggal hanya bersama pelayannya Idella (Esther Rolle) setelah suaminya meninggal dan puteranya, Boolie (Dan Aykroyd) yang tinggal bersama istrinya.
Daisy sendiri bukanlah wanita tua yang ramah. Dia seringkali bersikap ketus kepada orang lain. Dia juga tidak ingin dianggap lemah dan merasa mampu melakukan semua hal sendiri. Hal itulah yang membuat dia menolak saran anaknya untuk menyewa jasa supir setelah Daisy merusakkan mobil yang dia kendarai. Pada akhirnya Boolie menyewa jasa Hoke (Morgan Freeman) untuk menjadi supir pribadi bagi ibunya. Tentu saja awalnya Daisy tidak menyukai kehadiran Hoke dan selalu bersikap ketus dan menolak untuk diantar naik mobil. Tapi keuletan dan kesabaran Hoke yang pada akhirnya membuat mereka berdua bisa akrab bahkan lebih dari sekedar majikan dan supir tapi lebih seperti sahabat baik. Padahal Daisy adalah seorang Yahudi sedangkan Hoke adalah pria kulit hitam yang tentunya persahabatan keduanya terlihat aneh pada masa itu (tahun 40-an) dimana rasisme masih amat kental di Amerika.
Daisy sendiri bukanlah wanita tua yang ramah. Dia seringkali bersikap ketus kepada orang lain. Dia juga tidak ingin dianggap lemah dan merasa mampu melakukan semua hal sendiri. Hal itulah yang membuat dia menolak saran anaknya untuk menyewa jasa supir setelah Daisy merusakkan mobil yang dia kendarai. Pada akhirnya Boolie menyewa jasa Hoke (Morgan Freeman) untuk menjadi supir pribadi bagi ibunya. Tentu saja awalnya Daisy tidak menyukai kehadiran Hoke dan selalu bersikap ketus dan menolak untuk diantar naik mobil. Tapi keuletan dan kesabaran Hoke yang pada akhirnya membuat mereka berdua bisa akrab bahkan lebih dari sekedar majikan dan supir tapi lebih seperti sahabat baik. Padahal Daisy adalah seorang Yahudi sedangkan Hoke adalah pria kulit hitam yang tentunya persahabatan keduanya terlihat aneh pada masa itu (tahun 40-an) dimana rasisme masih amat kental di Amerika.
SANG PENARI (2011)
Walaupun belum pernah membacanya, saya yakin semua orang sudah tahu tentang novel trilogi "Ronggeng Dukuh Paruk" yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Tahun ini untuk ketiga kalinya novel tersebut diadaptasi dalam sebuah film setelah sebelumnya film "Dara" dan "Mahkota Ronggeng" yang muncul. Film ini disutradari oleh Ifa Isfansyah yang dulu angkat nama lewat "Garuda di Dadaku" serta dibintangi Oka Antara, Slamet rahardjo, Tio Pakusadewo, Lukman Sardi, serta Prisia Nasution yang sering wara-wiri di FTV milik SCTV. Ber-setting di tahun 60-an di Dukuh Paruk yang merupakan desa yang miskin, Srintil (Prisia Nasution) bercita-cita menjadi seorang ronggeng. Selain karena kagum dan suka akan tarian, Srintil juga ingin memperbaiki nama orang tuanya yang tercoreng setelah dahulu menyebabkan ronggeng sebelumnya tewas keracunan tempe bongkrek buatan mereka.
Sementara itu, Rasus (Oka Antara) yang juga adalah teman Srintil sejak kecil tidak menyukai keinginannya untuk menjadi seorang ronggeng yang akan membuat tubuh Srintil bisa dinikmati pria manapun layaknya pohon kelapa yang bisa dipanjat siapapun seenaknya. Keduanya juga sebenarnya saling mencintai. Tapi karena keinginannya yang kuat, Rasus terpaksa merelakan Srintil menjadi seorang ronggeng yang dengan cepat menjadi idola dan pujaan di kampungnya dan tentu saja membuat banyak lelaki mau membayar tinggi untuk bisa berubungan badan dengan sang ronggeng. FYI, bisa tidur dengan ronggeng adalah kebanggaan bahkan istri-istri disana ikut berharap suaminya bisa berhubungan badan dengan ronggeng karena bisa membawa rejeki. Rasus sendiri akhirnya memilih meninggalkan Dukuh Paruk dan menjadi tentara. Cinta keduanya mulai terpisah dan kembali dipertemukan dalam kondisi yang tidak menyenangkan.
Sementara itu, Rasus (Oka Antara) yang juga adalah teman Srintil sejak kecil tidak menyukai keinginannya untuk menjadi seorang ronggeng yang akan membuat tubuh Srintil bisa dinikmati pria manapun layaknya pohon kelapa yang bisa dipanjat siapapun seenaknya. Keduanya juga sebenarnya saling mencintai. Tapi karena keinginannya yang kuat, Rasus terpaksa merelakan Srintil menjadi seorang ronggeng yang dengan cepat menjadi idola dan pujaan di kampungnya dan tentu saja membuat banyak lelaki mau membayar tinggi untuk bisa berubungan badan dengan sang ronggeng. FYI, bisa tidur dengan ronggeng adalah kebanggaan bahkan istri-istri disana ikut berharap suaminya bisa berhubungan badan dengan ronggeng karena bisa membawa rejeki. Rasus sendiri akhirnya memilih meninggalkan Dukuh Paruk dan menjadi tentara. Cinta keduanya mulai terpisah dan kembali dipertemukan dalam kondisi yang tidak menyenangkan.
CHINATOWN (1974)
Seorang private investigator bernama J.J. Gittes (Jack Nicholson) disewa oleh seorang wanita (Diane Ladd) untuk menyelediki suaminya, Hollis Mulwray (Darrell Zwerling) yang merupakan pimpinan dari departemen Water and power di Los Angeles. Dalam penyelidikannya, Gittes berhasil mendapatkan foto yang memperlihatkan Mulwray sedang bermesraan dengan seorang wanita muda yang dicurigai sebagai selingkuhannya. Keesokan harinya setelah foto itu dimuat di halaman depan surat kabar, Gittes didatangi oleh Evelyn Cross (Faye Dunaway) yang ternyata adalah istri sebenarnya dari Hollis Mulwray.
Menyadari bahwa dirinya telah ditipu, Gittes kembali melakukan penyelidikan dan dikejutkan oleh ditemukannya mayat Hollis Mulwray yang dia curigai telah tewas dibunuh dan bukan bunuh diri atau tenggelam karena kecelakaan.. Penyelidikan Gittes menjadi makin dalam dan mengarah kepada hal-hal yang tidak dia duga sekaligus berbahaya. Sinopsis saya diatas jelas tidak mampu menggambarkan bagaimana rumitnya dan mengasyikkannya sekaligus luar biasanya film arahan sutradara Roman Polanski ini.
Menyadari bahwa dirinya telah ditipu, Gittes kembali melakukan penyelidikan dan dikejutkan oleh ditemukannya mayat Hollis Mulwray yang dia curigai telah tewas dibunuh dan bukan bunuh diri atau tenggelam karena kecelakaan.. Penyelidikan Gittes menjadi makin dalam dan mengarah kepada hal-hal yang tidak dia duga sekaligus berbahaya. Sinopsis saya diatas jelas tidak mampu menggambarkan bagaimana rumitnya dan mengasyikkannya sekaligus luar biasanya film arahan sutradara Roman Polanski ini.
THE TWILIGHT SAGA: BREAKING DAWN PART 1 (2011)
Akhirnya babak akhir dari Twilight Saga dimulai. Kisah keempat ini dibagi menjadi 2 bagian layaknya seri terakhir Harry potter. Bagi yang sudah membaca bukunya termasuk saya pasti setuju bahwa keputusan tersebut mengandung keuntungan dan resiko yang sama besar. Keuntungannya jelas karena buku keempat tersebut adalah yang paling tebal jadi jika hanya dibuat film berdurasi 2 jam sekalipun akan menimbulkan banyak lubang dan ketidakpuasan. Tetapi langkah tersebut juga berisiko. Ingat bagian pertama dari Deathly Hallows yang terasa agak anti-klimaks? Film ini juga bisa seperti itu bahkan resikonya lebih besar karena bagian pertama buku lebih diisi oleh drama dan pernikahan serta honyemoon Edward dan Bella. Sedangkan sudah bukan rahasia lagi bahwa salah satu kelemahan terbesar saga ini adalah drama-nya yang cheesy dan membosankan. Hal itulah yang membuat saya untuk pertama kalinya memasang ekspektasi rendah dalam menonton saga ini.
Film dibuka dengan adegan yang langsung membuat penonton wanita berteriak kegirangan saat Jacob berlari dengan marah dibawah hujan dan tidak lupa membuka baju sebelum menjadi serigala dan menghilang kedalam hutan. Kemarahannya disebabkan karena dia baru saja menerima undangan pernikahan Edward dan Bella. Setelah melewati masa pra-pernikahan yang membuat cemas khususnya pada Bella, akhirnya pernikahan keduanya berlangsung juga. Meskipun pada malam pernikahan tersebut sempat terjadi sedikit konflik dengan Jacob, akhirnya pesta tersebut berjalan lancar. Mereka berdua akhirnya pergi berbulan madu di "Pulau Esme" yang merupakan hadiah dari Carlisle kepada Esme. Disana mereka menjalani hari-hari romantis berdua dan hubungan seks yang lumayan liar dan "berantakan". Sampai tiba-tiba Bella mendapati dirinya tengah mengandung dan janin itu tumbuh dengan sangat cepat hingga mengancam nyawa Bella. Konflik juga datang dari kubu Werewolf pimpinan Sam yang menganggap bayi itu berbahaya dan berniat membunuh bayi itu yang artinya juga membunuh Bella!
CONTAGION (2011)
Rasyidharry
November 19, 2011
Drama
,
Gwyneth Paltrow
,
John Hawkes
,
Jude Law
,
Kate Winslet
,
Laurence Fishburne
,
Lumayan
,
Marion Cotillard
,
Matt Damon
,
REVIEW
,
Scott Z. Burns
,
Steven Soderbergh
,
Thriller
Tidak ada komentar
Steven Soderbergh kembali menampilkan banyak bintang besar dalam film filmnya setelah dulu membentuk super team dalam trilogi Ocean. Kali ini malah lebih luar biasa lagi karena yang muncul adalah bintang-bintang kelas Oscar macam Matt Damon, Marion Cotillard, Gwyneth Paltrow dan Kate Winslet. Ada juga nama Jude Law, Laurence Fisburne, sampai John Hawkes. "Contagion" menceritakan mengenai penyebaran sebuah virus tak dikenal yang mencakup seluruh dunia dan menyebabkan kematian puluhan juta jiwa hanya dalam waktu singkat. Awal penyebaran virus ini bermula dari jatuh sakitnya Beth (Gwyneth Paltrow) yang baru saja pulang dari urusan bisnis di Chicago.
Beth yang awalnya mengira hanya terkena flu tiba-tiba saja mengalami kejang-kejang saat berada dirumah bersama suaminya, Mitch (Matt Damon). Beth yang dibawa kerumah sakit nyawanya tak tertolong. Bahkan putera mereka juga akhirnya meninggal disaat Mitch baru kembali dari rumah sakit. Virus itu mulai menyebar dengan amat cepat ke seluruh dunia dan mulai banyak menimbulkan kasus yang berujung kematian. Dr. Cheever (Laurence Fishburne) mendapat tugas meneliti wabah ini dan memutuskan mengirim Dr. Erin Mears (Kate Winslet) untuk meneliti dan mencari tahu dari siapakah asal mula wabah ini. Dr. Leonora (Marion Cotillard) dari WHO juga turut menyelidiki virus ini di Hong Kong, tempat Beth singgah transit saat pulang. Di lain pihak, Alan (Jude Law) yang merupakan seorang blogger menulis banyak posting kontroversial mengenai wabah itu dan menuduh adanya konspirasi dari berbagai pihak untuk menyembunyikan vaksin.
"Contagion" sama sekali bukanlah film yang mencoba menyuguhkan efek penyebaran virus secara berlebihan dan menggambarkan post-apocalyptic. Daripada itu, film ini tampil layaknya sebuah film tentang kesehatan. Kita akan disuguhi berbagai macam fakta kesehatan dan istilah-istilah didalamnya. Tapi jangan salah, pembabaran dari Soderbergh tidak akan membuat kita pusing dan bosan, tapi justru akan mengangguk-anggukan kepala setelah menemui berbagai pengetahuan baru dari film ini.
Saya angkat jempol untuk naskah yang ditulis Scott Z. Burns ini yang dengan begitu baik mampu merangkum drama dari tiap-tiap karakter yang diteror oleh virus dengan berbagai pengetahuan-pengetahuan ilmu kesehatan. Bermacam isu sosial politik juga tidak lupa diangkat, seperti bagaimana respon pemerintah dalam menanggapi penyebaran virus, kisah mengenai konspirasi bahwa orang dalam dan orang terdekat merekalah yang mendapat pertolongan terlebih dahulu bila terjadi wabah dan semacamnya, sampai mengenai isu dan berita-berita yang heboh namun kadang tidak pasti dari internet. Semua itu ada dalam dunia nyata sehingga membuat film ini lebih realistis.
Tapi cara film ini bercerita memang agak kurang bersahabat bagi penonton yang mencari film mengenai wabah penyakit mengerikan dan mengutamakan ketegangan daripada drama. Saya sendiri merasa film ini agak kurang dalam menyajikan ketegangannya. Selain itu beberapa karakter porsinya agak kurang, dan sayangnya Marion Cotillard yang notabene aktris favorit saya justru mendapat peran yang bisa dibilang kurang penting. Untungnya tiap kemunculannya dia selalu bisa membuat saya terpaku karena seperti biasa dia tampil cantik dan anggun. Akting para pemain lain juga bagus khususnya pada Kate Winslet dan Jude Law dimana mereka berdua juga punya karakterisasi yang menarik khususnya Jude Law.
Secara keseluruhan "Contagion" adalah sebuah film yang menarik dalam pemaparannya dan banyak memberikan pengetahuan baru pada penonton meskipun agak kurang dalam membangun keteganga. Steven Soderbergh juga kembali berhasil menyatukan berbagai bintang besar dengan cukup baik tanpa ketimpangan yang berarti. Sebuah film tentang penyebaran wabah yang memang ditampilkan secara cerdas tapi jika urusan ketegangan sayangnya tidak begitu. Tapi film ini tetap memberikan efek bagi penontonnya yang mungkin akan berpikir dua kali untuk menyentuh wajahnya, bahkan untuk sekedar batuk saat menonton film ini dalam bioskop.
SIN CITY (2005)
Rasyidharry
November 19, 2011
Bagus
,
Benicio del Toro
,
Brittany Murphy
,
Bruce Willis
,
Carla Gugino
,
Clive Owen
,
Crime
,
Elijah Wood
,
Jaime King
,
Jessica Alba
,
Mickey Rourke
,
Nick Stahl
,
REVIEW
,
Robert Rodriguez
,
Rosario Dawson
,
Rutger Hauer
Tidak ada komentar
Kisah kriminalitas yang terjadi di Basin City atau dikenal sebagai Sin City ini diluar dugaan sangat menyenangkan untuk ditonton. Film ini diadaptasi dari 3 komik karya Frank Miller yang disini juga menjadi sutradara bersama Robert Rodriguez, yaitu "That Yellow Bastard", "The Hard Goodbye" dan "The Big Fat Kill". Disini juga kita akan diperlihatkan begitu banyak bintang yang menjadi ensemble cast yang akan sangat panjang bila disebutkan, mulai dari Bruce Willis, Mickey Rourke, Carla Gugino, Clive Owen, Elijah Wood, Rutger Hauer, Benicio del Toro, Rosario Dawson, Brittany Murphy sampai si seksi Jessica Alba yang namanya melambung setelah bermain disini.
Adaptasi dari 3 komik tersebut juga dalam film ini diceritakan secara terpisah, hanyas aja setting tempatnya tetap di Sin City. Selain itu karakter dari ketiga cerita tersebut juga beberapa saling berhubungan walaupun ada yang terbatas sebagai cameo saja. Dalam "That Yellow Bastard" ada detektif veteran John Hartigan (Bruce Willis) yang berusaha untuk menghentikan seorang pembunuh sekaligus pemerkosa anak-anak bernama Roark Junior (Nick Stahl) yang saat itu menyandera bocah 11 tahun bernama Nancy Callahan. Tapi ada beberapa hal yang membuat usahanya tidak mudah mulai dari penyakit jantung yang dia miliki sampai fakta bahwa Roark adalah putera dari Senator Roark yang membuat penangkapan terhadap dirinya tidak mudah karena Sin City jelas tidak memihak pada keadilan melainkan pada orang kuat seperti Senator Roark.
Dalam "The Hard Goodbye ada Marv (Mickey Rourke) yang beringas dan bermuka menakutkan. Dia barus aja melewati malam yang indah bersama wanita pirang bernama Goldie (Jaime King) yang tragisnya telah tewas disaat Marv terbangun. hal itu membuat Marv dikuasai dendam dan mulai menyelidiki siapa pembunuh Goldie dengan cara apapun dan sekejam apapun. Yang ketiga adalah "The Big Fat Kill" yang mengisahkan perjuangan Dwight (Clive Owen) membantu sekelompok pelacur di Old Town dimana wanita menguasai daerah tersebut sampai mereka membunuh seorang anggota polisi bernama Jackie Boy (Benicio del Toro) dimana hal itu berpotensi menimbulkan perang antara mereka melawan pihak kepolisian dan mobster.
Awalnya saya agak kesulitan menikmati "Sin City" karena caranya bercerita yang lebih mengandalkan narasi daripada dialog. Tapi setelah beberapa menit saya mulai terbiasa dan "Sin City" berubah jadi tontonan yang menyenangkan sekaligus menyenangkan. Menyenangkan karena film ini penuh dengan grafik yang unik. Jangan bayangkan teknik CGI kelas wahid, karena film ini dibuat seperti menghidupkan komik karya Frank Miller ke layar lebar secara total baik itu setting lokasi sampai penggambaran karakternya muncul dengan pewarnaan yang unik dan fresh. Karakterisasi tiap tokohnya juga menarik walaupun saya tetap paling suka dengan Marv yang dimainkan begitu baik oleh Mickey Rourke. Saya bilang mencengangkan karena diluar dugaan film ini banyak menampilkan adegan sadis secara lumayan frontal, dan itu adalah kejutan yang menyenangkan bagi saya. "Machete" yang dibuat Rodriguez terasa lembut dibandingkan dengan film ini.
Tidak saja dari visualnya, kisahnya juga sangat brutal. Ketidakadilan dan kerasnya Basin City benar-benar ditampilkan total disini membuat Gotham City yang penuh kejahatan saja terasa lembut. Karena dalam Basin City tidak ada sosok pembela kebenaran atau setidaknya polisi yang bisa menenangkan rakyatnya. Semuanya diisi kebrutalan, yang kuat menang dan yang lemah berakhir tragis. Tidak ada hukum, benar-benar kota yang penuh dosa. Saya tidak akan mengkritisi tentang rendahnya sisi humanisme film ini akibat terlalu sadis, karena saya tetap sangat terhibur dengan segala kebrutalan yang ada. Adegan aksi yang non-stop, grafik luar biasa nan unik, kebrutalan dimana-mana, karakter yang unuk juga. Saya sangat menunggu sekuelnya, ayo Robert Rodriguez!
FOLLOWING (1998)
Ini dia film yang jadi debut dari seorang Chrsitopher Nolan. Dengan bujet hanya sekitar $6,000, durasi 69 menit, aktor yang tidak terkenal dan dibuat dengan pewarnaan hitam putih film ini boleh saja tampil minimalis dan murah tapi hasilnya tentu jauh dari murahan. Ya, karena ini film dari Nolan yang dia tulis sendiri dan dia pula yang menjadi sinematografer. Dari film ini saja sudah sangat terlihat berbagai ciri khas Nolan yang akan dijumpai dalam film-film berikutnya yang dia buat. Mulai dari plot non-linear yang melompat-lompat, twist ending cerdas yang tidak terduga, sampai adegan pembuka yang nantinya akan berhubungan dengan ending film tersebut.
Bill adalah seorang pria yang berambisi menjadi seorang penulis. Tapi dikarenakan dia buntu dalam ide, dia memilih mencari inspirasi dengan cara berjalan-jalan dikota lalu memilih orang secara acak untuk kemudian dia ikuti kemana orang tersebut pergi dan apa yang mereka lakukan. Sampai suatu saat dia mengikuti seorang pria yang membawa sebuah tas hitam. Ternyata pria itu sadar bahwa Bill mengikutinya. Pria itu bernama Cobb dan merupakan seorang pencuri (mirip dengan Cobb yang diperankan Di Caprio di Inception bukan?) Setelah itu Cobb justru mengajak Bill menjalankan aksi membobol rumah orang. Hal yang awalnya terasa aneh dia lakukan tetapi lama kelamaan Bill justru menikmati aksi yang mereka lakukan tersebut tanpa tahu bahwa aksinya tersebut akan menggiringnya kedalam sebuah aksi kejahatan yang akan membahayakan dirinya sendiri.
Bill adalah seorang pria yang berambisi menjadi seorang penulis. Tapi dikarenakan dia buntu dalam ide, dia memilih mencari inspirasi dengan cara berjalan-jalan dikota lalu memilih orang secara acak untuk kemudian dia ikuti kemana orang tersebut pergi dan apa yang mereka lakukan. Sampai suatu saat dia mengikuti seorang pria yang membawa sebuah tas hitam. Ternyata pria itu sadar bahwa Bill mengikutinya. Pria itu bernama Cobb dan merupakan seorang pencuri (mirip dengan Cobb yang diperankan Di Caprio di Inception bukan?) Setelah itu Cobb justru mengajak Bill menjalankan aksi membobol rumah orang. Hal yang awalnya terasa aneh dia lakukan tetapi lama kelamaan Bill justru menikmati aksi yang mereka lakukan tersebut tanpa tahu bahwa aksinya tersebut akan menggiringnya kedalam sebuah aksi kejahatan yang akan membahayakan dirinya sendiri.
THE LIVES OF OTHERS (2006)
Florian Henckel von Donnersmarck sempat "mengkhianati" harapan saya tahun lalu. Harapan untuk melihat salah satu aktor favorit saya, Johnny Depp bermain dalam film yang punya kualitas bagus disaat dia tidak sedang memerankan karakter aneh. Ya, "The Tourist" garapannya memang cukup mengecewakan padahal selain ada Johnny Depp disana juga ada Angelina Jolie. Saya sendiri menggantungkan harapan tinggi pada film tersebut setelah melihat fakta bahwa sang sutradara sebelum menggarap remake "Anthony Zimmer" tersebut telah sukses menggarap sebuah film yang memenangkan Oscar untuk kategori "Best Foreign Language Film". "The Lives of Others" yang punya judul asli (Jerman) "Das Leben der Adneren" ini memang menuai kesuksesan besar dan melambungkan nama sang sutradara.
Jika biasanya film asal Jerman bercerita tentang Nazi dan Hitler, Florian Henckel von Donnersmarck lebih memilih membuat film yang menyoroti tentang Jerman Timur pada 4-5 tahun sebelum tembok Berlin runtuh. Saat itu disana Stalin yang merupakan kepolisian rahasia di Jerman Timur boleh dibilang sedang menancapkan rezimnya. Saat itu juga yang namanya sadap menyadap jamak dilakukan oleh stalin pada orang-orang yang dianggap dan dicurigai sebagai pemberontak. Gerd Wiesler (Ulrich Muhe) adalah salah satu anggota stalin yang dianggap paling hebat dalam urusan menginterogasi dan misi mata-mata. Dia benar-benar menguasai segala teknik dalam hal-hal itu. Suatu hari dia mendapat misi untuk memata-matai Georg Dreyman (Sebastian Koch) yang merupakan seorang penulis naskah drama teater. Misi yang mempunyai kode "Lazlo" itu dijalankan dengan cara memasang berbagai alat penyadap didalam rumah Georg.
Jika biasanya film asal Jerman bercerita tentang Nazi dan Hitler, Florian Henckel von Donnersmarck lebih memilih membuat film yang menyoroti tentang Jerman Timur pada 4-5 tahun sebelum tembok Berlin runtuh. Saat itu disana Stalin yang merupakan kepolisian rahasia di Jerman Timur boleh dibilang sedang menancapkan rezimnya. Saat itu juga yang namanya sadap menyadap jamak dilakukan oleh stalin pada orang-orang yang dianggap dan dicurigai sebagai pemberontak. Gerd Wiesler (Ulrich Muhe) adalah salah satu anggota stalin yang dianggap paling hebat dalam urusan menginterogasi dan misi mata-mata. Dia benar-benar menguasai segala teknik dalam hal-hal itu. Suatu hari dia mendapat misi untuk memata-matai Georg Dreyman (Sebastian Koch) yang merupakan seorang penulis naskah drama teater. Misi yang mempunyai kode "Lazlo" itu dijalankan dengan cara memasang berbagai alat penyadap didalam rumah Georg.
BEGOTTEN (1991)
Dibuka dengan adegan seorang pria memakai jubah putih dan mukanya memakai semacam topeng duduk disebuah kursi. Pria yang disebut sebagai "God" tersebut duduk sambil badannya terlihat kejang-kejang dan tangan kanannya memegang sebuah pisau cukur yang lalu dia gunakan untuk menyayati perutanya sendiri untuk kemudian mengeluarkan isi perutnya satu persatu. Setelah "God" mati dengan kondisi berlumuran darah, tiba-tiba dari balik jubahnya muncul seorang wanita yang disebut "Mother Earth". Wanita itu lalu bangkit dan melakukan hand job kepada kemaluan dari "God" lalu menggosokkan sperma yang keluar di perutnya kearah kemaluannya sendiri seolah sedang mencoba menghamili dirinya sendiri. Pada akhirnya memang "Mother Earth" hamil dan melahirkan seorang anak yang sudah dewasa yang disebut "The Son of Earth".
Anak yang sudah dewasa itu terlihat dalam kondisi kesakitan, menderita dan kejang-kejang dan kondisi tubuhnya juga memprihatinkan. Sampai akhirnya "The Son of Earth" dibawa pergi oleh sekumpulan orang berjubah hitam yang mukanya tidak terlihat dan mulai disiksa secara brutal. Kurang lebih begitulah sinopsis bagi film yang disutradarai, diproduseri dan naskahnya ditulis oleh E. Elias Merhige ini. Jika asing dengan namanya, Elias adalah sutradara dari film Shadow of the Vampire (2000) yang dibintangi John Malkovich dan Willem Dafoe. Dia juga menyutradarai Suspect Zero (2004) yang dibintangi Aaron Eckhart, Ben Kignsley dan Carrie-Anne Moss. Begotten ini adalah sebuah film eksperimental yang membuat Elias Merhige cukup punya nama dalam dunia industri film.
Kenapa disebut eksperimental? Karena segala yang dia tampilkan di film ini jelas adalah sebuah eksperimen dan sama sekali tidak mengambil jalur aman. Film ini adalah film bisu, dan hitam putih walaupun dirilis pada 1991. Pewarnaan film ini juga murni hitam dan putih dan tidak ada warna abu-abu seperti film hitam putih lain yang dibuat di jaman modern atau jaman 30 sampai 40an. Melihat film ini mungkin nuansanya seperti film yang dibuat pada tahun 1910-1920an. Bahkan film ini juga adalah film bisu yang tidak mempunyai dialog. Bahkan filmini tidak punya baris teks yang ditampilkan setelah adegan yang biasanya dipakai oleh film bisu. Jadi Begotten murni hanya menggunakan tata visual dan gambar adegan serta akting pemainnya untuk menuturkan kisah yang ada.
Cerita yang ditulis oleh Elias Mehirge ini juga cukup sulit dimengerti bahkan andaikan film ini dibuat dalam bentuk film berwarna yang mempunyai dialog sekalipun kita masih akan dibuat berpikir cukup keras untuk memahami semua maksud dari adegan yang ada. Elias Mehirge memang menyuguhkan cerita dalam filmnya ini dengan cara yang surealis. Saya sendiri jika tidak curi-curi melihat wikipedia setelah selesai menonton mungkin tidak akan paham dengan apa yang coba dia sampaikan. Berbagai macam simbol metafora menghiasi sepanjang film ini membuat saya makin susah memahami apa yang terjadi. Tidak hanya itu, mayoritas adegan yang ada juga bisa dibilang cukup disturbing dan menjijikkan seperti penyiksaan, pemerkosaan secara brutal dan organ-organ tubuh yang keluar lewat mulut dan sebagainya. Jangan kira karena film ini hitam putih adegan tersebut jadi tidak terlihat menijikkan, karena justru imajinasi kita yang akan melayang sehingga adegan itu makin terngiang jelas di pikiran kita.
Tapi jika kita mengerti apa maksud dari cerita film ini, maka Begotten tidak hanya menjadi sebuah film yang memusingkan dan menjijikkan sekaligus membingungkan tapi justru menjadi sebuah film yang bagus dan berhasil dalam eksperimennya. Sedikit penjelasan, film ini secara garis besar menceritakan mengenai awal mula dunia dan diilhami oleh near-death experience yang pernah dialami oleh sang sutradara. Jika menilik adegan pembuka,mungkin itu adalah adegan yang bisa dibilang tidak terlalu sulit dimengerti oleh orang yang memahami kisah dalam Kristen ataupun mitologi-mitologi lainnya. Seorang wanita hamil oleh "God" tentu mirip dengan kisah Maria dalam Kristen ataupun Isis dalam mitologi Mesir yang dihamili oleh Osiris yang saat itu telah tewas. Untuk akhir film juga saya cukup mengerti maknanya hanya saja akan jadi spoiler bila diceritakan disini. Sedangkan yang saya masih agak bingung adalah bagian pertengahannya disaat "Mother Earth" dan "The Son of Earth" disiksa bersama-sama.
Mungkin film eksperimental ini akan tidak mudah untuk ditonton, tapi percayalah akan membuat kita fokus dan terpaku pada layar untuk mencoba mengungkap maksud dari adegan yang ada. Pemilihan penggunaan hitam putih adalah hal yang tepat karena jika menggunakan warna mungkin perasaan saya dan penonton lain setelah melihat film ini menjadi berbeda dan tidak fokus pada cerita yang disampaikan tapi lebih pada segala kesadisan yang ada. Banyak yang menyandingkan film ini dengan Eraserhead karya David Lynch tapi bagi saya debut Lynch itu lebih "ramah" dan nyaman ditonton karena Begotten jauh lebih eksperimental dan menyuguhkan pengalaman menonton yang "menyenangkan"
JAWS (1975)
Steven Spielberg mungkin bukan sutradara favorit saya, tapi harus diakui bahwa dia adalah sutradara paling revolusioner di Hollywood. Beberapa kali dia membuat sebuah gebrakan dalam filmnya. Tapi 36 tahun sebelum dia membuat film animasi performance capture lewat Tintin, 18 tahun sebelum dia menghidupkan para dinosaurus di "Jurassic Park", 7 tahun sebelum E.T. datang ke Bumi, dan 6 tahun sebelum Indiana Jones memulai petualangannya, Speilberg yang baru berusia 29 tahun sukses membuat gebrakan dengan menghidupkan great white shark dalam sebuah creature movie paling legendaris dan paling menegangkan sekaligus sebuah film yang mengawali tradisi film musim panas atau summer movies di Hollywood.
Cerita dalam film ini jika ditengok sekarang sebenarnya biasa karena sudah banyak dipakai dalam film tentang teror ikan ganas entah itu hiu atau piranha. Amity Island adalah sebuah pulau yang tenang dan damai. Tapi setiap musim panas tempat itu berubah menjadi pusat berlibur bagi para wisatawan karena memiliki pantai sebagai resort pariwisata. Tapi musim panas yang menguntungkan uang bagi tempat itu kali ini terancam setelah beberapa hari sebelum 4 Juli yang akan mendatangkan banyak wisatawan tempat itu dikejutkan oleh ditemukannya mayat seorang wanita yang diduga mati akibat serangan hiu.
Cerita dalam film ini jika ditengok sekarang sebenarnya biasa karena sudah banyak dipakai dalam film tentang teror ikan ganas entah itu hiu atau piranha. Amity Island adalah sebuah pulau yang tenang dan damai. Tapi setiap musim panas tempat itu berubah menjadi pusat berlibur bagi para wisatawan karena memiliki pantai sebagai resort pariwisata. Tapi musim panas yang menguntungkan uang bagi tempat itu kali ini terancam setelah beberapa hari sebelum 4 Juli yang akan mendatangkan banyak wisatawan tempat itu dikejutkan oleh ditemukannya mayat seorang wanita yang diduga mati akibat serangan hiu.
THE BORROWER ARRIETTY (2011)
Rasyidharry
November 11, 2011
Animated
,
Anime
,
Fantasy
,
Japanese Movie
,
REVIEW
,
Sangat Bagus
2 komentar
Karya dari Studio Ghibli ini bisa dibilang adalah usaha studio animasi legendaris ini untuk mencoba perlahan melakukan regenerasi dalam posisi sutradara yang sebelumnya identik dengan Hayao Miyazaki. Memang ini bukan usaha pertama, tapi nampaknya semenjak film ini Miyazaki benar-benar bertekad untuk menyerahkan tongkat estafet sepenuhnya terhadap para penerusnya. Dalam film yang disutradarai oleh Hiromasa Yonebayashi (animator film Ponyo) ini, Miyazaki berperan sebagai penulis naskah dari film yang diadaptasi dari novel berjudul "The Borrower" ini. Saya sebenarnya agak bingung dalam memberi judul posting kali ini. Judul asli film ini adalah "Kari-gurashi no Arietti" atau "The Borrower Arrietty". Tapi di US dimana film ini baru rilis tahun depan film ini diberi judul "The Secret World of Arrietty". Akhirnya saya memilih judul yang saat ini paling dikenal yaitu "The Borrower Arrietty".
Seperti judulnya, film ini berkisah tentang seorang gadis bernama Arrietty. Sebenarnya tidak tepat juga menyebut dia sebagai gadis karena Arrietty bukanlah manusia tetapi termasuk "borrower". Borrower sendiri adalah makhluk berukuran sangat kecil (seperti liliput) yang tinggal berdampingan tetapi bersembunyi dari manusia. Seperti sebutannya, mereka mendapatkan berbagai kebutuhannya dengan "meminjam" barang milik manusia yang apabila barang tersebut diambil manusia tidak mengetahui jika ada yang hilang seperti sebutir gula batu atau sebuah jarum. Arrietty dan keluarganya yang tinggal dibawah rumah manusia merupakan sisa dari kaum borrower yang kini populasinya hampir punah.
Seperti judulnya, film ini berkisah tentang seorang gadis bernama Arrietty. Sebenarnya tidak tepat juga menyebut dia sebagai gadis karena Arrietty bukanlah manusia tetapi termasuk "borrower". Borrower sendiri adalah makhluk berukuran sangat kecil (seperti liliput) yang tinggal berdampingan tetapi bersembunyi dari manusia. Seperti sebutannya, mereka mendapatkan berbagai kebutuhannya dengan "meminjam" barang milik manusia yang apabila barang tersebut diambil manusia tidak mengetahui jika ada yang hilang seperti sebutir gula batu atau sebuah jarum. Arrietty dan keluarganya yang tinggal dibawah rumah manusia merupakan sisa dari kaum borrower yang kini populasinya hampir punah.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
8 komentar :
Comment Page:Posting Komentar